Rabu, 22 April 2020

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO PRAMBANAN



KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO PRAMBANAN
Oleh :
Estu Ertiyaningrum
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting pada kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan Klaten Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan menggunting merupakan salah satu ajang melatih motorik halus anak selain menulis, menempel, meronce, dan lain-lain. Menggunting, adalah mengkoordinasikan gerakan tangan kanan yang memegang gunting dan kiri memegang objek yang di gunting.
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek penelitian nya semua siswa kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan yang  berjumlah 25 anak terdiri dari siswa perempuan 14 anak, siswa laki-laki 11 anak. Objek penelitian yaitu keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting. Data diperoleh dengan observasi dan portofolio hasil karya anak. Data dianalisis menggunakan data deskriptif kualitatif dan data kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan motorik halus anak sebesar  51 % pada siklus 1 menjadi 93 % pada siklus 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa  keterampilan  motorik halus anak dapat ditingkatkan dengan kegiatan menggunting.
I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
 Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang mencakup dalam program pendidikan di taman pendidikan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan pra sekolah baik swasta maupun negri,TK dan SD (Siti Aisyiyah dkk,2014;1,3). Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki karakterisik yang khas yaitu memiliki rasa ingin tahu yang besar, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar,menunjukkan sikap egosentris, rentang konsentrasi yang pendek. ( Hartati,2005).
Pada masa anak usia dini pertumbuhan dan perkembangan pada anak berlangsung sangat cepat. Banyak ahli mengatakan bahwa perkembangan kemampuan motorik anak berhubungan dengan perkembangan kemampuan anak yang lainnya seperti perkembangan kognitif dan sosial emosional anak. Oleh sebab itu guru perlu mengembangkan kemampuan motorik anak tersebut agar dapat tumbuh dengan baik. Perkembangan fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti pola dan urutan tertentu yang dapat di perkirakan. (Udin S, Winataputra,dkk,2012). Dengan demikian perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan dimana pengalaman belajar dan ketercapaian tugas perkembangan pada suatu periode akan mendasari perkembangan berikut nya.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan di Kelompok B TK ABA Tlogo ditemukan beberapa masalah yaitu :
1.      Dalam kegiatan menggambar, hasil karya anak belum sesuai dengan harapan sebagian anak kurang tertarik dengan penjelasan guru.
2.       Dalam kegiatan melipat, hasil karya lipatan anak belum benar.
3.      Sebagian besar anak tidak dapat menggunting gambar berpola dengan rapi.
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi dapat disimpulkan bahwa ketrampilan motorik halus anak masih kurang berkembang. Hal ni dikarenanakan kekuatan tangan anak belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan motorik halus anak. Dalam penelitian ini kegiatan menggunting dijadikan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Terindentifikasi dengan beberapa kondisi berikut. Pertama, pada saat kegiatan menggunting gambar berpola dari 25 anak dalam satu kelas hanya 2-4 anak atau hanya 8% - 16% dari keseluruhan anak yang dapat menggunting dengan bentuk yang jelas, sisanya hanya berupa potongan kertas tak berbentuk, pola bentuk lingkaran dan garis-garis yang tak seperti harapan. Kedua, hanya 8% - 16% anak yang tertarik dengan kegiatan menggunting, yang lainnya lebih tertarik untuk bermain puzzle atau balok. Ketiga, sebanyak 75% anak Kelompok B masih kaku dalam memegang gunting dan menggerakkan jari-jemarinya dalam kegiatan menggunting.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diamati bahwa keterampilan motorik halus anak pada kegiatan menggunting masih kurang. Faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan itu terjadi dikarenakan kelas yang dilakukan peneliti adalah kelas B Baru yang artinya anak di kelas ini tidak melewati kelas A tetapi usia sudah mencapai 5-6 Tahun., menjadi kurang stimulasi serta ketidaktahuan anak tentang cara menggunting yang baik dan benar.
Diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak dalam menggunting. Perbaikan tersebut dapat berupa pengelolaan kelas yang baik, penggunaan media yang menarik serta penjelasan tentang cara-cara menggunting yang benar, jelas dan runtut, diharapkan dengan perbaikan tersebut keterampilan anak dapat meningkat dan berkembang secara optimal.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di lakukan penelitian dengan mengangkat judul ‘ Meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting gambar berpola pada kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan. Dengan harapan mampu memberikan konstribusi yang baik bagi siswa, guru, sekolah dan orang tua dalam meningkatkan motorik halus anak.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah dapat dirumuskan yaitu :
Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting gambar berpola pada Kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan ?
C.    Tujuan Perbaikan
Tujuan penelitian perbaikan ini secara umum adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting gambar berpola pada Kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan.
D.    Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang baik bagi siswa, guru, sekolah dan orang tua.
1.      Bagi anak TK
a.       Agar mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak khususnya dalam kegiatan menggunting gambar berpola.
b.      Melatih konsentrasi dan kesabaran
c.       Melatih koordinasi antara mata dengan tangan
d.      Meningkatkan daya kreatifitas, imajinasi serta wawasan anak.
e.       Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar anak.
2.      Bagi Guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri guru serta daya kreatifitas guru dalam merancang dan memilih media pembelajaran yang sesuai dengan minat anak sehingga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dalam kegiatan menggunting gambar berpola.
3.      Bagi Sekolah
Agar dapat menjadi referensi dalam memilih dan menyediakan sarana prasarana yang tepat bagi setiap pembelajaran di sekolah.
4.   Bagi Orang Tua
Dapat menambah wawasan dan cara memotivasi anak dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak, khususnya dalam kegiatan menggunting dengan menyediakan media yang menarik serta sarana dan prasarana yang bervariasi.
II.    KAJIAN PUSTAKA
A.    Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana melalui tindakan pembelajaran yang di lakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Mills, Geoffrey E,2000; Schmuck, Richaerd A,1997). Adapun  karakteristik dari PTK adalah sebagai berikut: a) An inquiry of practice from within ( berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya), b) Self-reflective inquiry ( metode utama adalah refleksi diri bersifat  agak longgar tetapi mengikuti kaidah kaidah penelitian, c) fokus peneltian berupa kegiatan pembelajaran, dan d) tujuan memperaiki pembelajaran itu sendiri. Oleh sebab itu guru dianggap paling tepat melakukan PTK karena guru mempunyai otonomi dalam menilai kinerja serta menerapkan temuan penelitian untuk memperbaiki pembelajaran, dan mengembangkan berbagai kegiatan inovatif. (IGAK Wardhani,Kuswaya Wihardit,2014)
B.     Pengertian Anak Usia Dini
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003). Sedangkan NAEYC (National Association for The Education of Young Children), menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang 0-8 tahun (Siti Aisyiyah dkk,2014;1,3)
Beberapa titik kritis yang perlu di perhatikan pada anak usia dini
( Kartadinata,2003 )
1.      Membutuhkan rasa aman, istirahat dan makanan yang baik
2.      Datang kedunia yang di program untuk meniru
3.      Membutuhkan latihan dan rutinitas
4.      Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban
5.      Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa
6.      Membutuhkan pengalaman langsung
7.      Trial and error menjadi bagian pokok dalam belajar
8.      Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak
9.      Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
10.  Sebagai bagian dari makhluk sosial.
11.  Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak.
C.    Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini
Menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu  membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Berikut ini adalah tingkat pencapaian perkembangan motorik halus pada usia 5-6 tahun menurut Permendiknas No. 58 tahun 2009:
1.      Menggambar sesuai gagasannya.
2.      Meniru bentuk.
3.      Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
4.      Menggunakan alat tulis dengan benar.
5.      Menggunting sesuai dengan pola.
6.      Menempel gambar dengan tepat.
7.      Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.
D.    Fungsi Perkembangan Motorik Halus
Elizabeth B. Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus bagi konsentrasi perkembangan individu yaitu :
1)      Melalui ketrampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya.
2)      Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessnes (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang self confidence (rasa percaya diri).
3)      Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjusment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dan lain-lain.
4)      Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5)      Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kurang konsep diri/kepribadian anak.
Berdasarkan pendapat Elizabet B. Hurlock, maka ketrampilan motorik halus anak sangat penting bagi perkembangan anak. Salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan motorik halus anak di Taman Kanak-kanak yaitu dengan kegiatan menggunting.
E.     Kegiatan Menggunting
a.       Pengertian Menggunting
Menggunting adalah keterampilan yang sering digunakkan anak untuk aktivitas seni,merupakan salah satu ajang melatih motorik halus anak selain menulis, menempel, meronce, dan lain-lain. Menggunting, adalah mengoordinasikan gerakan tangan kanan yang memegang gunting dan kiri memegang objek yang di gunting (Siti Aisyah,dkk,2014)
b.      Tujuan Menggunting
Dalam Hal ini peneliti menginginkan anak bisa mengembangkan kemampuan motorik halus anak salah satunya dengan cara menggunting gambar berpola karena menurut (B.E.F.Montolalu,dkk,2012) menggunting mampu menstimulasi kekuatan tangan untuk pengembangan motorik halus lainnya.
c.       Manfaat Menggunting
1)      Melatih motorik halus anak.
Menggunting merupakan salah satu ajang melatih motorik halus anak selain menulis, menempel, meronce, dan lain-lain.Stimulasi kekuatan dan ketahanan jemari anak. Saat menggunakan gunting, anak memusatkan kekuatan menggerakkan gunting pada 2 buah jarinya.
2)      Melatih koordinasi antara mata dengan tangan.
Saat menggunting, anak belajar mengoordinasikan gerakan tangan kanan yang memegang gunting dan kiri memegang kertasnya, serta mata yang mengikuti gerakan gunting tersebut.
3)      Melatih konsentrasi dan kesabaran.
4)      Melatih percaya diri , raut penuh kepuasan di wajah anak saat berhasil menggunting dari satu sisi ke sisi yang lain sendiri. Hal ini membuatnya percaya diri untuk menggunting banyak kertas lainnya
5)      Kreativitas. Dapat meningkatkan kreativitas anak
d.      Langkah-langkah dalam Menggunting
1)      Guru menyediakan alat dan bahan untuk menggunting sesuai  jumlah murid.
2)      Guru memperlihatkan alat peraga gambar berpola yang akan digunting.
3)      Guru menjelaskan cara menggunting gambar berpola setahap demi setahap.
4)      Guru memeriksa hasil pekerjaan anak-anak menggunting gambar berpola.
5)      Guru membimbing anak yang belum bisa menggunting.
6)      Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pengembangan yang telah dilaksanakan.
7)      Guru memberikan penilaian pada proses selama kegiatan berlangsung dan dari hasil pekerjaan anak.
(B.E.F.Montolalu,dkk,2012;3,20)
III.  PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK PENELITIAN
1.         Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di TK ABA Tlogo yang terletak di Desa Pemukti Baru RT 27 RW 04 Tlogo Prambanan Klaten Jawa Tengah. Di Sekolah ini terdapat  197 siswa yang terbagi menjadi 8 kelas dimana tiap kelas nya terdapat rata rata 25 anak yaitu 1 Kelas kelompok bermain, 3 kelas kelompok A dan 4 kelas kelompok B.
TK ABA Tlogo ini memiliki 2 gedung yang terpisah. Gedung utara terdapat 4 ruang terdiri 2 kelas B dan 1 kantor guru dan 1 kantor TU. Sedangkan di gedung selatan ini berdiri 2 lantai. terdapat 7 ruang yang terdiri dari 2 kelas B dan 3 kelas A serta 1 kelas kelompok bermain.
2.      Waktu pelaksanaannya pada Semester I dengan Siklus I pada tanggal 31-08 Maret  April  2020 dan Siklus II pada tanggal 07-04-2020 Dengan 5 hari per siklus nya. Rentang waktu pelaksanaan penelitian ini dari pukul 07.00-10.00 WIB.
3.      Tema yang digunakan pada Siklus I adalah Lingkunganku dengan subtemanya adalah Rumahku. Pada Siklus II adalah Lingkunganku dengan subtemanya adalah Sekolahku.
4.      Kelompok anak dalam pnelitian ini dilakukan pada Kelompok B dengan jumlah anak sebanyak 25 anak yang terdiri dari 14 anak perempuan dan 11 anak laki-laki.
5.      Karakterisik anak. Khusus kelas yang dilakukan penelitian ini adalah kelas B4 dimana kelas ini memiliki rentang usia 5-6 tahun tetapi tergolong murid baru dikarenakan tidak melewati kelas A.
B.     DESKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS
1.      Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I dan II merupakan proses merencanakan tindakan kelas yang akan di lakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun (TK KELOMPOK B) .
Proses perencanaan ini meliputi hal- hal sebagai berikut :
a.       Menentukan masalah yang hendak di teliti tujuan / sasaran yang ingin dicapai
b.      Menetukan bentuk kegiatan pengembangan yang akan di lakukan
c.       Menentukan tema, sub tema pembelajaran. Pada siklus 1 tema yang di gunakan yaitu tema Lingkungan ku dengan sub tema Rumah ku. Pada skilus II tema yang di gunakan yaitu Lingkungan ku dengan sub tema Sekolah ku.
d.      Membuat rencana kegiatan harian
e.       Mendiskusikan RKH dengan teman sejawat ( penilai )
f.       Menetukan tempat kegiatan yang akan dilakukan
g.      Memperkirakan alokasi waktu, menyesuaikan dengan waktu yang di sediakan
h.      Menyiapkan perangkat pembelajaran atau media pembelajaran yang di gunakan untuk kegiatan anak
i.        Menyiapkan instrument penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung dan sesudah kegiatan untuk mengetahui ketercapaian tujuan / sasaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut
a.      Langkah perbaikan siklus 1
Adapun rencana langkah – langkah perbaikan pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Menggunting gambar berpola segi empat.
2) Menggunting pola segi tiga dan segi empat
3) Menggunting gambar berpola lurus lengkung.
4) Menggunting gambar berpola lurus,  lengkung dan segi empat.
5) Menggunting gambar berpola segi empat dan lingkaran.
b.      Rencana tindakan perbaikan siklus I
Rancangan kegiatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
RKH Ke
Pembukaan
Inti
Penutup
I
Melakukan Tepuk Jari dengan irama
Menggunting gambar berpola segi empat almari
Menyusun balok  mainan di lemari kelas
II
Membuat bentuk segitiga dan segi empat membentuk rumah menggunakan kertas lipat
Menggunting pola segi tiga dan segi empat bentuk rumah sederhana

Menempel pola geometri menjadi bentuk rumah
III
Membuat garis lengkung dan lurus membentuk jendela
Menggunting gambar berpola lurus dan lengkung membentuk jendela rumah”
Membentuk jendela dengan batang lidi
IV
Membuat bunyi dengan kaleng susu berisi kerikil
‘ Rumah ku Indah’
Menggunting gambar berpola lurus lengkung, segi tiga dan segi empat berbentuk rumah tingkat
Menyusun kubus menjadi bentuk rumah tingkat
V
Membentuk lampu taman dengan
plastisin
Menggunting gambar berpola segi empat dan lingkaran, berbentuk lampu taman
Mengecap dengan jari membentuk lampu taman dan bunga
Rancangan Siklus I

c.       Rencana tindakan perbaikan siklus II
Adapun rencana langkah – langkah perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut :
                           1.      Menggunting gambar berpola lurus lengkung segi tiga dan segi empat
                           2.      Menggunting gambar bentuk lurus dan lengkung berantai
                           3.      Menggunting gambar berpola lengkung lurus,lingkaran.
                           4.      Menggunting gambar berpola segi tiga dan segi empat zig zag
                           5.      Menggunting pola berantai, lurus lengkung zig zag dan lingkaran
d.      Rencana tindakan perbaikan siklus II
Rancangan kegiatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Rancangan Siklus II
RKH Ke
Pembukaan
Inti
Penutup
VI
Melambungkan dan menangkap bola kertas
Menggunting gambar berpola lurus lengkung segi tiga dan segi empat ‘ gedung sekolah’
Menyusun guntingan kertas menjadi lingkungan TK
VII
Menebalkan titik titik menjadi gambar pohon
Menggunting gambar bentuk lurus dan lengkung, zig zag membentuk ‘ Pohon’
Menghias pola dengan menambah buah pada pohon
VIII
Senam Jari
Menggunting gambar berpola lengkung lurus, membentuk orang/ murid
Merangkai bentuk geometri menjadi bentuk orang
IX
Memanjat, bergantung berayun di tangga titian
Menggunting gambar berpola segi tiga dan segi empat zig zag berbentuk pagar sekolah
Kolase membentuk batu pagar dengan kedelai hitam
X
Membentuk kepala manusia dengan plastisin
Menggunting pola berantai, lurus lengkung zig zag .Membuat hiasan kaca berbentuk orang berantai berantai
Menempel hiasan kaca berbentuk murid berbantai di jendela kelas

2.      Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Riset Aksi Model John Ellio. Tiap siklus terdii dari empat langkah yaitu : Perencanaan, pelaksanaan pengamatan, refleksi. Adapun skema alur tindakan model John Elliot adalah sebagai berikut (https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/) :
Gambar 1:
Siklus PTK menurut John Elliot

siklus-ptk.jpg

Tabel 3
Keterangan gambar :
Siklus PTK menurut John Ellio :
Siklus 1                                   Siklus 2
·         Plan ( perencanaan )
·         Action ( pelaksanaan )
·         Observe ( pengamatan )
·         Reflect ( Refleksi )
           Resived Plan ( perencanaan )
           Action ( pelaksanaan )
           Observe ( pengamatan )
           Reflect ( Refleksi )




Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing masing siklus terdiri dari 5 hari pembelajaran, 5 RKH, skenario perbaikan dan 5 lembar observasi. Dalam kegiatan pengembangan siklus I dan sikuls II di susun secara rinci yang di mulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan pembelajaran lembar observasi dan lembar refleksi yang di gunakan untuk mengetahui sejauh mana kelebihan dan kelemahan pelaksaan pembelajaran sehingga dapat di perbaiki pada kegiatan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
  Pada tahap pelaksanaan yang pertama kali dilakukan peneliti adalah meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi supervisor 2 dan kepala sekolah untuk menjadi penilai. Pada kesempatan ini yang bersedia menjadi supervisor 2 adalah Dwi Mulyani, S.Pd.AUD. Dan yang menjadi penilai adalah Sri Wahyuningsih M.Pd
Tugas supervisor 2 adalah membimbing, menilai, dan memberi masukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2. Tugas Penilai adalah menilai RKH dan pelaksanaan perbaikan dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2.
Prosedur kegiatan pengembangan  yang utama adalah memberikan penjelasan tentang gunting, mengenal bentuk, cara memegang dan menyuruh anak menggunting gambar berpola yang telah di sediakan guru maupun yang dibuat oleh anak sendiri.
Langkah-langkah pelaksanaan berikutnya adalah melaksanakan kegiatan perbaikan sesuai dengan RKH yang telah disusun serta rencana perbaikan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Rencana perbaikan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan menggunting gambar berpola Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Supervisor 2 ini akan membantu dalam membimbing, memberi masukan dan menilai kinerja peneliti dalam melaksanakan perbaikan. Pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah dirancang sebelumnya. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut terdiri : siklus 1 dan siklus 2 dengan 5 RKH tiap siklus nya dengan  kegiatan awal ± 30 menit kegiatan inti ±60 menit istirahat ±30 menit dan kegiatan penutup ±30 menit. 
Adapun langkah-langkah pengembangan pembelajaran yang dilakukan adalah :
a.    Pengelolaan kelas dan penataan rung:
1)   Mengkondisikan anak dengan mengatur posisi duduk anak- anak sesuai tema
2)   Membuat perkelompokan yang berbeda menurut kegiatan pengembangan
b.   Tahap perbaikan pembelajaran
I.    Kegiatan Awal (± 30 menit)
1)      Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
2)       Nilai agama dan Moral ‘iqro’, Hafalan surat, hafalan asmaul husna.
3)      Kegiatan awal perangsangan motorik halus berupa kegiatan motorik kasar atau halus yang berhubungan dengan jari.
II.      Kegiatan Inti (± 60 menit)
1)      Anak anak mendengarkan penjelasan dari guru tentang gunting, mengenal bentuk, cara memegang gunting dan cara menggunting
2)      Anak- anak mulai melaksanakan kegiatan menggunting seperti yang telah di jelaskan guru
3)      Anak- anak mulai melaksanakan kegiatan menggunting seperti yang telah di jelaskan guru
4)      Anak – anak menempelkan sendiri hasil karya mereka pada buku atau papan portofolio yang telah di sediakan
III.   Kegiatan Penutup (± 30 menit)
Kegiatan pemantapan pengembangan motorik halus atau kegiatan penunjang lainnya.
3.      Tekhnik pengumpulan data
Beberapa alat pengumpulan data yang di hunakan dalam penelitian data ini adalah sebagai berikut (Siti AisyiyahDkk.2014;6.10)
a.       Pengamatan ( observation) : Berisi sejumlah aspek yang di amati guru dengan beberapa kategori penilaian yang dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) sesuai dengan pengamatan langsung.
b.      Wawancara dilakukan untuk mengetahui pikiran ide dari sejumlah anak
c.       Hasil karya berupa kumpulan karya anak berupa hasil kegiatan pengembangan.
d.      Dokumentasi peneliti mendokumentasi dengan kamera HP Android sebagai data pendukung.
Peneliti bersama dengan supervisor 2 dan penilai melaksanakan pengamatan dan penilaian hasil kerja anak dengan menggunakan lembar observasi anak.
Adapun instrument observasi yang digunakan dalam dua siklus adalah
Tabel 4
                                          Contoh format lembar observasi
                                                                             
NO
Nama
Indikator pengembangan
BB
MB
BSH
BSB


Menggunting gambar berpola







































BSB          : Anak Berkembang Sangat Baik
BSH           : Anak Berkembang Sesuai Harapan
MB            : Anak Mulai Berkembang
BB              : Anak Belum Berkembang
4.      Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama supervisor 2 merefleksi kelemahan dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran yaitu dengan cara meninjau kembali apa saja kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran. Hal ini akan digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilakukan setiap hari setelah pembelajaran selesai.
C. TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang digunakan adalah teknik kualitatif-deskriptif dengan menggunakan lembar observasi, serta data kuantitatif melalui portofolio yang dihitung menjadi bentuk prosentase.
Analisis data merupakan upaya merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang benar dan dapat dipercaya. Analisis data dilakukan dengan :
a.       Teknik kualitatif-deskriptif dengan menggunakan lembar observasi.
b.      Data kuantitatif melalui portofolio yang dihitung menjadi bentuk prosentase dengan cara:
Jumlah anak BSB/BSH/MB/BB    X    100 %
Jumlah seluruh anak.
Hasil analisis data tersebut disajikan dalam bentuk uraian  tabel dan grafik. Melalui grafik dan tabel tersebut peneliti akan menafsirkan atau menginterpretasikan data itu agar lebih mudah dipahami dan menjadi bermakna. Indikator keberhasilan apabila prosentase anak yang berhasil mencapai ± 80 % dari keseluruhan siswa. (IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit,2014)
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Kondisi awal yang hanya sebesar 16% dari keseluruhan anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan anak yang mampu menggunting sangat baik. Pada siklus 1 menjadi sebesar 51 % anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan mampu menggunting dengan sangat baik. Hal ini masih belum sesuai dengan yang di harapkan dikarenakan masih ada sekitar 30% anak yang masih belum berkembang Oleh karena itu kegiatan perbaikan ini perlu dilanjutkan ke siklus II. kemudian diakukan pada siklus ke II dengan hasil yang meningkat signifikan menjadi sebesar 93% dari jumlah anak yang mampu menggunting dengan sangat baik dan sesuai harapan.
1.      Deskripsi hasil siklus I
a.      Perencanaan
Adapun langkah-langkah rencana perbaikannya sebagai berikut :
1)      Guru menyiapkan media berupa gambar berpola
2)      Guru menyiapkan peralatan untuk menggunting
3)      Guru menjelaskan cara menggunting objek tersebut satu per satu
4)      Guru menyuruh anak  menirukan cara menggunting objek sesuai petunjuk guru.
5)      Guru membimbing anak yang belum bisa
b.      Pelaksanaan siklus 1
1)      RKH 1 tanggal 31-03-2020
Pada pelakanaan hari petama hal yang perlu diperbaiki adalah menggunting gambar berpola segi empat ‘ lemari’
Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)      Kegiatan Awal (± 30 menit) Berdo’a sebelum memulai pembelajaran, berdo’a sebelum memulai pembelajaran, melakukan Tepuk Jari dengan irama
b)      Kegiatan Inti (± 60 menit) membedakan lemari berukuran pendek dan panjang, menggunting pola segi empat ‘ lemari’, tanya jawab tentang nama gambar benda yang di perlihatkan ‘lemari,kursi,meja,tempat tidur’.
c)      Kegiatan Penutup (± 30 menit) Menyusun balok mainan di lemari kelas.
2)      RKH 2 tanggal 01-04-2020
Pada pelakanaan hari kedua hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola segi tiga dan segi empat ‘ Rumah ‘ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)   Kegiatan Awal (± 30 menit) Berdo’a sebelum memulai pembelajaran, Hafalan nama surat dalam Al-Qur`an, membuat bentuk segitiga dan segi empat membentuk rumah menggunakan kertas lipat
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit) Menghitung gambar rumah , pintu, jendela, atap lalu menulis angka di bawah nya, menggunting pola segi tiga dan segi empat berbentuk ‘Rumah’, menirukan kembali 5 urutan kata ‘ Rumah ku sangat indah dan nyaman’
c)   Kegiatan Penutup (± 30 menit) Menempel pola menjadi bentuk ‘Rumah’
3)      RKH 3 tanggal 02-04-2020
Pada pelakanaan hari ketiga hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lurus lengkung membentuk jendela. Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)   Kegiatan Awal (± 30 menit) Berdo’a sebelum memulai pembelajaran, Menghafal Asmaul husna 10- 15, Membuat berbagai macam coretan lurus dan lengkung membentuk ‘jendela’
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit) Menarik garis pada maze “Ani pulang ke rumah”. Menggunting pola lengkung dan persegi ‘ jendela’. Tanya jawab tentang ciri-ciri rumah sehat
c)   Kegiatan Penutup (± 30 menit)  Membentuk jendela dengan batang lidi
4)      RKH 4 tanggal 03-04-2020
Pada pelakanaan hari keempat hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lurus,  lengkung dan segi empat membentuk rumah bertingkat. Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)      Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran. Menghafalkan surat pendek ‘ At-Taubah’,. Membuat bunyi dengan kaleng berisi kerikil ‘ Rumah ku indah ‘
b)      Kegiatan Inti (± 60 menit) Memberi tanda = pada jumlah gambar yang sama dan tanda ≠ pada jumlah gambar yang berbeda. Menggunting pola segi tiga dan segi empat ‘ Rumah tingkat ‘. Menceritakan benda apa saja yang ada di sekitar rumah
c.       Kegiatan Penutup (± 30 menit). Tugas kelompok menyusun kubus menjadi rumah bertingkat
5)      RKH 5 tanggal 03-04-2020
Pada pelakanaan hari kelima hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lurus, lingkaran dan segi empat ‘ Lampu Taman ‘. Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran. Menghalaf surat pendek Al- Ma`un. Membentuk lampu taman dengan plastisin ‘
b)    Kegiatan Inti (± 60 menit) Mengurutkan gambar berpola dari yang terkecil sampai terbesar dengan member angka 1-5. Menggunting pola lingkaran dan segi empat’ Lampu Taman . Menyebut benda di sekitar rumah berawal ‘ Sa’
c)     Kegiatan Penutup (± 30 menit). Melukis dengan jari membentuk bunga dan lampu di taman
6)      Refleksi siklus I
Pada tahap siklus I ini peneliti bersama supervisor 2 merefleksi kelemahan dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran. Kelemahan dan kelebihan yang ditemukan akan digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilkukan setiap hari setelah pembelajaran selesai.
Pada hari pertama diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu pada penggunaan media yang kurang besar sehingga anak tidak dapat melihat objek dengan jelas. Kelebihannya pada pengaturan posisi duduk yang memungkinkan peneliti untuk memantau anak. Sehingga pada hari kedua peneliti menggunakan media yang lebih besar
Dalam refleksi hari kedua dapat diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu penjelasan tentang cara menggunting yang terlalu cepat dan kurang jelas sehingga anak sulit untuk mengikutinya. Kelebihannya pada penggunaan media yang berukuran besar dan berwarna cerah sehingga menarik minat anak.       
Sedangkan dalam refleksi hari ketiga dapat diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu anak-anak tidak dapat fokus dengan baik ketika pembelajaran berlangsung karena ada sebagian anak yang bercerita sendiri dengan temannya. Kelebihannya pada penyampaian cara menggunting yang pelan-pelan, runtut dan jelas.        
Dalam refleksi hari keempat teridentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu penggunaan waktu yang kurang maksimal sehingga dalam proses pembelajaran sedikit tergesa-gesa. Kelebihannya pada pemantauan anak-anak yang merata sehingga anak lebih fokus dalam belajar.       
Di refleksi hari kelima diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu pengelolaan kelas yang kurang optimal. Kelebihannya pada pembimbingan anak pada setiap tahapan menggunting sehingga anak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.        
 Reaksi anak terhadap pengelolaan kelas belum sepenuhnya dapat menerima pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena masih ada anak yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Sebagian anak belum dapat menangkap penjelasan yang di berikan guru dengan baik. Tingkat keberhasilan siswa belum memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan. Hasil analisis dan observasi yang dilaksanakan pada sikluus I ini, akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan tahap berikutnya  siklus II  pada hari selanjutnya.
7)      Hasil observasi siklus I
       Dari hasil pengamatan yang dilakukan setelah diadakan tindakan perbaika.  Pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5
Data hasil tindakan perbaikan siklus I
NO
INDIKATOR PERKEMBANGAN
BB
MB
BSH
BSB
1.
Menggunting gambar berpola segi empat almari
 13
 5
 4
3
2.
Menggunting pola segi tiga dan segi empat bentuk rumah sederhana
10
 5
 7
3
3.
Menggunting gambar berpola lurus,  lengkung dan segi empat membentuk jendela rumah”
   8
  3
8
6
4.
Menggunting gambar berpola lurus lengkung, segi tiga dan segi empat berbentuk rumah tingkat
  5
5
 7
8
5.
Menggunting gambar berpola segi empat dan lingkaran, berbentuk lampu taman
  3
  4
 7
11
Pada kondisi awal sebelum kegiatan perbaikan dilaksanakan, kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggunting hanya sekitar 2-4 anak saja yang mampu menggunting dengan baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus I hasil yang diperoleh mengalami peningkatan  menjadi sekitar 7-11 anak yang mampu menggunting dengan baik. Tetapi tingkat keberhasilan siswa belum memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pembelajaran siklus 2 pada hari selanjutnya.
c.       Pelaksanaan siklus II
2)      RKH 6 tanggal 07- April  -2020
Pada pelakanaan hari keenam hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola segi tiga dan segi empat‘ gedung sekolah ‘. Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)   Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran. Menghafal Asmaul Husna 15 – 25. Melambungkan dan menangkap bola kertas.
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit). Mengurutkan panjang gambar papan tulis dari yang pendek ke yang panjang dengan memberi angka 1-5 Menggunting gambar berpola segi tiga dan segi empat‘ gedung sekolah. Menceritakan pengalaman anak di sekolah
c)   Kegiatan Penutup (± 30 menit). Mengecap gambar gedung sekolah dengan pewarna dan cutton bud
1)         RKH 7 tanggal 08- April  -2020
Pada pelakanaan hari ketujuh hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lurus dan lengkung bentuk ‘Pohon ‘ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)   Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran. Menyebut nama nama rosul. Menebalkan titik titik menjadi gambar pohon    
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit). Pemberian tugas mengurutkan pola 3 dimensi bentuk geometri. Menggunting gambar berpola lurus dan lengkung bentuk‘ Pohon ‘. Mengenal huruf . Pohon’ kemudian menulis di kertas.    
c)   Kegiatan Penutup (± 30 menit). Menghias pola menambah buah pada pola bergambar pohon.
2)   RKH 8 tanggal 09- April -2020
Pada pelakanaan hari kedelapan hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lengkung dan lurus bervariasi membentuk ‘murid’ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)   Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran
Melafalkan huruf hijaiyah. Senam Jari.
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit). Mendengarkan cerita berseri judul ‘ Rajin sekolah’. Menggunting pola lengkung dan lurus bervariasi membentuk ‘murid’. Menebutkan penjumlahan dai 1-10 gambar peralatan sekolah kemudian menulis kan nya.
c)   Kegiatan Penutup (± 30 menit). Mernyusun bentuk geometri menjadi bentuk murid.
3)   RKH 9 tanggal 10- April -2020
Pada pelakanaan hari kesembilan hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lengkung dan lurus bervariasi membentuk ‘pagar’ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
  Tanya jawab tentang waktu sholat dan jumlah rekaat nya. Memanjat, bergantung berayun di tangga titian.
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit). Memberi tanda = pada jumlah gambar yang sama dan tanda ≠ pada jumlah gambar yang berbeda. Menggunting gambar berpola zig zag. segi tiga dan segi empat‘ Pagar sekolah. Tanya jawab posisi perabotan di sekolah
c)Kegiatan Penutup (± 30 menit). Kolase menempel kedelai hitam membentuk pagar
4)   RKH 10 tanggal 11- April -2020
      Pada pelakanaan hari kesepuluh hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lingkaran dan segi tiga, zigzag berantai membentuk murid untuk hiasan kaca. Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran
     Menghalaf surat pendek Al- Ma`un. Membentuk kepala manusia dengan plastisin.
b)   Kegiatan Inti (± 60 menit). Membilang dengan menunjuk  gambar peralatan sekolah lalu menuliskan angkanya memberi angka 1-5 dengan memberi angka 1-5. Menggunting gambar berpola lingkaran dan segi tiga. zigzag berantai. Membentuk murid untuk hiasan kaca. Bermain menyampaikan pesan berantai kepada kelompok
c)Kegiatan Penutup (± 30 menit). Menempel hiasan di kaca sekolah.     
  
5)   Refleksi siklus II
Pada tahap siklus 2 ini peneliti bersama supervisor 2 merefleksi kelemahan dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran. Kelemahan dan kelebihan yang ditemukan akan digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilkukan setiap hari setelah pembelajaran selesai.
Pada hari keenam diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu pada penggunaan media yang kurang besar sehingga anak tidak dapat melihat objek dengan jelas. Kelebihannya pada pengaturan posisi duduk yang memungkinkan peneliti untuk memantau anak.
Dalam refleksi hari ketujuh dapat diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu penjelasan tentang cara menggunting yang terlalu cepat dan kurang jelas sehingga anak sulit untuk mengikutinya. Kelebihannya pada penggunaan media yang berukuran besar dan berwarna cerah sehingga menarik minat anak.     
Sedangkan dalam refleksi hari kedelapan dapat diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu anak-anak tidak dapat fokus dengan baik ketika pembelajaran berlangsung karena ada sebagian anak yang bercerita sendiri dengan temannya. Kelebihannya pada penyampaian cara menggunting yang pelan-pelan, runtut dan jelas.           
Dalam refleksi hari kesembilan teridentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu penggunaan waktu yang kurang maksimal sehingga dalam proses pembelajaran sedikit tergesa-gesa. Kelebihannya pada pemantauan anak-anak yang merata sehingga anak lebih fokus dalam belajar.
Di refleksi hari kesepuluh diidentifikasi  kelemahan pembelajaran yaitu pengelolaan kelas yang kurang optimal. Kelebihannya pada pembimbingan anak pada setiap tahapan menggunting sehingga anak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
   Dari pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 2 ini, walaupun masih ada beberapa kelemahan tetapi dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 93 % berarti upaya pengembangan motorik halus anak mlalui kegiatan menggunting di nyatakan berhasil.

B.      PENGAMATAN/OBSERVASI
          Dari hasil pengamatan yang dilakukan setelah diadakan tindakan perbaikan pada  siklus II, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 6
Data hasil tindakan perbaikan siklus II
NO
INDIKATOR PERKEMBANGAN
BB
MB
BSH
BSB
1.
Menggunting gambar berpola lurus lengkung segi tiga dan segi empat ‘ gedung sekolah’
2 
3
8
12
2.
Menggunting gambar bentuk lurus dan lengkung, zig zag membentuk ‘ Pohon’
1
 1
10
13
3.
Menggunting gambar berpola lengkung lurus, zig zag membentuk orang/ murid
   
 2 
6
17
4.
Menggunting gambar berpola segi tiga dan segi empat zig zag berbentuk pagar sekolah
 
   
6
19
5.
Menggunting pola berantai, lurus lengkung zig zag .Membuat hiasan kaca berbentuk orang berantai berantai
 
  
 4
21
Pada perbaikan siklus II diperoleh hasil bahwa ada 21 anak yang dapat menggunting dengan baik, 4 anak menggunting sesuai dengan harapan guru. Terjadi penurunan yang signifikan di anak yang belum berkembang dan mulai berkembang menjadi nol %. walaupun masih ada beberapa kelemahan tetapi dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 93 % berarti upaya pengembangan motorik halus anak mlalui kegiatan menggunting di nyatakan berhasil.
C.    Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan
1.Pembahasan Siklus I
       Pada siklus I data yang telah dikumpulkan akan dihitung dalam bentuk prosentase agar mudah untuk dianalisis dan di interpretasikan.
Tabel 7
Data prosentase pencapaian perkembangn siklus I
Kelompok B TK ABA TLOGO


RKH
Belum Berkembang
Mulai
berkembang
Berkembang Sesuai Harapan

Berkembang Sangat Baik

1
52 % 
20%
16%
12%
2
40 %
20%
28%
12%
3
32 % 
12%
32% 
24 %
4
20 %
20%
28%
32 %
5
12 % 
16%
28% 
44 %
Rata-rata
31,2 % 
17,6%
26,4% 
24,8 %









2.      Analisis Data Siklus I
Berdasarkan data di atas dapat diamati bahwa perkembangan kemampuan anak dalam mengunting mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Anak yang belum berkembang prosentasenya menurun, ini menjelaskan bahwa jumlah anak yang belum berkembang dan mulai berkembang dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima semakin berkurang. Sebaliknya anak yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik prosentasenya meningkat ini berarti bahwa jumlah anak yang mampu menggunting semakin bertambah.
3.      Pembahasan Siklus II
Berikut ini prosentase pencapaian anak kelompok B pada siklus II
Tabel 8
Data prosentase pencapaian perkembangn siklus II
Kelompok B TK ABA TLOGO
RKH
Belum Berkembang
Mulai
Berkembang
Berkembang Sesuai Harapan
Berkembang Sangat Baik
6
8 % 
12%
32% 
48 %
7
4 %
4%
40%
52 %
8
-
8%
24%
68 %
9
-
-
24%
76%
10
-
-
16%
84 %
Rata-rata
2,4 %
4,8%
27,2 %
65,6 %

4.      Analisis Data Siklus II
Berdasarkan data di atas dapat diamati bahwa perkembangan kemampuan anak dalam menggunting mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Anak yang belum berkembang prosentasenya menurun dan menjadi nol pada hari ke delapan, kesembilan dan kesepuluh, ini menjelaskan bahwa jumlah anak yang belum berkembang dari pertemuan keenam sampai pertemuan kesepuluh semakin berkurang dan jumlahnya menjadi nol. Tidak jauh beda dengan kondisi anak yang mulai berkembang yang semakin turub jumlah nya bahkan menjadi nol di dua hari terakhir. Sebaliknya anak yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik prosentasenya meningkat ini berarti bahwa jumlah anak yang mampu menggunting semakin bertambah.
C.    ANALISIS DATA
Berikut ini prosentase pencapaian anak dimulai dari kondisi awal sebelum    diadakan perbaikan, siklus I dan siklus II :
Tabel 9
Data prosentase perbandingn pencapaian perkembangan
Kelompok B TK ABA TLOGO

Belum Berkembang
Mulai Berkembang
Berkembang Sesuai Harapan
Berkembang Sangat Baik
kondisi awal
52%
20%
16%
12%
siklus 1
31%
18%
26%
25%
siklus 2
2%
5%
26%
67%
Penyajian diagram pencapaian perkembangan anak dimulai dari kondisi awal sebelum diadakan perbaikan, siklus I dan siklus II :
Diagram 1
Diagram pencapaian perkembangan siklus I
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa ada peningkatan kemampuan anak dari kondisi awal yang hanya sebesar 28% dari keseluruhan anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan anak yang mampu menggunting sangat baik. Pada siklus 1 menjadi sebesar 51 % anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan mampu menggunting dengan sangat. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 93% dari jumlah anak yang mampu menggunting dengan sangat baik dan sesuai harapan.
Dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa  anak bisa mengembangkan kemampuan motorik halus salah satunya dengan cara menggunting gambar berpola karena menurut (B.E.F.Montolalu,dkk,2012) menggunting mampu menstimulasi kekuatan tangan untuk pengembangan motorik halus lainnya.
Penelitian ini uga membuktikan bahwa perkembangan fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti pola dan urutan tertentu yang dapat di perkirakan. ( Udin S, Winataputra,dkk,2012) Dengan demikian perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan dimana pengalaman belajar dan ketercapaian tugas perkembangan pada suatu periode akan mendasari perkembangan berikut nya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. KESIMPULAN 
        Berdasarkan hasil dari penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menggunting pada kelompok B di TK ABA Tlogo dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kemampuan motorik halus anak terjadi peningkatan dari kondisi awal yang hanya sebesar 28% dari keseluruhan anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan anak yang mampu menggunting sangat baik pada siklus 1 menjadi sebesar 51 % dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 93%.
2. Kegiatan menggunting dapat meningkatan kemampuan motorik halus anak.
3. Perkembangan fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti pola dan urutan tertentu yang dapat di perkirakan.
B. SARAN  TINDAK LANJUT
        Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Guru TK diharapkan untuk terus berinovasi, kreatif dan tetap semangat dalam mendidik dan mengembangkan kemampuan anak usia dini.
2. Guru TK diharapkan untuk selalu tekun dan sabar dalam membimbing dan mendampingi anak selama proses pembelajaran.
3. Kegiatan menggunting dengan berbagai teknik dan variasi gambar perlu dilakukan secara konsisten untuk menstimulasi kemampuan dan keterampilan motorik halus pada anak TK
4. Penggunaan media yang menarik dan bervariasi sangat penting dilakukan agar menarik minat belajar anak dan memudahkan anak TK dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti dkk. (2013). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.


Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Pamadi, Hajar dan Sukardi S.Evan. (2008). Seni Keterampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka Press.

Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar PAUD\

PKP PG-PAUD,Tim. ( 2003 ) Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang selatan: Universitas Terbuka.

Saputra, Yudha M dan Rudyant. (2005). Pembelajaran Rudyanto. Kooperatif Anak Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak. Jakarta : Depdiknas, Dirjen Pendidikan Tinggi.

Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Entri yang Diunggulkan

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO PRAMBANAN

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGG UNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLO...