UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-20 ANAK KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO MELALUI
METODE BERMAIN MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA ALAM
Disusun Oleh :
Estu Ertiyaningrum, S.Pd
TK ABA TLOGO
PRAMBANAN
KOORDINATOR WILAYAH
KECAMATAN PRAMBANAN
KABUPATEN
KLATEN
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul : Meningkatkan
Kemampuan Berhitung 1-20 Anak kelompok B
di TK ABA Tolgo dengan Metode Bermain
Menggunakan berbagai media alam.
Disusun oleh:
Estu Ertiyaningrum S.Pd
Mengetahui: Prambanan , 20 November 2019
Kepala TK ABA Tlogo Mahasiswa
Sri Wahyuningsih, M.Pd Estu Ertiyaningrum S.Pd
NIP 19621004 198203 2 004 NIM 825617032
Pengawas Bidang Taman
Kanak Kanak
Warsinah
,SPd. M.Pd
NIP.
19690926 199802 2 002
LEMBAR PERNYATAAN
Saya
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Penelitian Tindakan kelas Ini saya susun sebagai peningkatan kemampuan dan refleksi diri dalam
malaksanakan pembelajaran merupakan hasil karya sendiri.
Adapun
bagian – bagian tertentu dalam penulisan karya ilmiah yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila
dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya ilmiah ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya
plagiat dalam bagian – bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi – sanksi lain sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Prambanan, 20 November 2019
Estu Ertiyaningrum
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas
Semoga
dengan terselesainya pelaksanaan hingga penulisan laporan ini merupakan awal
pencapaian pendidikan yang lebih berprestasi lagi.
Tentunya dalam
penyusunan tugas ini banyak pihak – pihak yang membantu dan mendorong, oleh
karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada
1.
PLT, Ketua
Koordinator wilayah Kecamatan Prambanan
2.
Ibu Warsinah,
M.Pd Sebagai Pengawas TK Kecamatan prambanan
3.
Ibu Sri
wahyuningsih M,Pd. selaku kepala sekolah TK ABA Tlogo sekaligus penilai yang
telah memberi saran, dukunngan
dan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini..
4.
Semua pihak
yang telah membantu dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan Penelitian Tindakan kelas ini tentunya masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Maka dengan ini saya berharap atas kritik dan saran
dari pembaca guna menyempurnakan laporan ini. Semoga apa yang ditulis dapat
meningkatkan potensi diri.
Demikian
laporan ini saya buat, kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 20 November 2019
Estu Ertiyaningrum, S.Pd
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
DAFTAR ISI........................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. ix
ABSTRAK.............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A.
Latar Belakang
Masalah............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................... 2
C.
Tujuan
Penelitian........................................................................ 2
D.
Manfaat
Penelitian...................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 4
A.
Perkembangan Kognitif.............................................................. 4
B.
Konsep
berhitung........................................................................ 4
C.
Pengertian Metode berhitung...................................................... 5
D.
Pengertian
Media........................................................................ 5
E.
Manfaat
Media............................................................................ 8
BAB III RENCANA PERBAIKAN....................................................... 7
A.
Subjek
Penelitian........................................................................ 10
B.
Deskripsi
Rencana Tiap Siklus................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 19
A.
Hasil Perbaikan
Tiap Siklus........................................................ 19
B.
Pembahasan................................................................................. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 79
A.
Kesimpulan................................................................................. 79
B.
Saran........................................................................................... 80
Daftar Pustaka
Lampiran
Ø Foto Dokumentasi
Ø Biodata Peneliti
Ø Surat Kesediaan sebagai penilai
Ø APKG PKP 1 & 2
Ø RPPH
Ø Skenario Perbaikan
Ø Refleksi
Ø Jurnal Pembimbingan Supervisor 1
PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERHITUNG 1-20 ANAK KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO DENGAN METODE BERMAIN MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA ALAM
Abstrak
Estu Ertiyaningrum, S.Pd
estumaretsigit@gmail.com
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berhitung 1-20 anak kelompok B di TK ABA
Tlogo melalui metode bermain menggunakan media alam.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2
siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Tiap siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan menggunakan
metode penilaian observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses pembelajaran
dikatakan berhasil jika ketuntasan anak (BSH dan BSB) dalam indikator penilaian
mencapai sekurang-kurangnya 75% dari seluruh anak. Penilaian dalam penelitian
ini terdiri dari 4 indikator, yakni kemampuan anak menunjukkan lambang bilangan, mengurutkan, menuliskan
dan menjumlahkan penjumlahan sederhan. Hasilpenelitian menunjukkan peningkatan
dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada siklus ke 2, ketuntasan anak
dalam menujukkan lambang bilangan 1-20 mencapai 84%, ketuntasan anak mengurutkan lambang bilangan 84%, ketuntasan anak dalam menuliskan lambang
bilangan 1-20 mencapai 80%, serta ketuntasan anak dalam menjawab penjumlahan sederhana
mencapai 80%. Penelitian ini dapat disimpulkan, penerapan metode bermain dapat
meningkatkan kemampuan berhitung pada anak B kelompok usia 5-6 tahun di TK ABA Tlogo.
Kata
kunci: berhitung, metode bermain,media
alam.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1.
Identifikasi Masalah
Masa
usia Taman kanak-kanak adalah masa, di mana perkembangan kognitif (Berhitung) di
kembangkan, Perkembangan kognitif ini erat kaitan nya dengan perkembangan anak
dalam berfikir. Secara umum pengertian dari perkembangan kognitif adalah
perubahan dalam pemikiran kecerdasan anak dan bahasa anak. Menurut Malkus,
Feldam, dan Gardner dalam Sujiono (2009) menggambarkan perkembangan Kognitif
sebagai “Kapasitas Untuk tumbuh menyampaikan, dan menghargai maksud dalam
penggunaan beberapa simbul yang secara kebetulan ditonjolkan dalam suatu bentuk
setting “simbol ini meliputi Kata, Gambar, Angka.
Anak-anak pada usia 4 tahun telah dapat menyebutkan urutan bilangan sampai
sepuluh. Sedangkan anak-anak pada usia 5 atau 6 tahun dapat menyebutkan
bilangan sampai seratus.
Dalam Permendikbud No 146 th 2014, Kurikulum 2013 Anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak
mencapai kemampuan menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, mencocokkan
lambang bilangan dengan bilangan, karena di TK ABA Tlogo kemampuan menghitung
anak masih kurang,
maka saya ingin meningkatkan kemampuan
menghitung di TK ABA Tlogo ini “Dengan metode Bermain”, menggunakan berbagai media alam. Dengan metode
bermain ini harapan saya akan meningkatkan minat anak dalam belajar menghitung,
dan dengan berbagai media anak tidak akan bosan, dan bersemangat dalam
berhitung.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di TK ABA Tlogo Tahun Pelajaran
2017/2018 semester I, menunjukkan keterlambatan Anak-Anak dalam kemampuan
Kognitif dalam Berhitung. Yang di tandai dengan beberapa kondisi, pertama, Kurangnya kemampuan berhitung
Anak dari jumlah 25 anak dalam satu kelas hanya 8%-15% yang bisa menunjukkan
angka, Kedua, yang bisa menuliskan
angka 1-20 8%-12%, Ketiga, 75% anak
masih belum bisa untuk menghitung penjumlahan sederhana.
Penyebab nya adalah
a. Kemampuan berhitung anak masih rendah..
b. Penggunaan media yang kurang menarik.
c. Pengelolaan kelas yang kurang baik.
d. Guru kurang memberi motivasi anak.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat di amati
bahwa kemampuan kognitif dalam berhitung anak masih kurang, oleh karena itu di
perlukan suatu upaya perbaikan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak
tersebut salah satunya melalui kegiatan bermain menghitung benda.
Untuk pengembangan
kemampuan dasar anak, dalam hal memperkenalkan suatu bilangan angka
meningkatkan kemampuan, mengucapkan, menunjukkan, menjumlahkan suatu benda. Ketrampilan berhitung supaya
dapat menunjang kecerdasan otak dan dapat membantu anak dalam memecahkan suatu masalah.
Kemampuan berhitung anak juga dapat membantu anak dalam kegiatan menghitung.
Oleh karena itu dalam penelitien ini akan di angkat suatu judul “ Upaya
meningkatkan kemampuan berhitung 1-20 kelompok B di TK ABA Tlogo, Dengan metode
Bermain”. Dengan metode bermain Anak
tidak bosan dan akan bersemangat dalam belajar menghitung.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung 1-20 anak kelompok B di TK
ABA Tlogo dengan metode bermain menggunakan berbagai
media alam.
C.
Tujuan Penelitian
Untuk
meningkatkan kemampuan berhitung 1-20 pada anak kelompok B melalui metode
Bermain di TK ABA Tlogo Prambanan Klaten Tahun Pelajaran 2017/2018.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari penelitian ini penulis berharap hasil dari
perbaikan dapat memberikan manfaat baik bagi anak didik, guru, atau pihak-pihak
yang terkait. Manfaat dari penelitian sebagai berikut :
1. Bagi Anak Didik :
a. Dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.
b. Meningkatkan hasil belajar anak.
2. Bagi Guru :
a.
Sebagai bahan
masukan bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya.
b.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran yang lebih baik serta
kreatif dan inovatif.
3. Bagi Orang tua:
a. Dapat menambah wawasan orang tua.
b. Orang tua dapat memotivasi anak dan mendukungnya dalam
meningkatkan kemampuan berhitung nya.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
.
1.
Perkembangan
kognitif Anak Usia Dini
Menurut Sujiono (2007; 1.3) menyatakan
bahwa kognitif merupakan suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kemampuan kognitif
digunakan untuk memecahkan berbagai masalah dalam hidup. Jenis-jenis
aktivitas yang melibatkan kapasitas kognitif yaitu: merenung, berfikir,
berkonsentrasi , mengingat, dan dalam menentukan sebuah keputusan.
2.
Konsep
Berhitung
A.
Pengertian Berhitung di
Taman Kanak-Kanak
Berhitung merupakan bagian dari matematika
yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan. Bilangan
merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika. Dengan demikian
berhitung di TK diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika
sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut
di sekolah dasar.
Menurut Mahardika (2009; 7) kemampuan
berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti: menjumlahkan, mengurangi,
serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambanglambang matematika.
Anak-anak
pada usia 4 tahun telah dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh.
Sedangkan anak-anak pada usia 5 atau 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai
seratus. Kegiatan menyebutkan bilangan ini dapat dilakukan melalui permainan bilangan.
Dengan permainan ini di harapkan anak mampu mengenal dan memahami konsep
bilangan, transisi, dan lambang bilangan sesuai dengan jumlah benda-benda,
pengenalan bentuk, lambang, dan mencocokan sesuai dengan lambang bilangan.
B.
Kemampuan Dasar Berhitung
Ada
beberapa kelompok dasar berhitung yang harus dikembangkan untuk anak Taman
Kanak-Kanak yaitu:
1)
Mengelompokan
(classification)
Mengelompokan merupakan kemampuan anak
dalam mengelompokan suatu benda berdasarkan sesuatu. Benda tersebut di
kelompokan sesuai dengan jenisnya dalam suatu himpunan. Misalnya: jenis, warna,
bentuk, dan lain-lain.
2)
Membandingkan
(comparation)
Membandingkan merupakan kemampuan untuk
membandingkan dua buah benda (objek) berdasarkan ukuran ataupun jumlahnya (kualitas).
3)
Mengurutkan (seriation)
Mengurutkan adalah kemampuan membandingkan
ukuran atau kuantitas lebih dari dua benda. Cara mengurutkannya dari paling pendek
ke paling panjang.
4)
Menyimbolkan (symbolization)
Menyimbolkan merupakan kemampuan dalam
membuat symbol atas kuantitas berupa: angka atau bilangan, simbol tanda operasi
dari sebuah proses perhitungan.
3.
Metode
Bermain
A.
Pengertian Metode Bermain
Menurut Dworetzky dalam Moeslichatoen
(2004; 31) metode bermain merupakan suatu metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada anak untuk memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen
dengan bermacam-macam bahan atau alattanpa paksaan, berimajinasi, memecahkan
masalah bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerja sama
dalam
kelompok,
dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan salah
satu kesukaan mayoritas anak usia dini. Secara normal tidak ada anak yang tidak
suka bermain, semua anak suka bermain untuk mengembangkan berbagai aspek
perkembangannya
mulai dari kognitif, bahasa, fisik motorik, emosi
dan
sosial anak. Dapat disimpulkan bahwa bermain
merupakan suatu kegiatan yang bersifat sukarela dan menyenangkan tanpa
adanya paksaan, anak aktif dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan
untuk mengembangkan seluruh aspek
yang
ada dalam dirinya.
B.
Karakteristik Bermain
Menurut Dariyo (2007; 217-218) ada lima
karakteristik dalam bermain
yaitu:
1)
Menyenangkan
Setiap anak merasa senang untuk melakukan
kegiatan bermain. anak dapat mengekspresikan semua potensi yang ada dalam
dirinya. Dengan bermain akan membawa ketenangan dalam diri anak dan mencegah
terjadinya kebosanan.
2)
Spontan
Anak secara spontan akan melakukan
kegiatan yang dilakukan sendiri atau bersama orang lain. Sifat spontanitas merupakan
sifat utama bagi setiap anak. Mereka akan melakukan segala sesuatu dengan
spontanitas tanpa adanya paksaan dari luar.
3)
Proses
Anak melakukan suatu kegiatan bermain
secara tulus dansukarela tanpa ada pamrih. Bermain adalah proses pembelajaran bagi
anak untuk mengembangkan intelektual, kreativitas, bakat, kemampuan
bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi, dan lainlain.
4)
Motivasi internal
Motivasi internal merupakan motivasi yang
berasal dari dalam diri dan tidak dipengaruhi oleh orang lain. Anak melakukan kegiatan
bermain karena adanya motivasi yang berasal dalam diri anak. Anak melakukan
kegiatan bermain tanpa adanya paksaan sehingga anak akan merasa senang dan
menghayati proses kegiatan bermain tersebut.
5)
Imajinatif
Bermain merupakan kegiatan yang
menyenangkan yang dilakukan oleh anak-anak yang di warnai dengan pengembangan daya
khayal untuk menciptakan alur pemikiran tertentu sesuai dengan tahapan usianya.
Kegiatan bermain yang disertai dengan kemampuan imajinasi bertujuan untuk
mengembangkan potensi
intelektual,
emosi, psikomotorik, dan keterampilan sosial anak.
C.
Tahapan Bermain
Empat tahapan kegiatan bermain menurut
Piaget dalam Wiyani & Barnawi (2012; 94-95) adalah:
1)
Permainan sensori motorik
(3-6 bulan)
Kegiatan ini hanya kelanjutan kenikmatan
yang diperoleh seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Permainan ini
hanya merupakan pengulangan dari hal-hal sebelumnya dan disebut reproduktif
assimilation.
2)
Permainan simbolik (2-7
tahun)
Permainan simbolik merupakan ciri periode
pra-operasional yang di temukan pada usia 2-7 tahun yang di tandai dengan bermain
khayal dan bermain pura-pura. Pada tahapan ini anak lebih banyak bertanya dan
menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal yang berkaitan dengan konsep angka,
ruang, kuantitas. Permainan simbolik berfungsi untuk mengasimilasi dan
mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak.
3)
Permainan sosial yang
memiliki aturan (8-11 tahun)
Pada usia ini permainan anak lebih banyak
terlibat dalam kegiatan games with rules. Tempat kegiatan anak lebih banyak
dikendalikan oleh peraturan permainan.
4)
Permainan yang memiliki
aturan dan olahraga
Kegiatan bermain yang memiliki aturan
adalah olahraga Kegiatan ini sangat disenangi dan dinikmati meskipun aturan dalam
permainan ini lebih ketat dan di berlakukan secara kaku di bandingkan dengan
permainan yang tergolong
games.
D.
Manfaat Bermain
Ada beberapa manfaat bermain menurut
Musfiroh (2005; 15-19) yaitu: pertama, bermain membantu anak membangun konsep
dan pengetahuan anak. Anak-anak akan membangun konsep dan pengetahuan
melalui interaksi dengan lingkungan ataupun orang lain. Kedua, bermain membantu
anak mengembangkan kemampuan mengorganisasikan dan menyelesaikan masalah.
Bermain menyediakan kerangka bagi anak untuk mengembnagkan pengetahuan mereka
tentang diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungan. Ketiga, bermain
membantu anak mengembangkan kemampuan
berpikir abstrak. Keempat, bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif. Bermain
mendukung tumbuhnya pikiran kreatif
karena di dalam bermain anak memilih sendiri kegiatan yang mereka sukai, belajar
membuat identifikasi tentang banyak hal, belajar menikmati
proses
sebuah kegiatan, di dalam bermain juga anak terdorong untuk melihat,
mempertanyakan, menemukan, dan membuat jawaban yang mereka buat sendiri. Kelima, Bermain membantu anak mengontrol gerak
motorik. Pada saat bermain inilah anak dapat mempraktikan semua gerakan motorik
halus dan kasar seperti menangkap, melompat, berjalan, berlari, dan
berputar-putar.
4.
Konsep
Media
A.
Pengertian Media
Pembelajaran merupakan sebuah proses
komunikasi antara guru, peserta didik, dan bahan ajar. Dalam komunikasi antara
guru dan peserta didik disampaikan dengan menggunakan sarana penyampai pesan
atau media.
Menurut Sadiman (2009; 7) menjelaskan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
daripengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat anak sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Munadi (2010; 7-8) bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar yang efektif dan efisien.
Adapun beberapa prinsip media pembelajaran
yaitu: pertama efektivitas, media pembelajaran harus berdasarkan pada
ketepatgunaan (efektivitas) dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua
relevansi, kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan pembelajaran,
perkembangan anak dan waktu yang tersedia. Ketiga efisiensi, pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan bahwa media tersebut murah
atau hemat biaya tetapi dapat menyampaikan pesan dalam waktu yang singkat, dan memerlukan sedikit tenaga. Keempat dapat digunakan, media pembelajaran yang
dipilih harus dapat digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kelima kontekstual, pemilihan dan
penggunaan media
pembelajaran
harus mengedepankan aspek lingkungan sosial, dan budaya anak.
B.
Jenis-Jenis Media
Menurut Rusman (2012; 182-183) ada 3 jenis
media pembelajaran yaitu:
1)
Media visual
Media visual merupakan media yang hanya
dapat di lihat dengan menggunakan indra penglihatan. Seperti: gambar inti,
media grafis, model dan realia.
2)
Media audio
Media audio merupakan media yang hanya
dapat di dengar dengan menggunakan indera pendengaran saja.
3)
Media audio visual
Media audio visual merupakan gabungan dari
media audio dan visual yaitu media yang dapat di lihat dan di dengar.
C.
Manfaat, dan Fungsi Media
Dengan adanya media pembelajaran proses
pembelajaran akan lebih menarik perhatian anak dan memperjelas penyajian pesan
dan informasi sehingga media pembelajaran dapat membantu keefektifan proses
pembelajaran, menumbuhkan motivasi bagi anak sehingga anak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, memudahkan penyampaian ilmu dari guru kepada
anak, dengan adanya media pembelajaran juga akan menciptakan metode mengajar
yang bervariasi. Selain mempunyai nilai dan manfaat media juga memiliki
fungsi,
adapun fungsi dari media pembalajaran
menurut Rusman (2012; 176) adalah: pertama
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran media dapat memperjelas,
mempermudah, mempercepat penyampaian pesan kepada anak sehingga anak dapat
belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetik.
Kedua sebagai komponen dari subsistem
pembelajaran dimana di dalamnya memiliki sub-sub komponen di antaranya adalah media
pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan proses
maupun
hasil pembelajaran. Ketiga sebagai alat
untuk membangkitkan perhatian dan motivasi anak dalam belajar karena media
pembelajaran dapat mengakomodasikan semua kecakapan anak dalam belajar dan juga
media dapat memberikan bantuan pemahaman kepada anak karena ada interaksi
langsung antara anak dengan sumber belajar.
Keempat meningkatkan hasil dalam proses pembelajaran karena secara
kualitas dan kauntitas media pembelajaran memberikan kontribusi terhadap hasil
maupun proses pembelajaran. Kelima mengurangi terjadinya verbalisme karena apa
yang di jelaskan oleh guru lebih bersifat abstrak dan tidak ada contoh nyata
sehingga dengan adanya media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat yang
efektif dalam memperjelas apa yang di sampaikan oleh guru. Keenam mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, tenaga, dan daya indera dimana dalam proses pembelajaran sering
menjelaskan objek pembelajaran yang sifatnya luas, besar, atau sempit, kecil,
bahaya sehingga memerlukan alat untuk menjelaskannya dan medialah yang menjadi
solusi dalam
keterbatasan
tersebut.
BAB
III
RENCANA
PERBAIKAN
A.
Subjek
Penelitian
1. Lokasi
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok
B semester I tahun pelajaran 2017/2018 di TK ABA Tlogo, yang beralamat Pemukti
baru tlogo prambanan. Penelitian dilaksanakan di TK ABA Tlogo karena penulis
mengajar di TK ABA Tlogo.
2. Waktu
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian siklus 1
dilaksanakan pada hari Senin-jumat tanggal 23-24 Oktober 2017. Adapun
pelaksanaan penelitian siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin-jumat, 30
Oktober-3 November 2017.
3. Tema
Penelitian pada siklus I dan II difokuskan
pada tema Tanaman, Sub tema pada siklus I
dan II adalah Buah-buahan.
4. Kelompok
Anak yang berada pada kelompok B di TK ABA
Tlogo berjumlah 25 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 15 anak
perempuan.
5. Karakteristik
Anak
Perkembangan kognitif, khususnya pada kemampuan anak dalam berhitung
1-20 anak kelompok B di TK ABA Tlogo kurang bagus. Baik metode maupun kegiatan
pengembangan yang dipilih oleh guru
kurang menarik bagi anak sehingga anak cepat bosan dan lebih memilih bermain
bebas. Guna memperbaiki pembelajaran di TK ABA Tlogo penulis memilih metode
bermain dengan menggunakan berbagai media alam untuk meningkatkan
kemampuan berhitung anak.
B.
Deskripsi
Rencana Tiap Siklus
1. Rencana
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan melalui 2 siklus dengan materi pembelajaran yang
berbeda-beda yang merupakan perbaikan atau pengembangan dari materi sebelumnya
yang dilaksanakan dalam lima kali pertemuan dalam setiap siklusnya (5 RPPH).
Penelitian ini
menggunakan model tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yaitu
berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Tiap siklus meliputi siklus
terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Perencanaan
tindakan
2. Pelaksanaan
tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Gambar
3. 1 Alur PTK
Hasil refleksi dari
setiap tindakan perbaikan digunakan untuk menyusun rencana kegiatan baru yang
merupakan perbaikan dari kegiatan sebelumnya. Jika perbaikan yang dilakukan
telah tercapai, maka kegiatan akan ditingkatkan menjadi kegiatan pengembangan.
Dalam melaksanakan perbaikan peneliti dibantu oleh:
1.
Ibu Ida
Oktarini, S Pd selaku teman sejawat
2.
Ibu Sri
Ningsih, M Pd I selaku supervisor.
Adapun
secara rinci deskripsi rencana masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
a.
Siklus
I
1) Perencanaan
a)
Mengidentifikasi masalah
b)
Menganalisa rencana
kegiatan perbaikan pembelajaran
c)
Membuat rencana perbaikan
pembelajaran
d)
Menyusun RPPH
e)
Membuat skenario
perbaikan pembelajaran
f)
Menyusun lembar observasi
g)
Menyusun lembar refleksi
2) Pelaksanaan
a. Mengkondidsikan
anak agar siap mengikuti kegiatan
b. Menarik
perhatian anak pada kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam
pembelajaran
d. Anak-anak mulai melaksanakan kegiatn
e. Menerangkum kegiatan hari ini
dan menanyakan kesan anak
f.
Memberikan penguatan
kepada anak
3) Observasi
Pada setiap pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti bekerja sama dan dibantu oleh teman
sejawat yang bertugas menilai secara objektif kemampuan peneliti dalam
merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan perbaikan pembelajaran. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, teman sejawat mengamati, mencatat kegiatan
peneliti dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil observasi
didokumentasikan dalam lembar observasi. Kemudian untuk mendukung kevalidan
rancangan tindakan, setiap harinya penilai 1 dan 2 melakukan penilaian berupa
APKG 1 dan APKG 2. Semua hal tersebut di atas dilakukan secara intensif,
konsisten bersama dengan kolaborator, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat
tercapai.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti
dibantu teman sejawat mendiskusikan kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dan menyampaikan kelemahan dan kelebihan dari kegiatan, kemudian menentukan
rencana perbaikan pada siklus selanjutnya.
b.
Siklus
II
5) Perencanaan
a. Mengidentifikasi
masalah
b. Menganalisa
rencana kegiatan perbaikan pembelajaran
c. Membuat
rencana perbaikan pembelajaran
d. Menyusun
RPPH
e. Membuat
skenario perbaikan pembelajaran
f.
Menyusun lembar observasi
g. Menentukan
teman sejawat
6) Pelaksanaan
a. Menyiapkan
media, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran
b. Mengkondidsikan
anak agar siap mengikuti kegiatan
c. Menarik
perhatian anak pada kegiatan yang akan dilaksanakan
d. Memberi
apersepsi kepada anak lewat berbagai kegiatan seperti menyanyi, tepuk, atau
tanya jawab
e. Melaksanakan
kegiatan pengembangan lewat praktek langsung menghitung benda-benda alam seperti buah-buahan
f.
Merangkum kegiatan hari
ini dan menanyakan kesan anak
g. Memberikan
penguatan kepada anak
7) Observasi
Pada setiap pelaksanaan
perbaikan pembelajaransiklus 1 peneliti bekerja sama dan dibantu oleh teman
sejawat yang bertugas menilai secara objektif kemampuan peneliti dalam
merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan perbaikan pembelajaran. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, teman sejawat mengamati, mencatat kegiatan
peneliti dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil observasi
didokumentasikan dalam lembar observasi. Kemudian untuk mendukung kevalidan
rancangan tindakan, setiap harinya penilai 1 dan 2 melakukan penilaian berupa
APKG 1 dan APKG 2. Semua hal tersebut di atas dilakukan secara intensif,
konsisten bersama dengan kolaborator, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat
tercapai.
8) Refleksi
Pada tahap ini peneliti
dibantu teman sejawat mendiskusikan kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dan menyampaikan kelemahan dan kelebihan dari kegiatan, kemudian menentukan
rencana perbaikan pada siklus selanjutnya.
2. Rencana
Pengumpulan Data/ Instrumen
a. Tehnik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari penelitian
ini diambil melalui beberapa cara yaitu:
1). Observasi
Penilaian ini dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung terhadap sikap dan perilaku anak selama melakukan
proses kegiatan belajar yang meliputi
kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Dalam kegiatan observasi, peneliti
dibantu oleh teman sejawat yang bertugas mengamati, mencatat kegiatan dan aktivitas
anak dalam pembelajaran. Pengumpulan data
yang diperoleh dilakukan dengan metode cek list.
2). Wawancara
Data yang diperoleh dari tehnik
wawacara yaitu melalui tanya jawab langsung kepada anak setelah kegiatan
bercerita selesai. Disni terjadi interaksi antar siswa dan guru sehingga
memungkinkan siswa untuk dapat berperan secara aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
3). Dokumentasi
Untuk membuktikan bahwa data yang
diperoleh benar atau valid maka peneliti perlu mendokumentasikan alat peraga
yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran
itu sendiri dan hasil karya anak dalam melaukan kegiatan
b. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari :
1)
Lembar
Observasi Siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk
memantau setiap indikator perkembangan penguasaan kosakata anak. Terdapat empat indikator yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu : kemampuan anak dalam berhitung benda 1-20, mengucapkan angka 1-20, menuliskan angka 1-20, dan memecahkan masalah penjumlahan sederhana. Ketercapaian anak dinilai dengan BB, MB, BSH dan BSB. Dalam hal
ini peneliti menggunakan lembar observasi sebagai berikut.
C. Tehnik Analisis Data
Dalam melaksanakan perbaikan pengembangan pembelajara
pada Siklus I dan II menggunakan pengumpulan data melalui hasil bermain anak
atau penugasan kepada anak menetapkan instrument penilaian dan data Opservasi
dengan mengutamakan proses pelaksanaan pembelajaran, hasil kegiatan
pembelajaran, situasi tindakan dan kendala-kendala tindakan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Perbaikan Tiap Siklus
1.
Rancangan
Perbaikan Siklus I
a.
Rancangan
Siklus I
Tema : Tanaman
Sub Tema : Buah-buahan
Kel. Usia :
B/ usia 5-6 tahun
Tanggal : 23 – 27 Oktober 2017
Tujuan Perbaikan :
Meningkatkan
kemampuan berhitung 1-20 di TK ABA Tlogo, dengan metode bermain menggunakan
berbagai media alam.
Identifikasi Masalah :
1. Kemampuan
motorik kasar anak dalam menjaga keseimbangan masih kurang
2. Kurangnnya
konsentrasi anak
3. Kegiatan
pembelajaran terasa membosankan
4. Kemampuan
kognitif anak dalam hal berhitung 1-20 masih kuarang
Analisis Masalah :
Dari keempet masalah
yang teridentifikasi, masalah yang paling mendesak untuk dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan anak dalam hal berhitung karena anak masih sulit
menjumlahkan penjumlahan sederhana. penyebab tersebut
adalah kurangnya anak dalam berkosentrasi karena media kurang menarik.
Perumusan Masalah :
Bagaimana meningkatkan
kemampuan berhitung 1-20 anak kelompok B di TK ABA Tlogo?
Tabel 4. 1
Tabel Rencana kegiatan Siklus I
RPPH ke
|
Pembukaan
|
Inti
|
Penutup
|
1
|
Melompat 10 ubin
|
Menghitung buah jambu
|
Bernyanyi berhitung
|
II
|
Bernyanyi berhitung
|
Menjumlahkan buah jeruk yang kecil dan yang besar
|
Tepuk Malaikat
dengan berhitung
|
III
|
Mengucap Asmaul
husna dengan berhitung
|
Menghitung
penambahan buah salak
|
Berhitung berantai
dengan buah salak
|
IV
|
Mengucap nama-nama
surat 1-30
|
Menghitung penjumlahan buah manga
|
Menirukan gerakkan
menghitung dengan jari
|
V
|
Baris berhitung
|
Mengisi pola gambar
pisang dengan potongan daun jambu 10 potongan dengan kertas lipat 10 potongan
|
Menirukan mengucap
angka 1-20
|
bang bilangan 1-20 84%. Kemampuan
anak dalam mengurutkan lambang bilangan 1-20, 84%. Kemampuan anak dalam
menuliskan angka 1-20, 80%. Dan kemampuan anak dalam menjumlahkan penjumlahan
sederhana mencapai 80%. Dengan demikian
penelitian tindakan kelas sudah dianggap cukup dan tidak perlu dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
Grafik 4.4
Grafik
Perbandingan kemampuan
berhitung 1-20 anak kelompok B di TK ABA Tlogo dengan metode bermain
menggunakan media Alam
Keterangan :
1
:
dapat menunjukkan lambang bilangan 1-20
2
:
dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20
3
:
dapat menuliskan lambang bilangan 1-20
4
:
dapat menghitung penjumlahan sederhana 1-20
Dari Grafik diatas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan menghitung
1-20 anak kelompok B di TK ABA Tlogo dapat
ditingkatkan melalui metode bermain. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan anak
pra siklus, siklus I dan siklus II.
Sebelum tindakan hanya
30% anak mencapai ketuntasan dalam menunjukkan lambang bilangan 1-20. Pada
siklus I ketuntasan pada indikator yang sama naik menjadi 56% serta meningkat pada
siklus II menjadi 84%.
Pada kemampuan mengurutkan lambang bilangan 1-20, ketuntasan anak pada pra
siklus baru 25%,
kemudian naik menjadi 56%
pada siklus I, dan meningkat menjadi 84%
pada silus II. Pada kemampuan anak dalam menuliskan angka 1-20, ketuntasan anak
nmencapai 25%
pada pra siklus, meningkat pada siklus I menjadi 50%, serta pada siklus ke II meningkat
menjadi 80%. Pada kemampuan
menjumlahkan penjumlahan sederhana mencapai,
ketuntasan anak nmencapai 15%
pada pra siklus, meningkat pada siklus I menjadi 48%, serta pada siklus ke II
meningkat menjadi 80%.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil
pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghitung 1-20 anak kelompok B di TK ABA Tlogo dapat
ditingkatkan melalui metode bermain. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan anak
pra siklus, siklus I dan siklus II.
Sebelum tindakan hanya
30% anak mencapai ketuntasan dalam menunjukkan lambang bilangan 1-20. Pada
siklus I ketuntasan pada indikator yang sama naik menjadi 56% serta meningkat pada
siklus II menjadi 84%.
Pada kemampuan mengurutkan lambang bilangan 1-20, ketuntasan anak pada pra
siklus baru 25%,
kemudian naik menjadi 56%
pada siklus I, dan meningkat menjadi 84%
pada silus II. Pada kemampuan anak dalam menuliskan angka 1-20, ketuntasan anak
nmencapai 25%
pada pra siklus, meningkat pada siklus I menjadi 50%, serta pada siklus ke II meningkat
menjadi 80%. Pada kemampuan
menjumlahkan penjumlahan sederhana mencapai,
ketuntasan anak nmencapai 15%
pada pra siklus, meningkat pada siklus I menjadi 48%, serta pada siklus ke II
meningkat menjadi 80%.
Pada siklus I kemampuan
berhitung anak belum begitu
meningkat karena kemampuan guru dalam mengelola kelas masih kurang serta belum
berhasil dalam mengalokasikan waktu dalam
kegiatan berhitung, sehingga kegiatan berhitung di kelas
terasa gaduh anak masih banyak yang
crita sendiri . Sedangkan pada siklus II terjadi
peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjang oleh kemampuan guru dalam
mengelola kelas sudah baik dengan diterapkannya aturan main, penggunaan variasi
media dalam berhitung, serta adanya penguatan di akhir kegiatan berupa reward
kepada anak yang berhasil untuk memotivasi anak.
B. SARAN
Selanjutnya akan
disampaikan saran sebagai berikut:
1.
Saran untuk anak
a. Berusaha mencoba dan selalu katakana bahwa “aku harus
bisa”
b. Jangan takut untuk bertanya dan meminta bantuan jika
belum bisa.
2. Saran untuk Guru
a. Penyampaian
materi dan metode pembelajaran yang baik dan
sesuai dengan karakteristik
anak sangat berpengaruh bagi
b. Penggunaan media yang variatif dapat menarik minat
anak dan akan berpengaruh pada keberhasilan dan keefisienan pembelajaran
c. Selalu berikan motivasi dan penghargaan kepada anak yang mau
mencoba/berusaha serta anak didik yang berhasil dalam usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyiyah.
(1992). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak
Usia Dini.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Montolalu,
B.E.F. dkk. (2014). Bermain dan Permainan
Anak. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
Elizabeth B.
Hurlock. (2001). Perkembangan Anak Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Enah Suminah dkk.
(2015). Pedoman Penilaian
Pembelajaran Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini..
Syaiful Bahri
Djamarah. (2002). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sujiono Yuliani
Nurani dkk. (2013). Metode Pengembangan
Kognitif. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Tadkiroatun Musfiroh.
(2015). Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Waseso Iksan dkk.(2014). Evaluasi Pembelajaran TK. Tangerang
Selatan :
Universitas Terbuka.
Zaman Badru dan Asep Hery
Hernawan. (2014). Media & Sumber
Belajar PAUD.
Tangerang Selatan : Universitas pTerbuka.