KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
KEGIATAN MENGGUNTING
GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO PRAMBANAN
Oleh :
Estu Ertiyaningrum
Email: estumaretsigit@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting pada kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan Klaten Jawa
Tengah. Hal ini dikarenakan menggunting
merupakan salah satu ajang melatih motorik halus anak selain menulis, menempel,
meronce, dan lain-lain. Menggunting, adalah mengkoordinasikan gerakan tangan
kanan yang memegang gunting dan kiri memegang objek yang di gunting.
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek penelitian
nya semua siswa
kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan yang
berjumlah 25 anak terdiri dari siswa perempuan 14 anak, siswa laki-laki 11 anak. Objek penelitian yaitu keterampilan motorik halus
melalui kegiatan menggunting. Data diperoleh dengan observasi dan portofolio
hasil karya anak. Data dianalisis menggunakan data deskriptif kualitatif dan data
kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan motorik halus
anak sebesar 51
% pada siklus 1 menjadi 93 % pada siklus 2. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa keterampilan motorik halus anak dapat ditingkatkan dengan
kegiatan menggunting.
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, yang mencakup dalam program pendidikan di taman
pendidikan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan pra sekolah baik swasta maupun
negri,TK dan SD (Siti Aisyiyah dkk,2014;1,3). Berbeda dengan fase usia anak
lainnya, anak usia dini memiliki karakterisik yang khas yaitu memiliki rasa
ingin tahu yang besar, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi,
masa paling potensial untuk belajar,menunjukkan sikap egosentris, rentang
konsentrasi yang pendek. ( Hartati,2005).
Pada
masa anak usia dini pertumbuhan dan perkembangan pada anak berlangsung sangat
cepat. Banyak ahli mengatakan bahwa perkembangan kemampuan motorik anak
berhubungan dengan perkembangan kemampuan anak yang lainnya seperti
perkembangan kognitif dan sosial emosional anak. Oleh sebab itu guru perlu
mengembangkan kemampuan motorik anak tersebut agar dapat tumbuh dengan baik.
Perkembangan fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang
relatif dapat di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti
pola dan urutan tertentu yang dapat di perkirakan. (Udin
S, Winataputra,dkk,2012). Dengan demikian perkembangan merupakan proses yang
berkesinambungan dimana pengalaman belajar dan ketercapaian tugas perkembangan
pada suatu periode akan mendasari perkembangan berikut nya.
Berdasarkan
pengamatan terhadap kegiatan pengembangan di Kelompok B TK ABA Tlogo ditemukan
beberapa masalah yaitu :
1. Dalam
kegiatan menggambar, hasil karya anak belum sesuai dengan harapan sebagian anak
kurang tertarik dengan penjelasan guru.
2. Dalam kegiatan melipat, hasil karya lipatan
anak belum benar.
3. Sebagian
besar anak tidak dapat menggunting gambar berpola dengan rapi.
Dari
beberapa masalah yang teridentifikasi dapat disimpulkan bahwa ketrampilan
motorik halus anak masih kurang berkembang. Hal ni dikarenanakan kekuatan
tangan anak belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu diperlukan upaya
perbaikan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan motorik halus anak. Dalam
penelitian ini kegiatan menggunting dijadikan salah satu cara untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Terindentifikasi dengan beberapa
kondisi berikut. Pertama, pada saat
kegiatan menggunting gambar berpola dari 25 anak dalam satu kelas hanya 2-4
anak atau hanya 8% - 16% dari keseluruhan anak yang dapat menggunting dengan
bentuk yang jelas, sisanya hanya berupa potongan kertas tak berbentuk, pola
bentuk lingkaran dan garis-garis yang tak seperti harapan. Kedua, hanya 8% - 16% anak yang tertarik dengan kegiatan
menggunting, yang lainnya lebih tertarik untuk bermain puzzle atau balok. Ketiga, sebanyak 75% anak Kelompok B
masih kaku dalam memegang gunting dan menggerakkan jari-jemarinya dalam
kegiatan menggunting.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat
diamati bahwa keterampilan motorik halus anak pada kegiatan menggunting masih
kurang. Faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan itu terjadi dikarenakan
kelas yang dilakukan peneliti adalah kelas B Baru yang artinya anak di kelas
ini tidak melewati kelas A tetapi usia sudah mencapai 5-6 Tahun., menjadi kurang
stimulasi serta ketidaktahuan anak tentang cara menggunting yang baik dan
benar.
Diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan
keterampilan motorik halus anak dalam menggunting. Perbaikan tersebut dapat
berupa pengelolaan kelas yang baik, penggunaan media yang menarik serta
penjelasan tentang cara-cara menggunting yang benar, jelas dan runtut,
diharapkan dengan perbaikan tersebut keterampilan anak dapat meningkat dan
berkembang secara optimal.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di
lakukan penelitian dengan mengangkat judul ‘ Meningkatkan keterampilan motorik
halus anak melalui kegiatan menggunting gambar berpola pada kelompok B di TK
ABA Tlogo Prambanan. Dengan harapan mampu memberikan konstribusi yang baik bagi
siswa, guru, sekolah dan orang tua dalam meningkatkan motorik halus anak.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah dapat dirumuskan yaitu
:
Bagaimana
meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting
gambar berpola pada Kelompok B di TK ABA Tlogo Prambanan ?
C.
Tujuan
Perbaikan
Tujuan
penelitian perbaikan ini secara umum adalah untuk meningkatkan keterampilan
motorik halus anak melalui kegiatan menggunting gambar berpola pada Kelompok B
di TK ABA Tlogo Prambanan.
D.
Manfaat
Penelitian
Sesuai
dengan tujuan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang baik bagi
siswa, guru, sekolah dan orang tua.
1.
Bagi
anak TK
a. Agar
mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak khususnya dalam kegiatan
menggunting gambar berpola.
b. Melatih
konsentrasi dan kesabaran
c. Melatih
koordinasi antara mata dengan tangan
d. Meningkatkan
daya kreatifitas, imajinasi serta wawasan anak.
e. Meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar anak.
2.
Bagi
Guru
Melalui
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri guru serta daya
kreatifitas guru dalam merancang dan memilih media pembelajaran yang sesuai
dengan minat anak sehingga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak
dalam kegiatan menggunting gambar berpola.
3.
Bagi
Sekolah
Agar
dapat menjadi referensi dalam memilih dan menyediakan sarana prasarana yang
tepat bagi setiap pembelajaran di sekolah.
4.
Bagi
Orang Tua
Dapat
menambah wawasan dan cara memotivasi anak dalam meningkatkan keterampilan
motorik halus anak, khususnya dalam kegiatan menggunting dengan menyediakan
media yang menarik serta sarana dan prasarana yang bervariasi.
II.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Penelitian
Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses
penelitian yang sistematis dan terencana melalui tindakan pembelajaran yang di
lakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Mills, Geoffrey
E,2000; Schmuck, Richaerd A,1997). Adapun
karakteristik dari PTK adalah sebagai berikut: a) An inquiry of practice from within ( berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya), b) Self-reflective
inquiry ( metode utama adalah refleksi diri bersifat agak longgar tetapi mengikuti kaidah kaidah
penelitian, c) fokus peneltian berupa kegiatan pembelajaran, dan d) tujuan
memperaiki pembelajaran itu sendiri. Oleh sebab itu guru dianggap paling tepat
melakukan PTK karena guru mempunyai otonomi dalam menilai kinerja serta
menerapkan temuan penelitian untuk memperbaiki pembelajaran, dan mengembangkan
berbagai kegiatan inovatif. (IGAK Wardhani,Kuswaya Wihardit,2014)
B.
Pengertian
Anak Usia Dini
Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pada
Pasal 1 ayat 14 menyatakan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003). Sedangkan NAEYC (National Association for The Education of
Young Children), menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada
pada rentang 0-8 tahun (Siti Aisyiyah dkk,2014;1,3)
Beberapa titik kritis
yang perlu di perhatikan pada anak usia dini
( Kartadinata,2003 )
1. Membutuhkan
rasa aman, istirahat dan makanan yang baik
2. Datang
kedunia yang di program untuk meniru
3. Membutuhkan
latihan dan rutinitas
4. Memiliki
kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban
5. Cara
berpikir anak berbeda dengan orang dewasa
6. Membutuhkan
pengalaman langsung
7. Trial and error
menjadi bagian pokok dalam belajar
8. Bermain
merupakan dunia masa kanak-kanak
9. Memiliki
rentang daya konsentrasi yang pendek.
10. Sebagai
bagian dari makhluk sosial.
11. Bermain
merupakan dunia masa kanak-kanak.
C.
Pengertian
Motorik Halus Anak Usia Dini
Menurut Bambang Sujiono
(2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan
pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak
terlalu membutuhkan tenaga,
namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin
baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti
menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua
anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Berikut ini adalah tingkat pencapaian
perkembangan motorik halus pada usia 5-6 tahun menurut Permendiknas No. 58
tahun 2009:
1. Menggambar
sesuai gagasannya.
2. Meniru
bentuk.
3. Melakukan
eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
4. Menggunakan
alat tulis dengan benar.
5.
Menggunting
sesuai dengan pola.
6. Menempel
gambar dengan tepat.
7. Mengekspresikan
diri melalui gerakan menggambar secara detail.
D.
Fungsi
Perkembangan Motorik Halus
Elizabeth
B. Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik
halus bagi konsentrasi perkembangan individu yaitu :
1)
Melalui ketrampilan
motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti
anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan
menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya.
2)
Melalui ketrampilan
motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessnes
(tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas tidak bergantung).
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang self confidence (rasa percaya diri).
3)
Melalui ketrampilan
motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjusment). Pada usia TK atau pra
sekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dan lain-lain.
4)
Melalui perkembangan
motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman
sebayanya sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul
dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5)
Perkembangan
ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kurang konsep diri/kepribadian anak.
Berdasarkan
pendapat Elizabet B. Hurlock, maka ketrampilan motorik halus anak sangat
penting bagi perkembangan anak. Salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan
motorik halus anak di Taman Kanak-kanak yaitu dengan kegiatan menggunting.
E.
Kegiatan
Menggunting
a. Pengertian
Menggunting
Menggunting adalah keterampilan yang
sering digunakkan anak untuk aktivitas seni,merupakan salah satu ajang melatih
motorik halus anak selain menulis, menempel, meronce, dan lain-lain.
Menggunting, adalah mengoordinasikan gerakan tangan kanan yang memegang gunting
dan kiri memegang objek yang di gunting (Siti Aisyah,dkk,2014)
b. Tujuan
Menggunting
Dalam
Hal ini peneliti menginginkan anak bisa mengembangkan kemampuan motorik halus
anak salah satunya dengan cara menggunting gambar berpola karena menurut
(B.E.F.Montolalu,dkk,2012) menggunting mampu menstimulasi kekuatan tangan untuk
pengembangan motorik halus lainnya.
c. Manfaat
Menggunting
1) Melatih
motorik halus anak.
Menggunting
merupakan salah satu ajang melatih motorik halus anak selain menulis, menempel,
meronce, dan lain-lain.Stimulasi
kekuatan dan ketahanan jemari anak. Saat menggunakan gunting, anak
memusatkan kekuatan menggerakkan gunting pada 2 buah jarinya.
2) Melatih
koordinasi antara mata dengan tangan.
Saat
menggunting, anak belajar mengoordinasikan gerakan tangan kanan yang memegang
gunting dan kiri memegang kertasnya, serta mata yang mengikuti gerakan gunting
tersebut.
3) Melatih
konsentrasi dan kesabaran.
4) Melatih
percaya diri , raut
penuh kepuasan di wajah anak saat berhasil menggunting dari satu sisi ke sisi
yang lain sendiri. Hal ini membuatnya percaya diri untuk menggunting banyak
kertas lainnya
5) Kreativitas. Dapat meningkatkan kreativitas
anak
d. Langkah-langkah
dalam Menggunting
1) Guru
menyediakan alat dan bahan untuk menggunting sesuai jumlah murid.
2) Guru
memperlihatkan alat peraga gambar berpola yang akan digunting.
3) Guru
menjelaskan cara menggunting gambar berpola setahap demi setahap.
4) Guru
memeriksa hasil pekerjaan anak-anak menggunting gambar berpola.
5) Guru
membimbing anak yang belum bisa menggunting.
6) Guru
dan anak melakukan refleksi terhadap proses pengembangan yang telah
dilaksanakan.
7) Guru
memberikan penilaian pada proses selama kegiatan berlangsung dan dari hasil
pekerjaan anak.
(B.E.F.Montolalu,dkk,2012;3,20)
III. PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK PENELITIAN
1.
Lokasi Penelitian ini
akan dilaksanakan di TK ABA Tlogo yang terletak di Desa Pemukti Baru RT 27 RW
04 Tlogo Prambanan Klaten Jawa Tengah. Di Sekolah ini
terdapat 197 siswa yang terbagi menjadi
8 kelas dimana tiap kelas nya terdapat rata rata 25 anak yaitu 1 Kelas kelompok
bermain, 3 kelas kelompok A dan 4 kelas kelompok B.
TK ABA Tlogo ini memiliki 2 gedung yang
terpisah. Gedung utara terdapat 4 ruang terdiri 2 kelas B dan 1 kantor guru dan
1 kantor TU. Sedangkan di gedung selatan ini berdiri 2 lantai. terdapat 7 ruang
yang terdiri dari 2 kelas B dan 3 kelas A serta 1 kelas kelompok bermain.
2.
Waktu
pelaksanaannya pada Semester I dengan Siklus I pada tanggal 31-08 Maret April 2020 dan Siklus II pada tanggal
07-04-2020 Dengan
5 hari per siklus nya. Rentang waktu
pelaksanaan penelitian ini dari pukul 07.00-10.00 WIB.
3. Tema yang digunakan pada Siklus I adalah Lingkunganku
dengan subtemanya adalah Rumahku. Pada Siklus II adalah Lingkunganku dengan
subtemanya adalah Sekolahku.
4.
Kelompok anak dalam pnelitian ini dilakukan pada Kelompok B dengan jumlah anak sebanyak 25 anak yang terdiri dari 14 anak perempuan dan 11 anak laki-laki.
5.
Karakterisik anak.
Khusus kelas yang dilakukan penelitian ini adalah kelas B4 dimana kelas ini
memiliki rentang usia 5-6 tahun tetapi tergolong murid baru dikarenakan tidak
melewati kelas A.
B. DESKRIPSI RENCANA TIAP
SIKLUS
1.
Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I dan II merupakan
proses merencanakan tindakan kelas yang akan di lakukan untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun (TK KELOMPOK B) .
Proses
perencanaan ini meliputi hal- hal sebagai berikut :
a. Menentukan
masalah yang hendak di teliti tujuan / sasaran yang ingin dicapai
b. Menetukan
bentuk kegiatan pengembangan yang akan di lakukan
c. Menentukan
tema, sub tema pembelajaran. Pada siklus 1 tema yang di gunakan yaitu tema
Lingkungan ku dengan sub tema Rumah ku. Pada skilus II tema yang di gunakan
yaitu Lingkungan ku dengan sub tema Sekolah ku.
d. Membuat
rencana kegiatan harian
e. Mendiskusikan
RKH dengan teman sejawat ( penilai )
f. Menetukan
tempat kegiatan yang akan dilakukan
g. Memperkirakan
alokasi waktu, menyesuaikan dengan waktu yang di sediakan
h. Menyiapkan
perangkat pembelajaran atau media pembelajaran yang di gunakan untuk kegiatan
anak
i.
Menyiapkan instrument
penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung dan sesudah kegiatan untuk
mengetahui ketercapaian tujuan / sasaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
tersebut
a.
Langkah
perbaikan siklus 1
Adapun rencana langkah
– langkah perbaikan pada siklus I adalah sebagai berikut :
1)
Menggunting gambar berpola segi empat.
2)
Menggunting pola segi tiga dan segi empat
3)
Menggunting gambar berpola lurus lengkung.
4)
Menggunting gambar berpola lurus,
lengkung dan segi empat.
5)
Menggunting gambar berpola segi empat dan lingkaran.
b. Rencana tindakan
perbaikan siklus I
Rancangan kegiatan pada
siklus 1 adalah sebagai berikut :
Tabel
1.
RKH Ke
|
Pembukaan
|
Inti
|
Penutup
|
I
|
Melakukan Tepuk Jari dengan
irama
|
Menggunting gambar berpola
segi empat almari
|
Menyusun balok mainan di lemari kelas
|
II
|
Membuat bentuk segitiga dan
segi empat membentuk rumah menggunakan kertas lipat
|
Menggunting pola segi tiga dan
segi empat bentuk rumah sederhana
|
Menempel pola geometri menjadi
bentuk rumah
|
III
|
Membuat garis lengkung dan
lurus membentuk jendela
|
Menggunting gambar berpola
lurus dan lengkung membentuk jendela rumah”
|
Membentuk jendela dengan
batang lidi
|
IV
|
Membuat bunyi dengan kaleng
susu berisi kerikil
‘ Rumah ku Indah’
|
Menggunting gambar berpola
lurus lengkung, segi tiga dan segi empat berbentuk rumah tingkat
|
Menyusun kubus menjadi bentuk
rumah tingkat
|
V
|
Membentuk lampu taman dengan
plastisin
|
Menggunting gambar berpola
segi empat dan lingkaran, berbentuk lampu taman
|
Mengecap dengan jari membentuk
lampu taman dan bunga
|
Rancangan Siklus I
c.
Rencana
tindakan perbaikan siklus II
Adapun rencana langkah – langkah perbaikan pada
siklus II adalah sebagai berikut :
1.
Menggunting gambar
berpola lurus lengkung segi tiga dan segi empat
2.
Menggunting gambar
bentuk lurus dan lengkung berantai
3.
Menggunting gambar
berpola lengkung lurus,lingkaran.
4.
Menggunting gambar
berpola segi tiga dan segi empat zig zag
5.
Menggunting pola
berantai, lurus lengkung zig zag dan lingkaran
d. Rencana tindakan perbaikan
siklus II
Rancangan kegiatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut
:
Tabel
2.
Rancangan
Siklus II
RKH Ke
|
Pembukaan
|
Inti
|
Penutup
|
VI
|
Melambungkan dan menangkap bola
kertas
|
Menggunting gambar berpola lurus
lengkung segi tiga dan segi empat ‘ gedung sekolah’
|
Menyusun guntingan kertas menjadi
lingkungan TK
|
VII
|
Menebalkan titik titik menjadi
gambar pohon
|
Menggunting gambar bentuk lurus
dan lengkung, zig zag membentuk ‘ Pohon’
|
Menghias pola dengan menambah buah
pada pohon
|
VIII
|
Senam Jari
|
Menggunting gambar berpola
lengkung lurus, membentuk orang/ murid
|
Merangkai bentuk geometri menjadi
bentuk orang
|
IX
|
Memanjat, bergantung berayun di
tangga titian
|
Menggunting gambar berpola segi
tiga dan segi empat zig zag berbentuk pagar sekolah
|
Kolase membentuk batu pagar dengan
kedelai hitam
|
X
|
Membentuk kepala manusia dengan plastisin
|
Menggunting pola berantai, lurus
lengkung zig zag .Membuat hiasan kaca berbentuk orang berantai berantai
|
Menempel hiasan kaca berbentuk
murid berbantai di jendela kelas
|
2.
Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas model Riset Aksi Model John Ellio. Tiap
siklus terdii dari empat langkah yaitu : Perencanaan, pelaksanaan pengamatan,
refleksi. Adapun skema alur tindakan model John Elliot adalah sebagai berikut (https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/) :
Gambar 1:
Siklus PTK menurut John Elliot
Tabel 3
Keterangan gambar :
Siklus PTK menurut John Ellio :
Siklus 1 Siklus
2
·
Plan
( perencanaan )
·
Action
( pelaksanaan )
·
Observe
( pengamatan )
·
Reflect
( Refleksi )
|
• Resived Plan ( perencanaan )
• Action ( pelaksanaan )
• Observe ( pengamatan )
• Reflect ( Refleksi )
|
Kegiatan
pengembangan ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing masing siklus terdiri
dari 5 hari pembelajaran, 5 RKH, skenario perbaikan dan 5 lembar observasi.
Dalam kegiatan pengembangan siklus I dan sikuls II di susun secara rinci yang
di mulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan pembelajaran lembar observasi
dan lembar refleksi yang di gunakan untuk mengetahui sejauh mana kelebihan dan
kelemahan pelaksaan pembelajaran sehingga dapat di perbaiki pada kegiatan
pelaksanaan kegiatan berikutnya.
Pada
tahap pelaksanaan yang
pertama kali dilakukan peneliti adalah meminta
kesediaan teman sejawat untuk menjadi supervisor 2 dan
kepala sekolah untuk menjadi penilai. Pada kesempatan ini yang bersedia menjadi
supervisor 2 adalah Dwi Mulyani, S.Pd.AUD. Dan yang menjadi penilai adalah Sri
Wahyuningsih M.Pd
Tugas
supervisor 2 adalah membimbing, menilai, dan memberi masukan terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2. Tugas
Penilai adalah menilai RKH dan pelaksanaan perbaikan dengan menggunakan APKG
PKP 1 dan APKG PKP 2.
Prosedur
kegiatan pengembangan yang utama adalah
memberikan penjelasan tentang gunting, mengenal bentuk, cara memegang dan
menyuruh anak menggunting gambar berpola yang telah di sediakan guru maupun
yang dibuat oleh anak sendiri.
Langkah-langkah
pelaksanaan berikutnya adalah melaksanakan kegiatan perbaikan sesuai dengan RKH
yang telah disusun serta rencana perbaikan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak. Rencana perbaikan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan
menggunting gambar berpola Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Supervisor 2 ini akan
membantu dalam membimbing, memberi masukan dan menilai kinerja peneliti dalam
melaksanakan perbaikan. Pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan Rencana
Kegiatan Harian yang telah dirancang sebelumnya. Adapun pelaksanaannya sebagai
berikut terdiri : siklus 1 dan siklus 2 dengan 5 RKH tiap siklus nya
dengan kegiatan awal ± 30 menit kegiatan
inti ±60 menit istirahat ±30 menit dan kegiatan penutup ±30 menit.
Adapun langkah-langkah pengembangan pembelajaran
yang dilakukan adalah :
a.
Pengelolaan kelas dan
penataan rung:
1) Mengkondisikan
anak dengan mengatur posisi duduk anak- anak sesuai tema
2) Membuat perkelompokan yang berbeda menurut kegiatan
pengembangan
b. Tahap
perbaikan pembelajaran
I. Kegiatan Awal (± 30 menit)
1) Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
2) Nilai agama dan Moral ‘iqro’, Hafalan surat,
hafalan asmaul husna.
3) Kegiatan
awal perangsangan motorik halus berupa kegiatan motorik kasar atau halus yang
berhubungan dengan jari.
II.
Kegiatan
Inti (± 60 menit)
1)
Anak anak mendengarkan penjelasan dari guru tentang gunting, mengenal
bentuk, cara memegang gunting dan cara menggunting
2)
Anak- anak mulai melaksanakan kegiatan menggunting seperti yang telah di
jelaskan guru
3)
Anak- anak mulai melaksanakan kegiatan menggunting seperti yang telah di
jelaskan guru
4)
Anak – anak menempelkan sendiri hasil karya mereka pada buku atau papan
portofolio yang telah di sediakan
III. Kegiatan
Penutup (± 30 menit)
Kegiatan
pemantapan pengembangan motorik halus atau kegiatan penunjang lainnya.
3. Tekhnik pengumpulan
data
Beberapa
alat pengumpulan data yang di hunakan dalam penelitian data ini adalah sebagai
berikut (Siti AisyiyahDkk.2014;6.10)
a.
Pengamatan (
observation) : Berisi sejumlah aspek yang di amati guru dengan beberapa
kategori penilaian yang dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) sesuai dengan
pengamatan langsung.
b.
Wawancara dilakukan
untuk mengetahui pikiran ide dari sejumlah anak
c.
Hasil karya berupa kumpulan karya anak berupa hasil kegiatan pengembangan.
d.
Dokumentasi peneliti mendokumentasi dengan kamera HP Android sebagai data
pendukung.
Peneliti bersama dengan
supervisor 2 dan penilai melaksanakan pengamatan dan penilaian hasil kerja anak
dengan menggunakan lembar observasi anak.
Adapun
instrument observasi yang digunakan dalam dua siklus adalah
Tabel 4
Contoh format lembar
observasi
NO
|
Nama
|
Indikator
pengembangan
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
Menggunting
gambar berpola
|
|
|||||
|
||||||
|
||||||
|
||||||
|
BSB :
Anak Berkembang Sangat Baik
BSH : Anak Berkembang Sesuai Harapan
MB : Anak Mulai Berkembang
BB : Anak Belum Berkembang
4.
Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama
supervisor 2 merefleksi kelemahan dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi
selama proses pembelajaran yaitu dengan cara
meninjau kembali apa saja kelemahan dan
kelebihan dari pembelajaran. Hal ini akan digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang
kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilakukan setiap hari setelah pembelajaran selesai.
C. TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam penelitian tindakan kelas ini
teknik yang digunakan adalah teknik kualitatif-deskriptif dengan menggunakan
lembar observasi, serta data kuantitatif melalui portofolio yang dihitung
menjadi bentuk prosentase.
Analisis
data merupakan upaya merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam
bentuk yang benar dan dapat dipercaya. Analisis data dilakukan dengan :
a.
Teknik
kualitatif-deskriptif dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data
kuantitatif melalui portofolio yang dihitung menjadi bentuk prosentase dengan
cara:
Jumlah anak BSB/BSH/MB/BB X
100 %
Jumlah seluruh anak.
Hasil analisis data tersebut disajikan
dalam bentuk uraian tabel dan grafik.
Melalui grafik dan tabel tersebut peneliti akan menafsirkan atau
menginterpretasikan data itu agar lebih mudah dipahami dan menjadi bermakna.
Indikator keberhasilan apabila prosentase anak yang berhasil mencapai ± 80 %
dari keseluruhan siswa. (IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit,2014)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dengan 2
siklus. Kondisi awal yang hanya sebesar 16% dari keseluruhan anak yang mampu
menggunting sesuai harapan dan anak yang mampu menggunting sangat baik. Pada
siklus 1 menjadi sebesar 51 % anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan
mampu menggunting dengan sangat baik. Hal ini masih belum sesuai dengan yang di
harapkan dikarenakan masih ada sekitar 30% anak yang masih belum berkembang
Oleh karena itu kegiatan perbaikan ini perlu dilanjutkan ke siklus II. kemudian
diakukan pada siklus ke II dengan hasil yang meningkat signifikan menjadi
sebesar 93% dari jumlah anak yang mampu menggunting dengan sangat baik dan
sesuai harapan.
1.
Deskripsi hasil siklus
I
a. Perencanaan
Adapun langkah-langkah rencana
perbaikannya sebagai berikut :
1)
Guru menyiapkan media berupa gambar berpola
2)
Guru menyiapkan
peralatan untuk menggunting
3)
Guru menjelaskan
cara menggunting objek tersebut satu per satu
4)
Guru menyuruh anak menirukan cara
menggunting objek sesuai petunjuk guru.
5)
Guru membimbing
anak yang belum bisa
b.
Pelaksanaan
siklus 1
1) RKH
1 tanggal 31-03-2020
Pada pelakanaan hari petama hal yang perlu diperbaiki adalah menggunting
gambar berpola segi empat ‘ lemari’
Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan
adalah :
a)
Kegiatan Awal (± 30
menit) Berdo’a sebelum memulai pembelajaran,
berdo’a sebelum memulai pembelajaran, melakukan Tepuk Jari dengan irama
b)
Kegiatan Inti (± 60
menit)
membedakan lemari berukuran
pendek dan panjang, menggunting pola segi empat ‘ lemari’, tanya jawab tentang nama gambar
benda yang di perlihatkan ‘lemari,kursi,meja,tempat tidur’.
c)
Kegiatan Penutup (±
30 menit) Menyusun balok mainan di lemari kelas.
2)
RKH 2 tanggal 01-04-2020
Pada pelakanaan hari kedua hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar
berpola segi tiga dan segi empat ‘ Rumah ‘ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan Awal (± 30 menit) Berdo’a sebelum memulai pembelajaran,
Hafalan nama surat dalam Al-Qur`an,
membuat bentuk segitiga dan segi empat membentuk rumah
menggunakan kertas lipat
b) Kegiatan Inti (± 60 menit) Menghitung gambar rumah , pintu,
jendela, atap lalu menulis angka di bawah nya,
menggunting pola segi tiga dan segi empat berbentuk
‘Rumah’, menirukan
kembali 5 urutan kata ‘ Rumah ku sangat indah dan nyaman’
c) Kegiatan Penutup (± 30 menit) Menempel pola menjadi bentuk ‘Rumah’
3)
RKH 3 tanggal 02-04-2020
Pada pelakanaan hari ketiga hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting
gambar berpola lurus lengkung membentuk jendela. Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan Awal (± 30 menit) Berdo’a sebelum
memulai pembelajaran, Menghafal Asmaul husna 10- 15, Membuat berbagai
macam coretan lurus dan lengkung membentuk ‘jendela’
b) Kegiatan Inti (± 60 menit) Menarik garis pada maze “Ani pulang ke
rumah”. Menggunting
pola lengkung dan persegi ‘ jendela’. Tanya jawab tentang ciri-ciri rumah sehat
c) Kegiatan Penutup (± 30 menit) Membentuk
jendela dengan batang lidi
4)
RKH 4 tanggal 03-04-2020
Pada pelakanaan hari keempat hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting
gambar berpola lurus, lengkung dan segi
empat membentuk rumah bertingkat. Sedangkan
kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan Awal (± 30 menit).
Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
Menghafalkan surat pendek ‘ At-Taubah’,.
Membuat bunyi dengan kaleng berisi kerikil ‘ Rumah ku
indah ‘
b)
Kegiatan Inti (± 60
menit) Memberi tanda = pada jumlah gambar yang sama dan tanda ≠ pada jumlah
gambar yang berbeda. Menggunting pola segi tiga dan segi empat ‘ Rumah tingkat ‘.
Menceritakan benda apa saja yang ada di sekitar rumah
c. Kegiatan Penutup (± 30 menit).
Tugas kelompok menyusun kubus menjadi rumah bertingkat
5)
RKH 5 tanggal 03-04-2020
Pada
pelakanaan hari kelima hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar
berpola lurus, lingkaran dan segi empat ‘ Lampu Taman ‘. Sedangkan kegiatan
pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan Awal (± 30 menit).
Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
Menghalaf surat pendek Al- Ma`un. Membentuk lampu taman dengan plastisin ‘
b) Kegiatan
Inti (± 60 menit) Mengurutkan gambar berpola dari yang terkecil sampai terbesar
dengan member angka 1-5. Menggunting pola lingkaran dan segi empat’ Lampu Taman
. Menyebut benda di sekitar rumah berawal ‘ Sa’
c) Kegiatan
Penutup (± 30 menit). Melukis dengan jari membentuk bunga dan lampu di taman
6)
Refleksi siklus I
Pada tahap siklus
I ini peneliti bersama supervisor 2 merefleksi kelemahan
dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran.
Kelemahan dan kelebihan yang ditemukan akan digunakan sebagai bahan acuan untuk
merancang kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilkukan setiap
hari setelah pembelajaran selesai.
Pada hari pertama
diidentifikasi kelemahan pembelajaran
yaitu pada penggunaan media yang kurang besar sehingga anak tidak dapat melihat
objek dengan jelas. Kelebihannya pada pengaturan posisi duduk yang memungkinkan
peneliti untuk memantau anak. Sehingga pada hari kedua peneliti
menggunakan media yang lebih besar
Dalam refleksi hari kedua dapat
diidentifikasi kelemahan pembelajaran
yaitu penjelasan tentang cara menggunting yang terlalu cepat dan kurang jelas sehingga anak sulit
untuk mengikutinya. Kelebihannya pada penggunaan media yang berukuran besar dan
berwarna cerah sehingga menarik minat anak.
Sedangkan dalam refleksi hari ketiga dapat diidentifikasi kelemahan
pembelajaran yaitu anak-anak tidak dapat fokus dengan baik ketika pembelajaran
berlangsung karena ada sebagian anak yang bercerita sendiri dengan temannya.
Kelebihannya pada penyampaian cara menggunting yang pelan-pelan, runtut dan jelas.
Dalam refleksi hari
keempat teridentifikasi
kelemahan pembelajaran yaitu penggunaan waktu yang kurang maksimal
sehingga dalam proses pembelajaran sedikit tergesa-gesa. Kelebihannya pada
pemantauan anak-anak yang merata sehingga anak lebih fokus dalam belajar.
Di refleksi hari kelima
diidentifikasi kelemahan pembelajaran
yaitu pengelolaan kelas yang kurang optimal. Kelebihannya pada pembimbingan
anak pada setiap tahapan menggunting sehingga anak dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
Reaksi anak terhadap pengelolaan kelas belum
sepenuhnya dapat menerima pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena masih ada
anak yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Sebagian anak belum dapat menangkap
penjelasan yang di berikan guru dengan baik. Tingkat keberhasilan siswa belum
memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan. Hasil
analisis dan observasi yang dilaksanakan pada sikluus I ini, akan digunakan
sebagai acuan untuk melaksanakan tahap berikutnya siklus II
pada hari selanjutnya.
7)
Hasil observasi siklus
I
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan setelah diadakan tindakan perbaika. Pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut
:
Tabel
5
Data
hasil tindakan perbaikan siklus I
NO
|
INDIKATOR
PERKEMBANGAN
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
1.
|
Menggunting gambar
berpola segi empat almari
|
13
|
5
|
4
|
3
|
2.
|
Menggunting pola
segi tiga dan segi empat bentuk rumah sederhana
|
10
|
5
|
7
|
3
|
3.
|
Menggunting gambar
berpola lurus, lengkung dan segi empat
membentuk jendela rumah”
|
8
|
3
|
8
|
6
|
4.
|
Menggunting gambar
berpola lurus lengkung, segi tiga dan segi empat berbentuk rumah tingkat
|
5
|
5
|
7
|
8
|
5.
|
Menggunting gambar
berpola segi empat dan lingkaran, berbentuk lampu taman
|
3
|
4
|
7
|
11
|
Pada kondisi awal sebelum kegiatan
perbaikan dilaksanakan, kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggunting
hanya sekitar 2-4 anak saja yang mampu menggunting dengan baik. Setelah
dilakukan perbaikan pada siklus I hasil yang diperoleh mengalami
peningkatan menjadi sekitar 7-11 anak
yang mampu menggunting dengan baik. Tetapi tingkat keberhasilan siswa belum
memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan Selanjutnya
peneliti melakukan kegiatan pembelajaran siklus 2 pada hari selanjutnya.
c.
Pelaksanaan
siklus II
2)
RKH 6 tanggal 07- April -2020
Pada
pelakanaan hari keenam hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar
berpola segi tiga dan segi empat‘ gedung sekolah ‘. Sedangkan kegiatan
pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)
Kegiatan Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
Menghafal Asmaul Husna 15 – 25. Melambungkan dan menangkap bola kertas.
b)
Kegiatan Inti (± 60 menit). Mengurutkan panjang gambar papan tulis dari
yang pendek ke yang panjang dengan memberi angka 1-5 Menggunting gambar berpola
segi tiga dan segi empat‘ gedung sekolah. Menceritakan pengalaman anak di
sekolah
c) Kegiatan Penutup (± 30 menit). Mengecap gambar
gedung sekolah dengan pewarna dan cutton bud
1)
RKH
7 tanggal 08- April -2020
Pada pelakanaan hari ketujuh hal yang
perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lurus dan lengkung bentuk
‘Pohon ‘ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan
Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran. Menyebut nama nama
rosul. Menebalkan titik titik menjadi gambar pohon
b) Kegiatan
Inti (± 60 menit). Pemberian tugas mengurutkan pola 3 dimensi bentuk geometri.
Menggunting gambar berpola lurus dan lengkung bentuk‘ Pohon ‘. Mengenal huruf .
Pohon’ kemudian menulis di kertas.
c) Kegiatan
Penutup (± 30 menit). Menghias pola menambah buah pada pola bergambar pohon.
2)
RKH
8 tanggal 09- April -2020
Pada
pelakanaan hari kedelapan hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar
berpola lengkung dan lurus bervariasi membentuk ‘murid’ Sedangkan kegiatan
pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a) Kegiatan
Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran
Melafalkan
huruf hijaiyah. Senam Jari.
b) Kegiatan
Inti (± 60 menit). Mendengarkan cerita berseri judul ‘ Rajin sekolah’.
Menggunting pola lengkung dan lurus bervariasi membentuk ‘murid’. Menebutkan
penjumlahan dai 1-10 gambar peralatan sekolah kemudian menulis kan nya.
c) Kegiatan
Penutup (± 30 menit). Mernyusun bentuk geometri menjadi bentuk murid.
3)
RKH
9 tanggal 10- April -2020
Pada pelakanaan hari
kesembilan hal yang perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lengkung
dan lurus bervariasi membentuk ‘pagar’ Sedangkan kegiatan pembelajaarn yang
dilakukan adalah :
a)Kegiatan
Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran.
Tanya
jawab tentang waktu sholat dan jumlah rekaat nya. Memanjat, bergantung berayun
di tangga titian.
b)
Kegiatan Inti (± 60
menit). Memberi tanda = pada jumlah gambar yang sama dan tanda ≠ pada jumlah
gambar yang berbeda. Menggunting gambar berpola zig zag. segi tiga dan segi
empat‘ Pagar sekolah. Tanya jawab posisi perabotan di sekolah
c)Kegiatan
Penutup (± 30 menit). Kolase menempel kedelai hitam membentuk pagar
4) RKH 10 tanggal 11-
April -2020
Pada pelakanaan hari kesepuluh hal yang
perlu diperbaiki adalah Menggunting gambar berpola lingkaran dan segi tiga,
zigzag berantai membentuk murid untuk hiasan kaca. Sedangkan kegiatan
pembelajaarn yang dilakukan adalah :
a)Kegiatan
Awal (± 30 menit). Berdo’a sebelum memulai pembelajaran
Menghalaf surat pendek Al- Ma`un. Membentuk
kepala manusia dengan plastisin.
b)
Kegiatan Inti (± 60
menit). Membilang dengan menunjuk gambar
peralatan sekolah lalu menuliskan angkanya memberi angka 1-5 dengan memberi
angka 1-5. Menggunting gambar berpola lingkaran dan segi tiga. zigzag berantai.
Membentuk murid untuk hiasan kaca. Bermain menyampaikan pesan berantai kepada
kelompok
c)Kegiatan
Penutup (± 30 menit). Menempel hiasan di kaca sekolah.
5) Refleksi siklus II
Pada tahap siklus 2 ini peneliti bersama
supervisor 2 merefleksi kelemahan dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi
selama proses pembelajaran. Kelemahan dan kelebihan yang ditemukan akan
digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang kegiatan perbaikan selanjutnya.
Proses refleksi ini dilkukan setiap hari setelah pembelajaran selesai.
Pada hari keenam diidentifikasi
kelemahan pembelajaran yaitu pada penggunaan media yang kurang besar
sehingga anak tidak dapat melihat objek dengan jelas. Kelebihannya pada
pengaturan posisi duduk yang memungkinkan peneliti untuk memantau anak.
Dalam refleksi hari ketujuh dapat diidentifikasi
kelemahan pembelajaran yaitu penjelasan tentang cara menggunting yang
terlalu cepat dan kurang jelas sehingga anak sulit untuk mengikutinya.
Kelebihannya pada penggunaan media yang berukuran besar dan berwarna cerah
sehingga menarik minat anak.
Sedangkan dalam refleksi hari kedelapan dapat diidentifikasi kelemahan pembelajaran yaitu anak-anak tidak
dapat fokus dengan baik ketika pembelajaran berlangsung karena ada sebagian
anak yang bercerita sendiri dengan temannya. Kelebihannya pada penyampaian cara
menggunting yang pelan-pelan, runtut dan jelas.
Dalam refleksi hari kesembilan teridentifikasi
kelemahan pembelajaran yaitu penggunaan waktu yang kurang maksimal
sehingga dalam proses pembelajaran sedikit tergesa-gesa. Kelebihannya pada
pemantauan anak-anak yang merata sehingga anak lebih fokus dalam belajar.
Di refleksi hari kesepuluh diidentifikasi
kelemahan pembelajaran yaitu pengelolaan kelas yang kurang optimal.
Kelebihannya pada pembimbingan anak pada setiap tahapan menggunting sehingga
anak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Dari pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 2 ini, walaupun masih ada
beberapa kelemahan tetapi dengan
hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 93 % berarti upaya pengembangan
motorik halus anak mlalui kegiatan menggunting di nyatakan berhasil.
B.
PENGAMATAN/OBSERVASI
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
setelah diadakan tindakan perbaikan pada
siklus II, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel
6
Data
hasil tindakan perbaikan siklus II
NO
|
INDIKATOR
PERKEMBANGAN
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
1.
|
Menggunting gambar berpola
lurus lengkung segi tiga dan segi empat ‘ gedung sekolah’
|
2
|
3
|
8
|
12
|
2.
|
Menggunting gambar
bentuk lurus dan lengkung, zig zag membentuk ‘ Pohon’
|
1
|
1
|
10
|
13
|
3.
|
Menggunting gambar
berpola lengkung lurus, zig zag membentuk orang/ murid
|
|
2
|
6
|
17
|
4.
|
Menggunting gambar
berpola segi tiga dan segi empat zig zag berbentuk pagar sekolah
|
|
|
6
|
19
|
5.
|
Menggunting pola
berantai, lurus lengkung zig zag .Membuat hiasan kaca berbentuk orang
berantai berantai
|
|
|
4
|
21
|
Pada perbaikan siklus II diperoleh hasil
bahwa ada 21 anak yang dapat menggunting dengan baik, 4 anak menggunting sesuai
dengan harapan guru. Terjadi penurunan yang signifikan di anak yang belum
berkembang dan mulai berkembang menjadi nol %. walaupun masih ada beberapa
kelemahan tetapi dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 93 % berarti
upaya pengembangan motorik halus anak mlalui kegiatan menggunting di nyatakan
berhasil.
C.
Pembahasan Hasil
Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan
1.Pembahasan
Siklus I
Pada siklus I data yang telah
dikumpulkan akan dihitung dalam bentuk prosentase agar mudah untuk dianalisis
dan di interpretasikan.
Tabel
7
Data
prosentase pencapaian perkembangn siklus I
Kelompok B TK
ABA TLOGO
RKH
|
Belum Berkembang
|
Mulai
berkembang
|
Berkembang Sesuai Harapan
|
Berkembang Sangat Baik
|
1
|
52 %
|
20%
|
16%
|
12%
|
2
|
40 %
|
20%
|
28%
|
12%
|
3
|
32 %
|
12%
|
32%
|
24 %
|
4
|
20 %
|
20%
|
28%
|
32 %
|
5
|
12 %
|
16%
|
28%
|
44 %
|
Rata-rata
|
31,2 %
|
17,6%
|
26,4%
|
24,8 %
|
2. Analisis
Data Siklus I
Berdasarkan data di atas dapat diamati
bahwa perkembangan kemampuan anak dalam mengunting mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Anak yang belum berkembang prosentasenya menurun, ini
menjelaskan bahwa jumlah anak yang belum berkembang dan mulai berkembang dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kelima semakin berkurang. Sebaliknya anak
yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik prosentasenya
meningkat ini berarti bahwa jumlah anak yang mampu menggunting semakin
bertambah.
3. Pembahasan
Siklus II
Berikut ini prosentase pencapaian anak
kelompok B pada siklus II
Tabel 8
Data prosentase
pencapaian perkembangn siklus II
Kelompok B TK ABA TLOGO
RKH
|
Belum Berkembang
|
Mulai
Berkembang
|
Berkembang Sesuai Harapan
|
Berkembang Sangat Baik
|
6
|
8
%
|
12%
|
32%
|
48
%
|
7
|
4
%
|
4%
|
40%
|
52
%
|
8
|
-
|
8%
|
24%
|
68
%
|
9
|
-
|
-
|
24%
|
76%
|
10
|
-
|
-
|
16%
|
84
%
|
Rata-rata
|
2,4
%
|
4,8%
|
27,2
%
|
65,6
%
|
4. Analisis
Data Siklus II
Berdasarkan data di atas dapat diamati
bahwa perkembangan kemampuan anak dalam menggunting mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Anak yang belum berkembang prosentasenya menurun dan menjadi
nol pada hari ke delapan, kesembilan dan kesepuluh, ini menjelaskan bahwa jumlah
anak yang belum berkembang dari pertemuan keenam sampai pertemuan kesepuluh
semakin berkurang dan jumlahnya menjadi nol. Tidak jauh beda dengan kondisi
anak yang mulai berkembang yang semakin turub jumlah nya bahkan menjadi nol di
dua hari terakhir. Sebaliknya anak yang berkembang sesuai harapan dan
berkembang sangat baik prosentasenya meningkat ini berarti bahwa jumlah anak
yang mampu menggunting semakin bertambah.
C.
ANALISIS DATA
Berikut ini prosentase pencapaian anak
dimulai dari kondisi awal sebelum
diadakan perbaikan, siklus I dan siklus II :
Tabel 9
Data prosentase
perbandingn pencapaian perkembangan
Kelompok B TK ABA TLOGO
|
Belum
Berkembang
|
Mulai
Berkembang
|
Berkembang
Sesuai Harapan
|
Berkembang
Sangat Baik
|
kondisi awal
|
52%
|
20%
|
16%
|
12%
|
siklus 1
|
31%
|
18%
|
26%
|
25%
|
siklus 2
|
2%
|
5%
|
26%
|
67%
|
Penyajian diagram pencapaian
perkembangan anak dimulai dari kondisi awal sebelum diadakan perbaikan, siklus
I dan siklus II :
Diagram 1
Diagram pencapaian
perkembangan siklus I
Berdasarkan diagram di
atas terlihat bahwa ada peningkatan kemampuan anak dari kondisi awal yang hanya
sebesar 28% dari keseluruhan anak yang mampu menggunting sesuai harapan dan
anak yang mampu menggunting sangat baik. Pada siklus 1 menjadi sebesar 51 % anak
yang mampu menggunting sesuai harapan dan mampu menggunting dengan sangat. Pada
siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 93% dari jumlah anak yang mampu menggunting dengan sangat baik dan
sesuai harapan.
Dengan
demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa
anak bisa mengembangkan kemampuan motorik halus salah satunya dengan
cara menggunting gambar berpola karena menurut (B.E.F.Montolalu,dkk,2012)
menggunting mampu menstimulasi kekuatan tangan untuk pengembangan motorik halus
lainnya.
Penelitian ini uga
membuktikan bahwa perkembangan fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu
urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan
tersebut mengikuti pola dan urutan tertentu yang dapat di perkirakan. ( Udin S,
Winataputra,dkk,2012) Dengan demikian perkembangan
merupakan proses yang berkesinambungan dimana pengalaman belajar dan
ketercapaian tugas perkembangan pada suatu periode akan mendasari perkembangan
berikut nya.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
TINDAK
LANJUT
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang upaya
meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menggunting pada kelompok B di TK ABA Tlogo dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1.
Kemampuan motorik
halus anak terjadi peningkatan dari kondisi awal yang
hanya sebesar 28% dari keseluruhan anak yang mampu menggunting sesuai harapan
dan anak yang mampu menggunting sangat baik pada siklus 1 menjadi sebesar 51 %
dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 93%.
2.
Kegiatan menggunting dapat meningkatan kemampuan motorik halus anak.
3. Perkembangan
fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat
di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti pola dan urutan
tertentu yang dapat di perkirakan.
B. SARAN TINDAK
LANJUT
Berdasarkan
pembahasan pada hasil perbaikan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Guru TK diharapkan untuk terus berinovasi, kreatif dan
tetap semangat dalam mendidik dan mengembangkan kemampuan anak usia dini.
2. Guru TK diharapkan untuk selalu tekun dan sabar dalam
membimbing dan mendampingi anak selama proses pembelajaran.
3. Kegiatan menggunting dengan berbagai teknik dan variasi
gambar perlu dilakukan secara konsisten untuk menstimulasi kemampuan dan
keterampilan motorik halus pada anak TK
4. Penggunaan media yang menarik dan bervariasi sangat
penting dilakukan agar menarik minat belajar anak dan memudahkan anak TK dalam
belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah, Siti dkk. (2013). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Pamadi, Hajar dan Sukardi
S.Evan. (2008). Seni Keterampilan Anak.
Jakarta : Universitas Terbuka Press.
Permendiknas No. 58 Tahun 2009
Tentang Standar PAUD\
PKP PG-PAUD,Tim. ( 2003 ) Panduan
Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang selatan: Universitas Terbuka.
Saputra, Yudha M dan Rudyant.
(2005). Pembelajaran Rudyanto. Kooperatif Anak
Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak. Jakarta : Depdiknas, Dirjen
Pendidikan Tinggi.
Wardhani, IGAK dan Kuswaya
Wihardit. (2012). Penelitian Tindakan
Kelas. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.