BERMAIN SEBAGAI SARANA DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN PADA
KELOMPOK BERMAIN
A.
Pengertian Bermain
Beberapa ahli mengatakan bahwa
bermain pada anak merupakan sarana untuk belajar. Bermain dan belajar anak
merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus menerus terjadi dalam
kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang
dialami hampir semua orang. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan
pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang
cemerlang. Bermain adalah kegiatan yangdilakukan berulang-ulang demi
kesenangan, tanpa ada tujuan yang hendak dicapai, jadi kegiatan apapun bila
dilakukan dengan senang hati dikatakan bermain.
B.
Karakteristik Bermain
a.
Bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif
bagi anak
b.
Bermain dari motivasi yang muncul dalam diri anak, bermain senantiasa
melibatkan peran aktif anak.
c.
Bermain sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban
d.
Bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak
e.
Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain
C.
Jenis Main Pada Anak Usia Dini
a.
Bermain sensor-motorik : bermain dengan menggunakan panca indra untuk
menngeksplorasi benda.
b.
Bermain simbolik : anak mulai menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau
pegganti dan mulai main pura-pura.
c.
Bermain konstruktif : anak mulai membangun atau menciptakan sesuatu menurut
rencana yang sudah tersusun sebelumnya.
D.
Manfaat bermain
1.
Aspek fisik → Bila mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak
melibatkan fisik terutama motorik kasar, akan membuat tubuh menjadi sehat dan
meningkatkan ketrampilan anak.
2.
Aspek sosial → keterlibatan anak dengan orang lain dapat membantu anak untuk
bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang lain. Selain itu anak belajar
berkomunikasi, berorganisasi dan menghargai orang lain.
3.
Aspek perkembangan intelektual → mengenal nama benda yang ada disekitarnya,
mengetahui sifat benda, melihat adanya persamaan / perbedaan tertentu,
pengetahuan akan sebab-akibta dan hokum grafitasi
4.
Aspek perkembangan bahasa → perbendaharaan kata-kata akan bertambah dengan
terjadainya perdebatan, atau argumentasi sehingga anak memperoleh kesempatan
untuk berani bicara.
5.
Aspek emosional dan kepribadian → dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya
merupakan seluruh perasaanya dan merupakan sarana yang baik untuk pelampiasan
emosi sekaligus relaksasi. Dalam bermain anak juga dapat berfantasi sehingga
memungkinkan untuk menyalurkan berbagai keinginannya yang tidak dapat
direalisasikan dalam kehidupan nyata. Bermain dapat membantu membangun rasa
kompeten dan percaya diri anak.
6.
Aspek ketajaman panca indra
Secara tidak langsung panca indra akan terasah sehingga
lebih peka pada hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan belajar 2
PROGRAM PEMBELAJARAN DIKELOMPOK
BERMAIN
Wolfgang, Charles dan Marry (1992) sebagaimana dikutip
Phelps menyatakan bahwa pada dasarnya ada 3 jenis bermain bagi pendidikan anak
usia dini, yaitu :
A.
Main Sensori Motor Lebih Menekankan Pada Penggunaan Panca Indra Anak.
Pada masa bermain sensori motor anak
senang sekali melakukan permainan yang menimbulkan sensasi bunyi, memasukkan
benda-benda kemulut, dan membuang – mengisi – menuang.
1.
Urgensi main sensori motor bagi anak
Periode ini disebut jendela kesempatan atau periode kritis
yang mana sel-sel otak tumbuh, bermigrasi, berhubungan, menyusun sendiri,
menciptakan jalan dan menjadi “Perkawatan”
(wiring) dalam otak sehingga anak siap untuk menerima informasi.
Anak usia ini belum dapat
mengkonseptualisasikan secara abstral. Oleh karena itu kita perlu
memberikan banyak stimulasi dengan melihat, menyentuh langsung, memegang benda
kasar halus, mengecap rasa, merasakan panas dingin dan sebagainya yang
berhubungan dengan indera anak.
2.
Perilaku anak dalam main sensori motor
a.
Tahap sensori motor 1 → anak suka mengulang gerakan beberapa kali untuk
melanjutkan beberapa jenis perasaan yang ditimbulkan oleh tubuh
b.
Tahap sensori motor 2 → anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengan
menggunakan obyek
c.
Tahap sensori motor 3 → anak terlibat dalam pengulangan rangkaian kegiatan
sebab akibat sederhan yang sudah mempunyai tujuan
d.
Tahap sensori motor 4 → anak sudah dapat melakukan percobaan uji coba dan salah
B.
Main Pembangunan
Terdapat dua jenis main pembangunan
yaitu pembangunan bersifat cair dan main pembangunan terstruktur. Main
pembangunan memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan aspek-aspek :
a.
Ketrampilan hubungan dengan teman sebaya
b. Kemampuan
berkomunikasi
c.
Kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar
d.
Konsep matematika
e.
Kreativitas dan pemikiran simbolik
f.
Pengetahuan pemetakan
g.
Ketrampilan fungsi penglihatan
C.
Main Peran
Meraih peran disebut juga main pura-pura, main khayalan atau
main fantasi
1.
Tujuan main peran
a.
Kemampuan sosial-emosional
b.
Kemampuan motorik
c.
Kemampuan kognisi
d.
Kemampuan bahasa
2.
Jenis Main Peran
a.
Main peran makro → anak berperan menjadi seseorang atau sesuatu yang lain
b.
Main peran mikro → anak mewakilkan pikirannya pada benda atau sesuatu yang
lain.
D.
Penataan Lingkungan 3 Jenis Main
1.
Anak-anak disediakan kesempatan untuk berinteraksi dengan bermacam-macam bahan
dan alat permainan baik didalam ruangan maupun diluar ruangan.
2.
Anak-anak diberi kesempatan untuk bergerak bebas
3.
Lingkungan baik didalam maupun luar ruangan menyediakan kesempatan untuk
interaksi dan berbagai jenis bahan bermain.
E.
Empat Jenis Pijakan Main Pada Anak
1.
Pijakan penataan lingkungan main anak
2.
Pijakan sebelum main
3.
Pijakan selama main
4.
Pijakan setelah main
Tidak ada komentar:
Posting Komentar