Sabtu, 22 Oktober 2016

PERKEMBANGAN ANAK USIA LAHIR HINGGA 8 BULAN (THE AWAKENING)




TUGAS   : MERESUM KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Modul 7. : PROSES PENGEMBANGAN ANAK USIA 0-3 TAHUN
DALAM PERSPEKTIF BCCT

Kegiatan Belajar  1
PERKEMBANGAN ANAK USIA LAHIR HINGGA 8 BULAN
(THE AWAKENING)

Bayi yang baru lahir telah memiliki kemampuan-kemampuan yang menakjubkan. Saat usianya 3 bulan, otaknya telah membentuk 1000 triliun koneksi sel otak sebagian sel-sel otak disebut neuron telah terpaut dengan sel-sel lain sebelum bayi lahir.
A.    Perkembangan Social-Emosional Pada Masa Awal Bayi
Eric Erickson menanamkan taun pertama kehidupan seorang anak sebagai tahapan menumbuhkan rasa percaya dan tidak percaya. Ericson meyakini bahwa bayi mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten, hangat dan penuh cinta. Teori Sigmund dan Anna Fraud sejalan dengan kepedulian erikson terhadap perkembangan hubungan rasa aman selama tahun awal kehidupan anak.

B.     Perkembangan Kognitif Pada Masa Awal Kehidupan Bayi
Menurut Piaget bayi baru lahir berada pada tahap sensori-motorik. Pada permulaan tahap sensori-motorik, bayi berada pada sub-tahap.
1.        Reflex sederhana (lahir – 1 bulan) 
Pada sub-tahap ini merupakan sensori motorik pertama pada bulan pertama kelahiran. Alat dasar koordinasi sensori dan motorik adalah melalui perilaku reflex seperti mencari dan mengisap yang dimiliki sejak lahir.
2.      Reaksi Sirkuler Primer (1 – 4 bulan)
Pada sub tahap ini bayi belajar mengkoordinasi sensasi dan tipe skema atau struktur yaitu kebiasaan-kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer
3.      Reaksi sirkuler skunder (4 - 8 bulan)
Pada sub tahap ini bayi semakin berorientasi atau berfokus pada benda yang ada disekitarnya, benda yang bergerak dan asyik dengan diri sendiri.

C.    Perkembangan Bahasa Pada Masa Awal Bayi
Komunikasi lisan pertama bayi adalah melalui fungsinya dan selanjutnya melalui suara-suara ocehan (cooing). Saat berusia 3 bulan bayi menambahkan banyak bunyi-bunyi suara pada ocehannya dan pada saat usia 4 bulan bayi memunculkan huruf konsonan dalam celotehnya (babbling).
Perkembangan bahasa bayi tergantung kepada interaksi antara orang tua atau pengasuh dan bayi. Antara 4 hingga 6 bulan bayi sudah dapat meraih objek dan membawanya kedalam mulutnya. Ketika berusia 8 bulan kebanyakan bayi dapat membalik halaman pada buku ceritanya.

D.    Perkembangan Fisik Pada Masa Awal Bayi
Bayi lahir membawa seperangkat refleks yang memesona dan inheren dalam dirinya. Refleks ini secra genetis merupakan mekanisme pertahanan hidupnya.
Perkembangan fisik pada bayi mengikuti 3 prinsip urutan :
1.      Cephalocaudal : Urutan pertumbuhan dimana pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas (kepala) lalu pertumbuhan fisik mencakup yang besar, berat serta perkembangan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas ke bawah.
2.      Proximodistal : Urutan pertumbuhan dimana pertumbuhan dimulai dari bagian tengah tubuh lalu bergerak menuju kaki dan tangan.
3.      Refinement : kemajuan perkembangan otot-otot mulai dari umum hingga khusus dalam kegiatan-kegiatan motorik kasar dan halus.

E.     Perkembangan Main Pada Masa Awal Bayi
Anna Freud dalam penelitiannya terdapat perkembangan main anak menjelaskan bahwa bayi pertama kali bermain dengan anggota tubuhnya sendiri.

F.     Simulasi Perkembangan Bagi Anak Usia Lahir Sampai 8 Bulan Dalam Perspektif BCCT
Sekurang kurangnya empat kali dalam sehari orang tua atau pengasuh berinteraksi dengan anak menggunakan aktivitas-aktivitas yang mengembangkan :
1.      Kekuatan tubuh bagian atas, ketrampilan meraih dan menggenggam
2.      Ketrampilan berbahasa dan menunggu giliran saat berkomunikasi
3.      Koordinasi lengan dan kaki serta mempertahankan perhatian
4.      Mengembangkan hubungan kasih sayang

Kegiatan Belajar 2
PERKEMBANGAN ANAK USIA 8 HINGGA 18 BULAN (ON THE MOVE)

A.    Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Akhir Bayi
Pada periode ini perkembangan rasa percaya dan tidak percaya masih tampak, orang dewasa yang konsisten, penuh perhatian dan cinta akan membantu anak menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk mengeksplorasi lingkungannya. Memasuki tahun ke-2 anak mulai mengembangkan perasaan otonomi serta rasa malu dan ragu. Selama masa otonomi, anak kadang memperlihatkan perilaku tantrum sebagai bentuk dari perjuangan mempertahankan otonominya.

B.     Perkembangan Kognitif Pada Masa Akhir Bayi
Teori piaget menjelaskan pada masa ini perkembangan kognitif anak masih berada pada tahap sensorimotor. Anak belajar mengenal benda-benda disekitarnya melalui manipulasi terhadap benda tersebut, mengamati, merasakan, mencium, melempar, menngoyang untuk menimbulkan efek bayi. Sub tahan sensori motorik usia ini terdiri atas :
1.      Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (8 – 12 bulan)
Pada sub tahap ini beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi koordinasi skema dan kesengajaan. Pencapaian penting lain pada usia ini yaitu kemampuan bayi memahami bahwa benda-benda dan peristiwa masih tetap ada dan terus berlangsung walaupun benda dan peristiwa itu tidak dapat dilihat (ketetapan benda).
2.      Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas sesuatu yang baru dan keingin tahuan. Pada sub tahap ini bayi semakin tergugah mintanya oleh berbagai hal yang ada pad benda-benda itu dan oleh banyaknua hal yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu.

C.    Perkembangan Bahasa Pada Masa Akhir Bayi
Bayi telah memperoleh beberapa kata diakhir tahun pertamanya. Ia menggunakan sejumlah sinyal personal seperti bertepuk tangan. Penggunaan satu kata untuk mengekspresikan gagasan lengkap berkembang menjadi penggunaan dua frase kata. Bahasa Reseptif bayi (kata-kata ia pahami) lebih dulu berkembang dari pada bahasa ekspresif (kata-kata yang ia ucapkan). Pada ulang tahun kedua bayi memiliki kosa kata sekitar 50 kata.

D.    Perkembangan Fisik Pada Masa Akhir Bayi
Ketrampilan motorik kasar diusia ini ditandai kemampuan anak berjalan, memanjat dan mengendarai mainan roda empat, sementara kemampuan motorik halusnya menggenggam sesuatu dengan jari-jarinya (pincer grasping), menjumput sesuatu, menjatuhkan dan melempar mainan satu tangan ketangan lain, menumpuk beberapa balok lunak lalu membongkarnya kembali.

E.     Perkembangan Main Pada Masa Akhir Bayi
Menurut Anna Freud : Perkembangan bermain anak meliputi main mengosongkan dan mengisi, membangun dan merobohkan, mendorong dan menarik. Pada saat ini anak mulai menjauhi pengasuhnya saat berekplorasi. Anna memandang benda-benda transisi merupakan dukungan emosional yang membantu anak berpindah dari main stimulasi pada diri sendiri (self stimulation of body play) kepada main dengan alat main (play with toys) dan selanjutnya bermain dengan anak-anak (play with other children).

F.     Stimulasi Bagi Perkembangan Anak Usia 8-18 Bulan Sesuai Pespektif BCCT
Dengan adanya dukungan yang sesuai dari orang dewasa maka anak dapat belajar bermacam-macam ketrampilan.

Kegiatan Belajar 3
PERKEMBANGAN ANA USIA 8 – 24 BULAN

A.    Perkembangan Sosio-Emosional Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Kanak-kanak awal masih dalam tahapan otonomi versus rasa malu dan ragu seperti digambarkan oleh Ericson. Orang dewasa yang penuh cinta dan dipercayai sangat penting dalam masa-masa berjuang untuk memahami dimana ia memiliki kekuatan (power) dan diamana ia tidak memilikinya. Anak usia ini adalah “Ilmuwan Alami”. Mereka menyukai benda-benda kecil hidup.

B.     Perkembangan Kognitif Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Tahapan praoperasional piaget mulai muncul selama pertengajan akhir tahun kedua melalui bermain pura-pura. Kemampuan anak usia ini tahun kedua mulai bermain-main melibatkan serangkaian adegan, naun mereka masih mempelajari lingkungan melalui sentuhan, cium rasa, dengar dan lihat (kegiatan sensori motorik).

C.    Perkembangan Bahasa Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Kosakata ekspresif anak pada usia ini mencapai 50 kata lebih. Ia menata sebagian kosakata tersebut menjadi dua atau tiga kata frase pada saat ulang tahunnya. Kebanyakan kata-kata yang merujuk kepada binatang, makanan dan benda disekelilingnya.

D.    Perkembangan Fisik Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Pada usia ini anak telah mampu melakukan banyak hal yang menunjukkan ketrampulan motorik seperti memanjat, berjalan dengan cepat, berlari, membuat garis, menyusun balok mengenakan baju sendiri dan lain-lain. Anak usia ini masih memerlukan onjek transisi pada saat ia sakit atau terluka.

E.     Perkembangan Main Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Untuk mendukung perkembangan anak pada usia ini maka kegiatan main sepanjang hari harus direncanakan dengan pengalaman main yang kaya, pengalaman main harus seimbang baik didalam maupun diluar ruangan.
Kegiatan Belajar 4
PERKEMBANGAN ANAK USIA 24-36 BULAN

A.    Perkembangan Sosio-Emosional Pada Masa Akhir  Kanak-Anak
Menurut teori Eric Erikson; masih dalam tahapan otonomi versus rasa malu dan ragu. Kepercayaan pada perkembangannya pada ketrampilan yanglebih tinggi selama masa prasekolah. Latihan buangair (toilet traming) merupakan tugas perkembangan yang besar bagi anak usia ini. Ericson menjelaskan pentingnya bermain peran terhadap perkembangan sosial emosional anal

B.     Perkembangan Kognitif Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Kemampuan anak usia dini untuk menghadirkan dunianya melalui bahasa dan ekspresi bermain peran simbolik berkembang setiap hari. Anak masih bermain sendiri atau disamping anak lain mengerjakan kegiatan-kegiatan yang serupa dengan dukungan orang dewasa secara mulus berpindah kepada main bersama yang memerlukan penggunaan bahasa.

C.    Perkembangan Bahasa Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Pada usia 3 tahun ia dapat secara jelas mengartikulasikan 300 atau lebih kata-kata dan kosakatanya secara terus meningkat. Anak usia ini mungkin mengalami disflunsia seperti mengulang-ngulang keseluruhan kata atau frase. Hal ini normal, karena otak anak menyusun kalimat lebih cepat dari pada kata-kata yang lain diucapkan mulutnya.

D.    Perkembangan Fisik Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Pada masa ini anak akan selalu bergerak sepanjang hari tanpa mengenal lelah. Ia telah mampu berjalan, melempar dan menendang bola, melompat dengan satu kaki, bermain sepeda roda tiga, memanjat dan menuruni papan luncur, mengenakan pakaian, meronce manic-manik, memegang kuas / krayon / gunting dan lain-lain.

E.     Perkembangan Main Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Kegiatan main yang mendukung pengalaman main sensori motor, main peran dan main pembangun harus tersedia, baik didalam maupun diluar ruangan. Intansitas bagi setiap penagalaman main anak direncanakan secara memadai.

MODUL 8               : PROSES PENGEMBANGAN ANAK DIKELOMPOKKAN
BERMAIN DALAM PERSPEKTIF BCCT

Kegiatan Belajar 1
BERMAIN SEBAGAI SARANA DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN PADA KELOMPOK BERMAIN

A.    Pengertian Bermain
Beberapa ahli mengatakan bahwa bermain pada anak merupakan sarana untuk belajar. Bermain dan belajar anak merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus menerus terjadi dalam kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang. Bermain adalah kegiatan yangdilakukan berulang-ulang demi kesenangan, tanpa ada tujuan yang hendak dicapai, jadi kegiatan apapun bila dilakukan dengan senang hati dikatakan bermain.

B.     Karakteristik Bermain
a.       Bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak
b.      Bermain dari motivasi yang muncul dalam diri anak, bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak.
c.       Bermain sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban
d.      Bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak
e.       Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain

C.    Jenis Main Pada Anak Usia Dini
a.       Bermain sensor-motorik : bermain dengan menggunakan panca indra untuk menngeksplorasi benda.
b.      Bermain simbolik : anak mulai menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau pegganti dan mulai main pura-pura.
c.       Bermain konstruktif : anak mulai membangun atau menciptakan sesuatu menurut rencana yang sudah tersusun sebelumnya.

D.    Manfaat bermain
1.      Aspek fisik → Bila mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan fisik terutama motorik kasar, akan membuat tubuh menjadi sehat dan meningkatkan ketrampilan anak.
2.      Aspek sosial → keterlibatan anak dengan orang lain dapat membantu anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang lain. Selain itu anak belajar berkomunikasi, berorganisasi dan menghargai orang lain.
3.      Aspek perkembangan intelektual → mengenal nama benda yang ada disekitarnya, mengetahui sifat benda, melihat adanya persamaan / perbedaan tertentu, pengetahuan akan sebab-akibta dan hokum grafitasi
4.      Aspek perkembangan bahasa → perbendaharaan kata-kata akan bertambah dengan terjadainya perdebatan, atau argumentasi sehingga anak memperoleh kesempatan untuk berani bicara.
5.      Aspek emosional dan kepribadian → dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya merupakan seluruh perasaanya dan merupakan sarana yang baik untuk pelampiasan emosi sekaligus relaksasi. Dalam bermain anak juga dapat berfantasi sehingga memungkinkan untuk menyalurkan berbagai keinginannya yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata. Bermain dapat membantu membangun rasa kompeten dan percaya diri anak.
6.      Aspek ketajaman panca indra
Secara tidak langsung panca indra akan terasah sehingga lebih peka pada hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya.

Kegiatan belajar 2
PROGRAM PEMBELAJARAN DIKELOMPOK BERMAIN

Wolfgang, Charles dan Marry (1992) sebagaimana dikutip Phelps menyatakan bahwa pada dasarnya ada 3 jenis bermain bagi pendidikan anak usia dini, yaitu :
A.    Main Sensori Motor Lebih Menekankan Pada Penggunaan Panca Indra Anak.
Pada masa bermain sensori motor anak senang sekali melakukan permainan yang menimbulkan sensasi bunyi, memasukkan benda-benda kemulut, dan membuang – mengisi – menuang.
1.      Urgensi main sensori motor bagi anak
Periode ini disebut jendela kesempatan atau periode kritis yang mana sel-sel otak tumbuh, bermigrasi, berhubungan, menyusun sendiri, menciptakan jalan dan menjadi “Perkawatan” (wiring) dalam otak sehingga anak siap untuk menerima informasi.
Anak usia ini belum dapat  mengkonseptualisasikan secara abstral. Oleh karena itu kita perlu memberikan banyak stimulasi dengan melihat, menyentuh langsung, memegang benda kasar halus, mengecap rasa, merasakan panas dingin dan sebagainya yang berhubungan dengan indera anak.
2.      Perilaku anak dalam main sensori motor
a.       Tahap sensori motor 1 → anak suka mengulang gerakan beberapa kali untuk melanjutkan beberapa jenis perasaan yang ditimbulkan oleh tubuh
b.      Tahap sensori motor 2 → anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengan menggunakan obyek
c.       Tahap sensori motor 3 → anak terlibat dalam pengulangan rangkaian kegiatan sebab akibat sederhan yang sudah mempunyai tujuan
d.      Tahap sensori motor 4 → anak sudah dapat melakukan percobaan uji coba dan salah

B.     Main Pembangunan
Terdapat dua jenis main pembangunan yaitu pembangunan bersifat cair dan main pembangunan terstruktur. Main pembangunan memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan aspek-aspek :
a.       Ketrampilan hubungan dengan teman sebaya
b.      Kemampuan berkomunikasi
c.       Kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar
d.      Konsep matematika
e.       Kreativitas dan pemikiran simbolik
f.       Pengetahuan pemetakan
g.      Ketrampilan fungsi penglihatan

C.    Main Peran
Meraih peran disebut juga main pura-pura, main khayalan atau main fantasi
1.      Tujuan main peran
a.       Kemampuan sosial-emosional
b.      Kemampuan motorik
c.       Kemampuan kognisi
d.      Kemampuan bahasa
2.      Jenis Main Peran
a.       Main peran makro → anak berperan menjadi seseorang atau sesuatu yang lain
b.      Main peran mikro → anak mewakilkan pikirannya pada benda atau sesuatu yang lain.

D.    Penataan Lingkungan 3 Jenis Main
1.      Anak-anak disediakan kesempatan untuk berinteraksi dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan baik didalam ruangan maupun diluar ruangan.
2.      Anak-anak diberi kesempatan untuk bergerak bebas
3.      Lingkungan baik didalam maupun luar ruangan menyediakan kesempatan untuk interaksi dan berbagai jenis bahan bermain.

E.     Empat Jenis Pijakan Main Pada Anak
1.      Pijakan penataan lingkungan main anak
2.      Pijakan sebelum main
3.      Pijakan selama main
4.      Pijakan setelah main

MODUL 9               : PENGELOLAAN PROGRAM DI LEMBAGA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kegiatan Belajar 1
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A.    Bersifat holistic dan integrative yakni menggabungkan antara pemenuhan kebutuhan perkembangan dan kebutuhan pertumbuhan. Dengan kata lain, Lembaga PAUD memberikan asupan gizi dan layanan kesehatan rangsangan psikososial yang sesuai tahap perkembangan anak.
B.     Keamanan dan kesehatan yakni Lembaga PAUD harus menghindari segala bentuk gangguan fisik dalam bentuk penyakit maupun kecelakaan dari lingkungan
C.     Kenyamanan yakni lingkungan yang nyaman terbangun apabila hubungan di dalamnya didasari oleh kasih saying, saling menghargai, menerima, membangun konskuensi dan konsisten.
D.    Sesuai dengan kebutuhan perkembangan yakni segala sesuatu yang dikembangkan oleh lembaga harus sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Kesesuaian dengan kebutuhan anak masyarakat dipahami tahapan perkembangan anak oleh pengelola PAUD.

Kegiatan belajar 2
FAKTOR PENENTU PENGELOLAAN LEMBAGA PAUD BERMUTU

A.    Pendidik Yang Terampil Dan Memahami Perkembangan Anak
Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2004 tentang standar pendidikan dinyatakan bahwa pendidik PAUD memenuhi 4 (empat) kompetensi yaitu :
1.      Kompetensi pedagogik yakni memiliki wawasan tentang perkembangan anak, konsep dasar PAUD, konsep bermain, evaluasi perkembangan anak, konsep dasar PAUD, konsep bermain, evaluasi perkembangan anak dan sumber belajar.
2.      Kompetensi kepribadian yakni memiliki kemampuan menerapkan etika sebagai pendidik anak usia dini
3.      Kompetensi sosial yakni memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial
4.      Kompetensi professional yakni memiliki kemampuan menerapkan berbagai ketrampilan mendidik anak usia dini

Dengan kompetensi tersebut diharapkan pendidik anak usia dini mampu berperan sebagai berikut
1.      Fasilitator
2.      Model
3.      Memperkuat kemampuan / pengalaman positif anak dengan cara memberikan dukungan yang tepat
4.      Sebagai peneliti

B.     Ukuran Kelompok Dan Rasio Pendidikan
Kriteria lain yang menunjukkan mutu program adalah ukuran kelompok dan rasio pendidik dengan jumlah anak. Anak usia dini membutuhkan perhatian secara perseorangan walaupun berada dalam kelompoknya. Karena itu kelompok kecil dengan jumlah anak yang terbatas dan satu orang pendidik akan lebih baik daripada kelompok besar dengan dua pendidik. Kelompok kecil akan lebih memudahkan pendidik untuk mengawasi dan mengelola kegiatan anak sehingga semua anak mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangannya. Jumlah anak dalam kelompok tergantung usia anak. Semakin muda usia anak maka jumlah kelompok dan rasio pendidiknya semakin kecil. Idealnya jumlah anak dalam kelompok dan rasio pendidiknya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Usia Anak
Ukuran Kelompok dan Rasio Pendidik
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
30
Lahir-1 tahun
1:3
1:4









1 - 2 tahun
1.3
1:4
1:5
1:4







2 - 2,5 tahun

1:4
1:5
1:6







2,5 - 3 tahun


1:5
1:6
1:7






3 - 4 tahun




1:7
1:8
1:9
1:10



4 - 5 tahun





1:8
1:9
1:10



5-6 tahun





1:8
1:9
1.10



6 - 7 tahun







1:10
1:11
1:12
1:15

Tabel di atas dapat dibaca sebagai berikut. Jumlah maksimal anak usia lahir - 1 tahun adalah 8 anak. 8 anak dibagi dalam dua kelompok kecil masing-masing 4 anak yang dibimbing oleh masing-masing 1 pendidik. Jumlah maksimal anak usia 3 - 4 tahun adalah 20 anak yang dibagi dalam 2 kelompok kecil masing-masing 10 anak dengan dibimbing pendidik masing­masing I orang. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin muda usia anak maka semakin kecil jumlah kelompok dan rasio pendidiknya.
C.    Kurikulum Yang Tepat Dengan Perkembangan Anak
Kurikulum yang dikenal adalah kurikulum nasional yang dikembangkan oleh departemen pendidikan nasional adalah kurikulum berbasis kompetensi, ataupun menu generic.
1.      Prinsip-prinsip pengembangan kurikulu Lembaga PAUD
a.       Relevansi
b.      Adaptasi
c.       Kontinuitas
d.      Fleksibelitas
e.       Kepraktisan dan akseptabilitas
f.       Kelayakan (fensibility)
g.      Akuntabilitas

2.      Fokus pengembangan kemampuan anak dalam kurikulum
Fokus pada pengembangan kecerdasan jamak menurut gardner terdiri dari :
a.       Kecerdasan linguistik
b.      Kecerdasan logika – mathematik
c.       Kecerdasan visual – spasial
d.      Kecerdasan musical
e.       Kecerdasan kinestetik
f.       Kecerdasan naturalis
g.      Kecerdasan inter personal
h.      Kecerdasan intra personal
i.        Kecerdasan spiritual

3.      Struktur kurikulum
a.      Bidang pengembangan pembiasaan (pengembagan diri)
Bidang pengembangan pembiasaan meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai agama dan kemandirian.
b.      Bidang pengembangan kemampuan dasar
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan kajian yang dipersiapkan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

4.      Lingkungan yang kaya dengan bahasa
Lingkungan yang kaya dengan bahasa yakni mendukung pengayaan kosakata anak, kemampuan bahasa reseptif dan efektif anak.

5.      Responsif, respek dan resiprokal
Salah satu faktor yang menandakan Lembaga PAUD bermutu adalah semua orang yang terlibat didalamnya bersikap responsif (cepat tanggap), respek (menghargai) dan resiprokal (saling menyambut).
                           
6.      Administrasi yang teratur
Pencatatan, penggunaan dan penyimpanan dana yang teratur dan sistematis menunjukkan keteraturan kinerja lembaga. Lembaga yangbermutu sangat memperhatikan data-data yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO PRAMBANAN

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGG UNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLO...