TUGAS : MERESUM KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Modul 7. : PROSES PENGEMBANGAN ANAK USIA 0-3 TAHUN
DALAM PERSPEKTIF BCCT
Kegiatan
Belajar 1
PERKEMBANGAN ANAK USIA LAHIR HINGGA
8 BULAN
(THE AWAKENING)
Bayi yang baru lahir telah memiliki kemampuan-kemampuan yang
menakjubkan. Saat usianya 3 bulan, otaknya telah membentuk 1000 triliun koneksi
sel otak sebagian sel-sel otak disebut neuron telah terpaut dengan sel-sel lain
sebelum bayi lahir.
A.
Perkembangan Social-Emosional Pada Masa Awal Bayi
Eric Erickson menanamkan taun
pertama kehidupan seorang anak sebagai tahapan menumbuhkan rasa percaya dan
tidak percaya. Ericson meyakini bahwa bayi mempelajari rasa percaya apabila
mereka diasuh dengan cara yang konsisten, hangat dan penuh cinta. Teori Sigmund
dan Anna Fraud sejalan dengan kepedulian erikson terhadap perkembangan hubungan
rasa aman selama tahun awal kehidupan anak.
B.
Perkembangan Kognitif Pada Masa Awal Kehidupan Bayi
Menurut Piaget bayi baru lahir
berada pada tahap sensori-motorik. Pada permulaan tahap sensori-motorik, bayi
berada pada sub-tahap.
1.
Reflex
sederhana (lahir – 1 bulan)
Pada sub-tahap ini merupakan sensori
motorik pertama pada bulan pertama kelahiran. Alat dasar koordinasi sensori dan
motorik adalah melalui perilaku reflex seperti mencari dan mengisap yang
dimiliki sejak lahir.
2.
Reaksi Sirkuler Primer (1 – 4 bulan)
Pada sub tahap ini bayi belajar mengkoordinasi sensasi dan
tipe skema atau struktur yaitu kebiasaan-kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler
primer
3.
Reaksi sirkuler skunder (4 - 8 bulan)
Pada sub tahap ini bayi semakin berorientasi atau berfokus
pada benda yang ada disekitarnya, benda yang bergerak dan asyik dengan diri
sendiri.
C.
Perkembangan Bahasa Pada Masa Awal Bayi
Komunikasi lisan pertama bayi adalah
melalui fungsinya dan selanjutnya melalui suara-suara ocehan (cooing). Saat
berusia 3 bulan bayi menambahkan banyak bunyi-bunyi suara pada ocehannya dan
pada saat usia 4 bulan bayi memunculkan huruf konsonan dalam celotehnya
(babbling).
Perkembangan bahasa bayi tergantung
kepada interaksi antara orang tua atau pengasuh dan bayi. Antara 4 hingga 6
bulan bayi sudah dapat meraih objek dan membawanya kedalam mulutnya. Ketika
berusia 8 bulan kebanyakan bayi dapat membalik halaman pada buku ceritanya.
D.
Perkembangan Fisik Pada Masa Awal Bayi
Bayi lahir membawa seperangkat
refleks yang memesona dan inheren dalam dirinya. Refleks ini secra genetis
merupakan mekanisme pertahanan hidupnya.
Perkembangan fisik pada bayi mengikuti 3 prinsip urutan :
1.
Cephalocaudal : Urutan pertumbuhan dimana pertumbuhan terbesar selalu dimulai
dari atas (kepala) lalu pertumbuhan fisik mencakup yang besar, berat serta
perkembangan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas ke bawah.
2.
Proximodistal : Urutan pertumbuhan dimana pertumbuhan dimulai dari bagian
tengah tubuh lalu bergerak menuju kaki dan tangan.
3.
Refinement : kemajuan perkembangan otot-otot mulai dari umum hingga khusus
dalam kegiatan-kegiatan motorik kasar dan halus.
E.
Perkembangan Main Pada Masa Awal Bayi
Anna Freud dalam penelitiannya
terdapat perkembangan main anak menjelaskan bahwa bayi pertama kali bermain
dengan anggota tubuhnya sendiri.
F.
Simulasi Perkembangan Bagi Anak Usia Lahir Sampai 8 Bulan Dalam Perspektif BCCT
Sekurang kurangnya empat kali dalam
sehari orang tua atau pengasuh berinteraksi dengan anak menggunakan
aktivitas-aktivitas yang mengembangkan :
1.
Kekuatan tubuh bagian atas, ketrampilan meraih dan menggenggam
2.
Ketrampilan berbahasa dan menunggu giliran saat berkomunikasi
3.
Koordinasi lengan dan kaki serta mempertahankan perhatian
4.
Mengembangkan hubungan kasih sayang
Kegiatan
Belajar 2
PERKEMBANGAN ANAK USIA 8 HINGGA 18
BULAN (ON THE MOVE)
A.
Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Akhir Bayi
Pada periode ini perkembangan rasa percaya dan tidak percaya
masih tampak, orang dewasa yang konsisten, penuh perhatian dan cinta akan
membantu anak menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk mengeksplorasi
lingkungannya. Memasuki tahun ke-2 anak mulai mengembangkan perasaan otonomi
serta rasa malu dan ragu. Selama masa otonomi, anak kadang memperlihatkan
perilaku tantrum sebagai bentuk dari perjuangan mempertahankan otonominya.
B.
Perkembangan Kognitif Pada Masa Akhir Bayi
Teori piaget menjelaskan pada masa
ini perkembangan kognitif anak masih berada pada tahap sensorimotor. Anak
belajar mengenal benda-benda disekitarnya melalui manipulasi terhadap benda
tersebut, mengamati, merasakan, mencium, melempar, menngoyang untuk menimbulkan
efek bayi. Sub tahan sensori motorik usia ini terdiri atas :
1.
Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (8 – 12 bulan)
Pada sub tahap ini beberapa perubahan yang signifikan
berlangsung yang meliputi koordinasi skema dan kesengajaan. Pencapaian penting
lain pada usia ini yaitu kemampuan bayi memahami bahwa benda-benda dan
peristiwa masih tetap ada dan terus berlangsung walaupun benda dan peristiwa
itu tidak dapat dilihat (ketetapan benda).
2.
Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas sesuatu yang baru dan keingin tahuan.
Pada sub tahap ini bayi semakin tergugah mintanya oleh berbagai hal yang ada
pad benda-benda itu dan oleh banyaknua hal yang dapat mereka lakukan pada
benda-benda itu.
C. Perkembangan Bahasa Pada Masa Akhir
Bayi
Bayi telah memperoleh beberapa kata
diakhir tahun pertamanya. Ia menggunakan sejumlah sinyal personal seperti
bertepuk tangan. Penggunaan satu kata untuk mengekspresikan gagasan lengkap
berkembang menjadi penggunaan dua frase kata. Bahasa Reseptif bayi (kata-kata
ia pahami) lebih dulu berkembang dari pada bahasa ekspresif (kata-kata yang ia
ucapkan). Pada ulang tahun kedua bayi memiliki kosa kata sekitar 50 kata.
D.
Perkembangan Fisik Pada Masa Akhir Bayi
Ketrampilan motorik kasar diusia ini
ditandai kemampuan anak berjalan, memanjat dan mengendarai mainan roda empat,
sementara kemampuan motorik halusnya menggenggam sesuatu dengan jari-jarinya
(pincer grasping), menjumput sesuatu, menjatuhkan dan melempar mainan satu
tangan ketangan lain, menumpuk beberapa balok lunak lalu membongkarnya kembali.
E.
Perkembangan Main Pada Masa Akhir Bayi
Menurut Anna Freud : Perkembangan
bermain anak meliputi main mengosongkan dan mengisi, membangun dan merobohkan,
mendorong dan menarik. Pada saat ini anak mulai menjauhi pengasuhnya saat
berekplorasi. Anna memandang benda-benda transisi merupakan dukungan emosional
yang membantu anak berpindah dari main stimulasi pada diri sendiri (self
stimulation of body play) kepada main dengan alat main (play with toys) dan
selanjutnya bermain dengan anak-anak (play with other children).
F.
Stimulasi Bagi Perkembangan Anak Usia 8-18 Bulan Sesuai Pespektif BCCT
Dengan adanya dukungan yang sesuai dari orang dewasa maka
anak dapat belajar bermacam-macam ketrampilan.
Kegiatan Belajar 3
PERKEMBANGAN ANA USIA 8 – 24 BULAN
A.
Perkembangan Sosio-Emosional Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Kanak-kanak awal masih dalam tahapan
otonomi versus rasa malu dan ragu seperti digambarkan oleh Ericson. Orang
dewasa yang penuh cinta dan dipercayai sangat penting dalam masa-masa berjuang
untuk memahami dimana ia memiliki kekuatan (power) dan diamana ia tidak
memilikinya. Anak usia ini adalah “Ilmuwan
Alami”. Mereka menyukai benda-benda kecil hidup.
B.
Perkembangan Kognitif Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Tahapan praoperasional piaget mulai
muncul selama pertengajan akhir tahun kedua melalui bermain pura-pura.
Kemampuan anak usia ini tahun kedua mulai bermain-main melibatkan serangkaian
adegan, naun mereka masih mempelajari lingkungan melalui sentuhan, cium rasa,
dengar dan lihat (kegiatan sensori motorik).
C.
Perkembangan Bahasa Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Kosakata ekspresif anak pada usia
ini mencapai 50 kata lebih. Ia menata sebagian kosakata tersebut menjadi dua
atau tiga kata frase pada saat ulang tahunnya. Kebanyakan kata-kata yang
merujuk kepada binatang, makanan dan benda disekelilingnya.
D.
Perkembangan Fisik Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Pada usia ini anak telah mampu
melakukan banyak hal yang menunjukkan ketrampulan motorik seperti memanjat, berjalan
dengan cepat, berlari, membuat garis, menyusun balok mengenakan baju sendiri
dan lain-lain. Anak usia ini masih memerlukan onjek transisi pada saat ia sakit
atau terluka.
E.
Perkembangan Main Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Untuk mendukung perkembangan anak
pada usia ini maka kegiatan main sepanjang hari harus direncanakan dengan
pengalaman main yang kaya, pengalaman main harus seimbang baik didalam maupun
diluar ruangan.
Kegiatan
Belajar 4
PERKEMBANGAN ANAK USIA 24-36 BULAN
A.
Perkembangan Sosio-Emosional Pada Masa Akhir
Kanak-Anak
Menurut teori Eric Erikson; masih
dalam tahapan otonomi versus rasa malu dan ragu. Kepercayaan pada
perkembangannya pada ketrampilan yanglebih tinggi selama masa prasekolah.
Latihan buangair (toilet traming) merupakan tugas perkembangan yang besar bagi
anak usia ini. Ericson menjelaskan pentingnya bermain peran terhadap
perkembangan sosial emosional anal
B.
Perkembangan Kognitif Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Kemampuan anak usia dini untuk
menghadirkan dunianya melalui bahasa dan ekspresi bermain peran simbolik
berkembang setiap hari. Anak masih bermain sendiri atau disamping anak lain
mengerjakan kegiatan-kegiatan yang serupa dengan dukungan orang dewasa secara
mulus berpindah kepada main bersama yang memerlukan penggunaan bahasa.
C.
Perkembangan Bahasa Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Pada usia 3 tahun ia dapat secara
jelas mengartikulasikan 300 atau lebih kata-kata dan kosakatanya secara terus
meningkat. Anak usia ini mungkin mengalami disflunsia seperti mengulang-ngulang
keseluruhan kata atau frase. Hal ini normal, karena otak anak menyusun kalimat
lebih cepat dari pada kata-kata yang lain diucapkan mulutnya.
D.
Perkembangan Fisik Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Pada masa ini anak akan selalu
bergerak sepanjang hari tanpa mengenal lelah. Ia telah mampu berjalan, melempar
dan menendang bola, melompat dengan satu kaki, bermain sepeda roda tiga,
memanjat dan menuruni papan luncur, mengenakan pakaian, meronce manic-manik,
memegang kuas / krayon / gunting dan lain-lain.
E.
Perkembangan Main Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Kegiatan main yang mendukung
pengalaman main sensori motor, main peran dan main pembangun harus tersedia,
baik didalam maupun diluar ruangan. Intansitas bagi setiap penagalaman main
anak direncanakan secara memadai.
MODUL 8 : PROSES PENGEMBANGAN ANAK DIKELOMPOKKAN
BERMAIN DALAM PERSPEKTIF BCCT
Kegiatan
Belajar 1
BERMAIN SEBAGAI SARANA DALAM
KEGIATAN PENGEMBANGAN PADA KELOMPOK BERMAIN
A.
Pengertian Bermain
Beberapa ahli mengatakan bahwa
bermain pada anak merupakan sarana untuk belajar. Bermain dan belajar anak
merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus menerus terjadi dalam
kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang
dialami hampir semua orang. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan
pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang
cemerlang. Bermain adalah kegiatan yangdilakukan berulang-ulang demi
kesenangan, tanpa ada tujuan yang hendak dicapai, jadi kegiatan apapun bila
dilakukan dengan senang hati dikatakan bermain.
B.
Karakteristik Bermain
a.
Bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif
bagi anak
b.
Bermain dari motivasi yang muncul dalam diri anak, bermain senantiasa
melibatkan peran aktif anak.
c.
Bermain sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban
d.
Bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak
e.
Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain
C.
Jenis Main Pada Anak Usia Dini
a.
Bermain sensor-motorik : bermain dengan menggunakan panca indra untuk
menngeksplorasi benda.
b.
Bermain simbolik : anak mulai menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau
pegganti dan mulai main pura-pura.
c.
Bermain konstruktif : anak mulai membangun atau menciptakan sesuatu menurut
rencana yang sudah tersusun sebelumnya.
D.
Manfaat bermain
1.
Aspek fisik → Bila mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak
melibatkan fisik terutama motorik kasar, akan membuat tubuh menjadi sehat dan
meningkatkan ketrampilan anak.
2.
Aspek sosial → keterlibatan anak dengan orang lain dapat membantu anak untuk
bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang lain. Selain itu anak belajar
berkomunikasi, berorganisasi dan menghargai orang lain.
3.
Aspek perkembangan intelektual → mengenal nama benda yang ada disekitarnya,
mengetahui sifat benda, melihat adanya persamaan / perbedaan tertentu,
pengetahuan akan sebab-akibta dan hokum grafitasi
4.
Aspek perkembangan bahasa → perbendaharaan kata-kata akan bertambah dengan
terjadainya perdebatan, atau argumentasi sehingga anak memperoleh kesempatan
untuk berani bicara.
5.
Aspek emosional dan kepribadian → dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya
merupakan seluruh perasaanya dan merupakan sarana yang baik untuk pelampiasan
emosi sekaligus relaksasi. Dalam bermain anak juga dapat berfantasi sehingga
memungkinkan untuk menyalurkan berbagai keinginannya yang tidak dapat
direalisasikan dalam kehidupan nyata. Bermain dapat membantu membangun rasa
kompeten dan percaya diri anak.
6.
Aspek ketajaman panca indra
Secara tidak langsung panca indra akan terasah sehingga
lebih peka pada hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan belajar 2
PROGRAM PEMBELAJARAN DIKELOMPOK
BERMAIN
Wolfgang, Charles dan Marry (1992) sebagaimana dikutip
Phelps menyatakan bahwa pada dasarnya ada 3 jenis bermain bagi pendidikan anak
usia dini, yaitu :
A.
Main Sensori Motor Lebih Menekankan Pada Penggunaan Panca Indra Anak.
Pada masa bermain sensori motor anak
senang sekali melakukan permainan yang menimbulkan sensasi bunyi, memasukkan
benda-benda kemulut, dan membuang – mengisi – menuang.
1.
Urgensi main sensori motor bagi anak
Periode ini disebut jendela kesempatan atau periode kritis
yang mana sel-sel otak tumbuh, bermigrasi, berhubungan, menyusun sendiri,
menciptakan jalan dan menjadi “Perkawatan”
(wiring) dalam otak sehingga anak siap untuk menerima informasi.
Anak usia ini belum dapat
mengkonseptualisasikan secara abstral. Oleh karena itu kita perlu
memberikan banyak stimulasi dengan melihat, menyentuh langsung, memegang benda
kasar halus, mengecap rasa, merasakan panas dingin dan sebagainya yang
berhubungan dengan indera anak.
2.
Perilaku anak dalam main sensori motor
a.
Tahap sensori motor 1 → anak suka mengulang gerakan beberapa kali untuk
melanjutkan beberapa jenis perasaan yang ditimbulkan oleh tubuh
b.
Tahap sensori motor 2 → anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengan
menggunakan obyek
c.
Tahap sensori motor 3 → anak terlibat dalam pengulangan rangkaian kegiatan
sebab akibat sederhan yang sudah mempunyai tujuan
d.
Tahap sensori motor 4 → anak sudah dapat melakukan percobaan uji coba dan salah
B.
Main Pembangunan
Terdapat dua jenis main pembangunan
yaitu pembangunan bersifat cair dan main pembangunan terstruktur. Main
pembangunan memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan aspek-aspek :
a.
Ketrampilan hubungan dengan teman sebaya
b. Kemampuan
berkomunikasi
c.
Kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar
d.
Konsep matematika
e.
Kreativitas dan pemikiran simbolik
f.
Pengetahuan pemetakan
g.
Ketrampilan fungsi penglihatan
C.
Main Peran
Meraih peran disebut juga main pura-pura, main khayalan atau
main fantasi
1.
Tujuan main peran
a.
Kemampuan sosial-emosional
b.
Kemampuan motorik
c.
Kemampuan kognisi
d.
Kemampuan bahasa
2.
Jenis Main Peran
a.
Main peran makro → anak berperan menjadi seseorang atau sesuatu yang lain
b.
Main peran mikro → anak mewakilkan pikirannya pada benda atau sesuatu yang
lain.
D.
Penataan Lingkungan 3 Jenis Main
1.
Anak-anak disediakan kesempatan untuk berinteraksi dengan bermacam-macam bahan
dan alat permainan baik didalam ruangan maupun diluar ruangan.
2.
Anak-anak diberi kesempatan untuk bergerak bebas
3.
Lingkungan baik didalam maupun luar ruangan menyediakan kesempatan untuk
interaksi dan berbagai jenis bahan bermain.
E.
Empat Jenis Pijakan Main Pada Anak
1.
Pijakan penataan lingkungan main anak
2.
Pijakan sebelum main
3.
Pijakan selama main
4.
Pijakan setelah main
MODUL 9 : PENGELOLAAN PROGRAM DI LEMBAGA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
Kegiatan
Belajar 1
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Bersifat
holistic dan integrative yakni menggabungkan antara pemenuhan kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan pertumbuhan. Dengan kata lain, Lembaga PAUD
memberikan asupan gizi dan layanan kesehatan rangsangan psikososial yang sesuai
tahap perkembangan anak.
B. Keamanan
dan kesehatan yakni Lembaga PAUD harus menghindari segala bentuk gangguan fisik
dalam bentuk penyakit maupun kecelakaan dari lingkungan
C.
Kenyamanan yakni lingkungan yang nyaman terbangun apabila hubungan di dalamnya
didasari oleh kasih saying, saling menghargai, menerima, membangun konskuensi
dan konsisten.
D. Sesuai dengan
kebutuhan perkembangan yakni segala sesuatu yang dikembangkan oleh lembaga
harus sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Kesesuaian dengan kebutuhan
anak masyarakat dipahami tahapan perkembangan anak oleh pengelola PAUD.
Kegiatan
belajar 2
FAKTOR PENENTU PENGELOLAAN LEMBAGA
PAUD BERMUTU
A.
Pendidik Yang Terampil Dan Memahami Perkembangan Anak
Dalam peraturan pemerintah nomor 19
tahun 2004 tentang standar pendidikan dinyatakan bahwa pendidik PAUD memenuhi 4
(empat) kompetensi yaitu :
1.
Kompetensi pedagogik yakni memiliki wawasan tentang perkembangan anak, konsep
dasar PAUD, konsep bermain, evaluasi perkembangan anak, konsep dasar PAUD,
konsep bermain, evaluasi perkembangan anak dan sumber belajar.
2.
Kompetensi kepribadian yakni memiliki kemampuan menerapkan etika sebagai
pendidik anak usia dini
3.
Kompetensi sosial yakni memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
dengan lingkungan sosial
4.
Kompetensi professional yakni memiliki kemampuan menerapkan berbagai
ketrampilan mendidik anak usia dini
Dengan kompetensi tersebut diharapkan pendidik anak usia
dini mampu berperan sebagai berikut
1.
Fasilitator
2.
Model
3.
Memperkuat kemampuan / pengalaman positif anak dengan cara memberikan dukungan
yang tepat
4.
Sebagai peneliti
B.
Ukuran Kelompok Dan Rasio Pendidikan
Kriteria lain yang menunjukkan mutu
program adalah ukuran kelompok dan rasio pendidik dengan jumlah anak. Anak usia
dini membutuhkan perhatian secara perseorangan walaupun berada dalam
kelompoknya. Karena itu kelompok kecil dengan jumlah anak yang terbatas dan
satu orang pendidik akan lebih baik daripada kelompok besar dengan dua
pendidik. Kelompok kecil akan lebih memudahkan pendidik untuk mengawasi dan
mengelola kegiatan anak sehingga semua anak mendapatkan dukungan yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangannya. Jumlah anak dalam kelompok tergantung usia
anak. Semakin muda usia anak maka jumlah kelompok dan rasio pendidiknya semakin
kecil. Idealnya jumlah anak dalam kelompok dan rasio pendidiknya dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Usia
Anak
|
Ukuran
Kelompok dan Rasio Pendidik
|
||||||||||
6
|
8
|
10
|
12
|
14
|
16
|
18
|
20
|
22
|
24
|
30
|
|
Lahir-1 tahun
|
1:3
|
1:4
|
|||||||||
1 - 2 tahun
|
1.3
|
1:4
|
1:5
|
1:4
|
|||||||
2 - 2,5 tahun
|
1:4
|
1:5
|
1:6
|
||||||||
2,5 - 3 tahun
|
1:5
|
1:6
|
1:7
|
||||||||
3 - 4 tahun
|
1:7
|
1:8
|
1:9
|
1:10
|
|||||||
4 - 5 tahun
|
1:8
|
1:9
|
1:10
|
||||||||
5-6 tahun
|
1:8
|
1:9
|
1.10
|
||||||||
6 - 7 tahun
|
1:10
|
1:11
|
1:12
|
1:15
|
Tabel di atas dapat dibaca sebagai berikut. Jumlah maksimal
anak usia lahir - 1 tahun adalah 8 anak. 8 anak dibagi dalam dua kelompok kecil
masing-masing 4 anak yang dibimbing oleh masing-masing 1 pendidik. Jumlah
maksimal anak usia 3 - 4 tahun adalah 20 anak yang dibagi dalam 2 kelompok
kecil masing-masing 10 anak dengan dibimbing pendidik masingmasing I orang.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin muda usia anak maka semakin
kecil jumlah kelompok dan rasio pendidiknya.
C.
Kurikulum Yang Tepat Dengan Perkembangan Anak
Kurikulum yang dikenal adalah kurikulum nasional yang
dikembangkan oleh departemen pendidikan nasional adalah kurikulum berbasis
kompetensi, ataupun menu generic.
1. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulu Lembaga PAUD
a.
Relevansi
b.
Adaptasi
c.
Kontinuitas
d.
Fleksibelitas
e.
Kepraktisan dan akseptabilitas
f.
Kelayakan (fensibility)
g.
Akuntabilitas
2.
Fokus pengembangan kemampuan anak dalam kurikulum
Fokus pada pengembangan kecerdasan jamak menurut gardner
terdiri dari :
a.
Kecerdasan linguistik
b.
Kecerdasan logika – mathematik
c.
Kecerdasan visual – spasial
d.
Kecerdasan musical
e.
Kecerdasan kinestetik
f.
Kecerdasan naturalis
g.
Kecerdasan inter personal
h.
Kecerdasan intra personal
i.
Kecerdasan spiritual
3.
Struktur kurikulum
a.
Bidang pengembangan pembiasaan (pengembagan diri)
Bidang pengembangan pembiasaan meliputi pengembangan moral
dan nilai-nilai agama dan kemandirian.
b.
Bidang pengembangan kemampuan dasar
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan
kajian yang dipersiapkan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan dan
kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
4.
Lingkungan yang kaya dengan bahasa
Lingkungan yang kaya dengan bahasa
yakni mendukung pengayaan kosakata anak, kemampuan bahasa reseptif dan efektif
anak.
5.
Responsif, respek dan resiprokal
Salah satu faktor yang menandakan
Lembaga PAUD bermutu adalah semua orang yang terlibat didalamnya bersikap
responsif (cepat tanggap), respek (menghargai) dan resiprokal (saling
menyambut).
6.
Administrasi yang teratur
Pencatatan, penggunaan dan
penyimpanan dana yang teratur dan sistematis menunjukkan keteraturan kinerja
lembaga. Lembaga yangbermutu sangat memperhatikan data-data yang dimilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar