BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia 4 sampai 6 tahun adalah usia pra sekolah,
dimana masa usia itu perkembangan intelektual anak sangat pesat. Pada usia
tersebut merupakan usia emas untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
anak usia dini. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia
Taman Kanak-kanak adalah kemampuan berbahasa. Yang termasuk dalam pengembangan
bahasa selain berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis.
Durkin (dalam
Nurbiana Dhieni,dkk,1966:5.3) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh
membaca dini pada anak-anak. Leonhardt (dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 1999:14:5.4)
membaca sangat penting bagi anak, anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa
kebahasaan yang lebih tinggi. Montessori dan Hainstock diperkuat Tom dan
Harieet Sobol (dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 2003:26:5.4) bahwa kemampuan membaca
dan menulis sudah dapat dikembangkan di TK
Anderson dkk ( dalam Nurbiana Dhieni, dkk,1985:5.5)
memandang membaca sebagai suatu proses
untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang dialami dalam membaca adalah
berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali
huruf. Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca adalah permainan kata
dan huruf. Permainan yang melibatkan
pengenalan huruf-huruf alfabet dan kata–kata utuh adalah sesuatu yang
kebanyakan anak-anak akan menyukainya asalkan dilakukan dengan cara yang benar.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan
keaksaraan di Kelompok A TK Masyithoh V ditemukan adanya masalah tentang bahasa
terutama dalam pengenalan huruf, yang ditandai dengan beberapa kondisi berikut.
Pertama, pada saat kegiatan meniru huruf
abjad dari 19 anak dalam satu kelas hanya 2-4 anak atau hanya 8% -10% dari
keseluruhan anak yang dapat mengerti huruf dengan benar. Kedua, hanya 8-10% anak yang tertarik dengan
kegiatan bahasa, yang lainnya lebih tertarik untuk bermain sendiri. Ketiga,
sebanyak 75% anak kelompok A masih belum mengerti tentang huruf-huruf alfabet.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut
dapat diamati bahwa keterampilan berbahasa anak pada kegiatan
pengenalan keaksaraan di TK Masyithoh V Prambanan masih kurang.
Faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan itu terjadi dikarenakan kurangnya
stimulasi yang diberikan oleh guru, media pembelajaran yang kurang menarik
sehingga anak merasa tidak antusias dalam kegiatan mengenal keaksaraan serta
ketidaktahuan anak tentang cara membaca
huruf dengan baik dan benar. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa
terutama dalam keaksaraan melalui permainan media wayang huruf. Perbaikan juga dapat
dilakukan dengan pengelolaan kelas yang baik, penggunaan media
yang menarik serta penjelasan tentang cara-cara menggucap bahasa yang benar, jelas dan runtut, diharapkan
dengan perbaikan tersebut, bahasa anak dapat
meningkat dan berkembang secara optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka
rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana meningkatkan kemampuan keaksaraan anak usia 4-5 tahun kelompok
A melalui media wayang huruf, di TK Masyithoh V Kenaran, Sumberharjo,
Prambanan, Sleman?
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan penelitian ini secara umun adalah untuk
meningkatkan kemampuan keaksaraan anak kelompok A melalui media wayang huruf di
TK Masyithoh V Prambanan.
D. Manfaat Penelitian
A.
Manfaat
Penelitian
Perbaikan ini diharapkan bermanfaat
bagi berikut ini :
1)
Guru,
menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan metode pembelajaran dengan
media wayang huruf dan mendorong agar lebih kreatif dalam pembuatan media yang
variatif agar hasil pembelajaran lebih maksimal. Dapat memilih metode yang
tepat guna untuk meningkatkan kemampuan anak terhadap keaksaraan.
2)
Anak
TK
Meningkatkan kemampuan anak dalam keaksaraan dalam pengenalan huruf. Anak
terpacu untuk belajar huruf melalui media wayang huruf.
3)
Orangtua
Dapat menambah wawasan dan cara memotivasi anak dalam meningkatkan
ketrampilan bahasa terutama dalam keaksaraan, dengan menyediakan media yang
menarik serta sarana dan prasarana yang bervariasi.
4)
Bagi
Sekolah.
Dapat menjadi referensi dalam memilih dan menyediakan sarana dan
prasarana yang tepat bagi setiap pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Penelitian
Tindakan Kelas
Dalam Carr & Kemmis (McNiff dalam IGAK Wardhani,1991.P.2 :1.3)
didefinisikan Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by
participant ( teachers, students or principals, for example)in social justice
of (1) their own social or educatonal pratices, (2)
their undestanding of these pratices, and
(3) the situations (and instituons)
in which the pratices are carried out. Mills( dalam IGAK Wardhani, 200:1.4) Penelitian tindakan
sebagai “systematic inquiry” yang
dilakukan oleh guru, kepala sekolah,atau konselor sekolah untuk mengumpulkan
informasi tantang berbagai praktik yang dilakukannya.
Karakteristik PTK adalah :
1.
An inquiry of practice from within (
Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjaya).
2.
Seft-reflective inquiry ( metode utama
adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti
kaidah-kaidah penelitian)
3.
Fokus penelitian berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran.
4.
Tujuannya memperbaiki
pembelajaran.
B. Karakteristik Anak Usia
Dini
Karakteristik anak usia dini menurut Hartati,( dalam Siti Aisyah, dkk, 2005:1.4)
- Memiliki rasa ingin tahu yang besar
- Merupakan pribadi yang unik
- Suka berfantasi dan berimajinasi.
- Masa paling potensial untuk belajar
- Menunjukkan sikap egosentris
- Memiliki rentang daya kosentrasi yang pendek
- Sebagai bagian dari makluk sosial
C. Pengertian Bahasa
Beberapa ahli sepakat bahwa bahasa mencakup cara untuk
berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk
lambang atau simbol seperti lisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang
digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi
memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti,
perasaan dan pengalaman. Badudu (dalam Nurbiana Dhieni,dkk, 1989:1.11)
menyatakan bahwa bahasa adalah alat
penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari
individu-individu yang menyatakan pikiran,perasaan, dan keinginannya.
Bromley (dalam Nurbiana Dhieni,dkk,1992:1.11)
mendifinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai
ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.
Simbol-simbol visual dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan
simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Menurut .Anderson dkk (dalam
Nurbiana Dhieni,dkk,1985:5.5), membaca sebagai suatu proses untuk memahami
makna tulisan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(dalam Rini Hildayani,
dkk,1989:11.3), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang berartikulasi yang
dipakai sebagi alat komunikasi untuk melahirkan perasaan pikiran serta
percakapan. Menurut Hulit & Howard (dalam Rini Hildayani,dkk,1997:11.3),bahasa
adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat innate atau bawaan.
D. Karakteristik Perkembangan Bahasa
Anak prasekolah telah mampu mengembangkan keterampilan
bicara melalui percakapan, mereka menggunakan bahasa sebagai cara untuk
bertanya, berdialog dan lain-lain. Tahun-tahun pertama dalam kehidupan dikenal sebagai tahapan
pralinguistik yang diikuti oleh tahapan linguistik. Menurut Vygotsky (Woolfolk
dalam Masitoh, dkk,1995:2.16) Bahwa the
lenguage is fist mastered collaboratively with an adult or more competent
peer,solely with objective of communication. Then it becames internalized and serves
as a mean of consciouns control and thought. Dengan maksud anak belajar bahasa
dari orang dewasa secara kolaboratif. Setelah diinternalisasakan dan secara
sadar digunakan sebagai alat berfikir dan alat kontrol.
Selanjutunya Woofolk (dalam
Masitoh,dkk, 1995:2.17), mengemukakan bahwa anak dapat belajar bahasa melalui instructional conversation, yaitu
situasi dimana anak belajar melalui interaksi dengan guru atau siswa lainnya.
E. Pentingnya Kemampuan Bahasa
Membaca sangat penting bagi anak. Mary Leonhardt (dalam
Nurbiana Dhieni,dkk, 1999:27:5.5) mengatakan ada beberapa alasan mengapa kita
perlu membaca. Hal ini dilakukan agar: (1) Memiliki kemampuan membaca dengan
baik, (2) Mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, (3) Mempunyai wawasan
yang lebih luas, (4) Kegemaran membaca memberikan beragam perspektif kepada
anak, (5) Membaca membantu anak-anak memiliki kasih sayang, (6) Anak-anak gemar
membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan
kesempatan, (7) Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola
pikir kreatif dalam diri mereka.
F.
Fungsi Perkembangan Bahasa.
Holliday (dalam Nurbiana Dhieni, dkk,
1978:4.1) mengemukan beberapa fungsi bahasa bagi anak .Fungsi-fungsi tersebut
adalah:
1.
Fungsi
instrumental, bahasa digunakan
sebagai alat perpanjangan tangan “Tolong ambilkan pensil”.
2.
Fungsi
Regulatif, bahasa digunakan untuk mengatur orang lain “
Jangan ambil bukuku”
3.
Fungsi”interaksional, bahasa digunakan untuk
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan sebagainya.” Saya senang sekali”
4.
Fungsi
“heuristic / mencari informai: bahasa
digunakan untuk bertanya “Apa itu”
5.
Fungsi
Imajinatif, bahasa digunakan untuk
memperoleh kesenangan, Misalnya, bermain-main dengan bunyi irama.
6.
Fungsi
representatif, bahasa digunakan untuk
memberikan informasi/menyampaikan fakta ‘Sekarang Hujan”
G. Tingkat Pencapaian Bahasa
Berikut ini adalah tingkat pencapaian
perkembangan bahasa pada usia 4-5
tahun menurut Kurikulum Berbasis Kompentensi (KBK) (dalam Nurbiana
Dhieni, dkk, 2004:9.6), adalah:
1.
Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertenu
2.
Dapat
mendengarkan dan memahami kata dan kalimat sederhana.
3.
Dapat berkomunikasi/berbicara secara lisan.
4.
Memperkaya
kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda,
kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan waktu.
5.
Dapat mengenal bentuk-bentuk simbol sederhana
( pra menulis)
6.
Dapat menceritakan gambar/ benda dengan baik.
7.
Mengenal bahwa ada hubungan antara bahasa
lisan dengan tulisan/ pra membaca.
H. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich dan Russel, (dalam Badru Zaman, 1993:4.4)
Media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receieve). Schraman, (dalam Badru
Zaman, 1977:4.4), media adalah tehnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Briggs, (dalam Badru Zaman, 1977:4.5), media
sarana untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku, vidio, slide.
NEA, ( dalam Badru Zaman, 1969:4.5) , media sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk tehnologi perangkat kerasnya.
Berdasarkan pendapat Halliday tentang fungsi bahasa
maka bahasa merupakan medium yang paling penting dalam komunikasi manusia dan
bersifat universal. Salah satu cara untuk meningkatkan bahasa anak di Taman Kanak-kanak
yaitu dengan keaksaraan melalui Permainan dengan media wayang huruf.
I. Media Wayang Huruf
v Pengertian Media Wayang Huruf
Media wayang huruf adalah bermacam-macam bentuk alfabet yang ditulis
diatas karton dan diberi tangkai agar anak mudah memegangnya seperti wayang.
v Keunikan Media Wayang Huruf
Wayang huruf mempunyai keunikan dari
bentuknya yaitu berbentuk gunungan dan klasik sehingga rasa keingintahuan anak
sangat besar.
v Manfaat Media Wayang Huruf
-
Anak
dapat mengenali huruf, nama huruf dan kata.
-
Anak
dapat mempelajari huruf alfabet dan bunyinya.
-
Proses
pembelajaran lebih jelas, efektif dan efisiensi waktu.
-
Anak
dapat melakukan kegiatan dengan lebih leluasa dan meyenangkan..
-
Penyampaian materi dapat diseragamkan.
-
Mengubah
peran guru yang lebih positif dalam meningkatkan kualitas hasil karyanya.
J. Langkah-langkah Permainan Wayang Huruf
Untuk lebih menarik perhatian anak dalam pembelajaran
digunakan media wayang huruf sebagai
sarana pembelajaran untuk mengenal huruf, Pendidik mengajak anak untuk terlibat
langsung dalam penataan ruang, guru menyediakan wayang huruf sesuai dengan
huruf alfabet, guru memperlihatkan alat peraga berupa wayang huruf, guru
menjelaskan cara permainan wayang huruf dengan benar setahap demi setahap, guru
memantau kegiatan anak-anak, guru membimbing anak yang belum mengikuti
kegiatan.guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pengembangan yang
telah dilaksanakan, guru memberikan penilaian pada proses selama kegiatan
berlangsung dan dari hasil kegiatan anak.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK PENELITIAN
1. Lokasi
Penelitian ini akan
dilaksanakan di TK MASYITHOH V, di dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak didekat masjid Kenaran dan Pasar Kenaran. TK
Masyithoh mempunyai 42 murid, dua kelas kelompok A dan Kelompok B.
TK Masyithoh V memiliki satu gedung
yang tediri dari 2 ruang kelas yaitu
kelompok A dan kelompok B, satu kantor,
satu ruang dapur dan satu kamar mandi
2.
Waktu
Pelaksanaan
Waktu pelaksanaannya penelitian pada
Semester I dengan Siklus I pada tanggal 1 sampai 5 September 2015 dan Siklus II pada tanggal 7-12 September 2015. Rentang waktu pelaksanaan
penelitian ini dari pukul 07.30-10.00 WIB. Dengan 5 hari persiklusnya.
3.
Tema
Tema yang digunakan pada Siklus I
adalah Lingkunganku dengan subtemanya adalah bagian-bagian rumah. Pada Siklus
II adalah Kebutuhanku dengan subtemanya adalah macam-macam makanan/minuman.
4.
Penelitian
ini akan dilakukan pada Kelompok A dengan jumlah anak sebanyak 19 anak yang
terdiri dari 9 anak perempuan dan 10 anak laki-laki.
5.
Karakteristik
Anak
Pada kelompok A di TK Masyithoh V Prambanan, ini rata-rata memiliki
rentang usia dari umur 4 sampai 5 tahun yang kemampuan berbahasanya masih
kurang. Seharusnya kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun adalah terjadi
perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa, ia telah dapat menggunakan
kalimat dengan baik dan benar, telah menguasai 90% dari fonem dan sintaks
bahasa yang digunakan, dapat berpartisipasi dalam percakapan.
B. DESKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS
1.
Perencanaan
Pada tahap ini ada
beberapa hal yang akan dilaksanakan untuk
Meningkatkan kemampuan
keaksaraan usia 4-5 tahun ( TK Kelompok A)
Proses perncanaan meliputi:
·
Menganalisis
permasalahan
·
Menyusun Rancangan
Kegiatan Harian (RKH)
·
Mempersiapkan
media pembelajaran
·
Memilih
metode pembelajaran
·
Mempersiapkan
lembar observasi anak
·
Mempersiapkan
lembar penilaian anak
a.
Rencana
Tindakan Siklus I
Tabel 1
Rencana Kegiatan Siklus 1
RKH KE
|
PEMBUKAAN
|
INTI
|
PENUTUP
|
1.
|
Tanya jawab tentang huruf yang ada di wayang huruf
|
Menjiplak huruf diatas
gambar wayang
|
Meyebutkan huruf yang dijiplaknya pada
wayang huruf.
|
2.
|
Menyanyi bersama lagu
a,i.u,e,o dengan wayang huruf.
|
Bermain tebak huruf dengan
wayang huruf
|
Menyebutkan huruf awal pada
gambar wayang huruf yang dipegang guru
|
3.
|
Menyebut wayang huruf
sesuai perintah secara individual
|
Bermain raja dan ratu dengan wayang huruf
|
Meyebutkan wayang huruf yang menjadi raja dan ratu
|
4.
|
Membuat huruf depan nama
anak pada wayang huruf
|
Menirukan kembali 3-4 urutan huruf “Permainan huruf berantai dengan wayang huruf”
|
Menghubungkan gambar dengan lambang wayang huruf
|
5.
|
Menunjuk wayang huruf yang berkaitan dengan gambar
|
Membuat berbagai macam coretan “ Memberi nama gambar pada wayang huruf
“
|
Membaca gambar yang telah diberi nama dengan wayang huruf
|
b. Langkah perbaikan siklus I
Kegiatan perbaikan pada siklus I
meliputi: Pentaan ruang, pengelolaan kelas sesuai dengan kegiatan,
pengorganisasian anak, guru mengawali dengan apersepsi sesuai dengan kegiatan, dilanjutkan
dengan kegiatan inti yaitu menjiplak huruf diatas wayang huruf kosong, bermain tebak huruf dengan wayang huruf, bermain raja dan ratu dengan wayang huruf, menirukan kembali 3-4 urutan huruf “Permainan huruf berantai dengan wayang huruf” menirukan kembali 3-4
urutan huruf “Permainan huruf
berantai dengan wayang huruf”, Membuat berbagai macam coretan “ memberi nama gambar pada wayang huruf “ dan diakhiri dengan kegiatan penutup.
c. Rencana Tindakan Perbaikan siklus II
Tabel 2
Rencana Kegiatan Siklus 2
RKH KE
|
PEMBUKAAN
|
INTI
|
PENUTUP
|
1.
|
Tepuk absen
|
Menjiplak huruf diatas wayang huruf dengan melihat hurufnya
|
Mengucap huruf vokal secara individu
|
2.
|
Bersyair a.i.u.e.o
|
Meniru 3-5 huruf pada wayang
huruf
|
Menyebutkan kata yang diucapkan guru
|
3.
|
Menirukan kalimat sederhana huruf vokal dan konsonan
|
Menghubungkan gambar dengan wayang huruf
|
Menyebutkan 5-10 huruf pada wayang huruf
|
4.
|
Mengurutkan wayang huruf sesuai huruf abjat
|
Membuat kata dengan wayang huruf
|
Menyebutkan kata-kata yang huruf awal sama
|
5.
|
Menulis nama pangilan pada wayang huruf kosong
|
Memberi tulisan pada wayang gambar dengan wayang huruf
|
Meniru wayang huruf tanpa menulis
|
d.
Langkah
perbaikan siklus 2
Kegiatan perbaikan pada siklus I meliputi: Pentaan ruang,
pengelolaan kelas sesuai dengan kegiatan, pengorganisasian anak, ,guru
mengawali dengan apersepsi sesuai dengan kegiatan,dilanjutkan dengan kegiatan
inti yaitu menjiplak huruf diatas wayang huruf dengan melihat hurufnya, meniru
3-5 huruf pada wayang huruf, menghubungkan gambar dengan wayang huruf, membuat
kata dengan wayang huruf, memberi
tulisan pada wayang gambar dengan wayang huruf,dan diakhiri dengan kegiatan
penutup
2.
Pelaksanaan
a.
Prosedur
Pelaksanaan PTK
Penelitian
ini menggunakan Peneltian kelas Alur pelaksanaan Tindakan Kelas model Kemmis
& PC Toogert (dalam Trianto
2011:2007:14), tiap siklus terdiri dari langkah yaitu : Merencanakan, melakukan
tindakan, menggamati, refleksi. Adapun skema alur tindakan model Kemmis &
PC Toogert ( Trianto 2011 : 2007:14)
SIKLUS
I
|
|
|
|
|
|
||||
Gambar 1
Alur pelaksanaan
Tindakan Kelas model Kemmis & PC Toogert
(dalam Trianto 2011:1102007:14)
Alur pelaksanaan Tindakan Kelas pertam-tama adanya
permasalahan kemudian permasalah
diindentifikasi kemudian dianalisi dan di rumuskan, setelah perumusan masalah
guru membuat rencana perbaikan kegiatan,
kemudian rencana perbaikan dilaksanakan
guru di kelas, setelah guru selesai
melaksanakan tindakan perbaikan siklus, guru merefleksi kegiatan
perbaikan yang telah dilaksanakan dengan tujuan mengetahui kelemahan dan
kelebihan tindakan yang telah dilakuan untuk melakukan perbaikan selanjutnya, kemudian kembali pada sikuls 2
kegiatan seperti pada siklus1. Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan dalam 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 5 hari pembelajaran, 5 RKH, 5
skenario perbaikan dan 5 lembar
observasi.
b. Pihak yang telibat dalam pelaksanaan PTK
Pada tahap pelaksanaan ini yang
pertama kali peneliti dibantu oleh Haryanti, M.Pd selaku supervisor 1 serta dosen pembimbing yang
bertugas membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan PKP, selanjutnya peneliti meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi
supervisor 2 dan menjadi penilai. Pada kesempatan ini yang bersedia menjadi
supervisor 2 sekaligus menjadi penilai adalah Nanik Yuliawati,S.Pd.AUD. Tugas
supervisor 2 adalah membimbing, menilai, dan memberi masukan terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2. Tugas
Penilai adalah menilai RKH dan pelaksanaan perbaikan dengan menggunakan APKG
PKP 1 dan APKG PKP 2. Langkah-langkah
pelaksanaan berikutnya adalah melaksanakan kegiatan perbaikan sesuai dengan RKH
yang telah disusun.
c.
Langkah-langkah
pembelajaran
Dalam langkah-langkah pembelajaran
guru melakukan pengelolan kelas dengan penata ruangan sesuai dengan kegiatan
kemudian mengorganisasian anak dalam posisi sesuai kegiatan, kemudian
menyiapkan media dan alat, menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.guru
mengadakan evaluasi terhadap hasil kegiatan selama proses perbaikan.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini, data dikumpulkan dengan beberapa teknik, yaitu :
a. Wawancara
Wawancara
dilakukan dengan tanya jawab antara guru dan anak pada saat proses pembelajaran
atau saat kegiatan pembukaan.
b. Observasi
Observasi
dilakukan pada saat kegiatan yang
terfokus pada aspek-aspek pengembangan pada indikator pengembangan.
c. Hasil Karya
Dengan
melihat hasil saat proses pembelajaran dan hasil akhir .
d. Dokumentasi
Dengan
mendokumentasikan proses pembelajaran dengan foto kegiatan pengembangan.
Peneliti bersama
dengan supervisor 2 dan penilai melaksanakan pengamatan dan penilaian hasil
kerja anak dengan menggunakan lembar observasi anak. Adapun instrumen observasi
yang digunakan adalah :
Tabel:3
Instrumen
Penilaian
NO
|
INDIKATOR
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
1.
|
Anak Mampu menjiplak Huruf
|
|
|
|
|
2.
|
Anak mamou Meniru Huruf
|
|
|
|
|
3.
|
Anak Mampu Membuat Huruf
|
|
|
|
|
4.
|
Anak Mampu menyusun huruf sesuai gambar yang dibuatnya
|
|
|
|
|
Keterangan
: BB : Anak belum berkembang
MB : Anak
mulai berkembang
BSH :
Anak berkembang sesuai harapan
BSB : Anak
berkembang sangat baik
4.
Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama supervisor 2 merefleksi kelemahan dan
kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran. Kelemahan
dan kelebihan yang ditemukan akan digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang
kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilkukan setiap hari
setelah pembelajaran selesai. Tujuan dari refleksi untuk menegtahui kelemahan
dan kelebihan dalam pembelajaran, hasil
refleksi bermanfaat untuk pengembangan peningkatan pembelajaran lebih
lanjut .
C. Tehnik
Analisis Data
Dalam penelitian
tindakan kelas ini tekhnik yang di gunakan adalah Teknik kualitatif-deskriptif
dengan menggunakan lembar observasi. Serta Data kuantitatif melalui portofolio
yang dihitung menjadi bentuk prosentase.\ Analisis data merupakan upaya merangkum secara
akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang benar dan dapat dipercaya.
Analisis data dilakukan dengan :
v Teknik
kualitatif-deskriptif dengan menggunakan lembar observasi.
v Data
kuantitatif melalui portofolio yang dihitung menjadi bentuk prosentase dengan cara:
Jumlah anak BB/MB/BSH/BSB X 100 %
Jumlah Hadir
Hasil analisis data
tersebut disajikan dalam bentuk uraian
tabel dan grafik. Melalui grafik dan tabel
tersebut peneliti akan menafsirkan atau menginterpretasikan data itu agar lebih
mudah dipahami dan menjadi bermakna. Indikator keberhasilan apabila prosentase anak
yang berhasil mencapai ± 89 % dari keseluruhan siswa.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan
keaksaraan melalui media wayang huruf dilakukan dengan dua siklus, kemampuan
mengenal huruf dengan wayang huruf anak meningkat dari 10% menjkadi 57%, hal
ini masih belum sesuai dengan harapan karena media huruf yang digunakan
teralu kecil. Kemudian dilaksanakan siklus kedua dengan hasil meningkat
secara signifikan dari 57% menjadi 89%.
1.
Deskripsi Penelitian Siklus I
a.
Perencanaan
Perencanaan melalui menetapkan tujuan dan tema, menyusun rencana
kegiatan,menetapkan bahan dan alat yang diperlukan seperti wayang huruf, pensil,
wayang huruf kosong, menetapkan rancangan meliputi, mengatur ruangan/penataan
ruangan, mengatur tempat duduk, kegiatan pembukaan, menentukan tehnik,
menetapkan rancangan penilaian.
b.
Pelaksanaan.
1)
Pelaksanaan
RKH 1
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 1-9-2015 pada pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh teman
sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan perbaikan pada
kegiatan pembukaan berupa berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk, salam,
hafalan surat pendek.menyanyi sesui tema, tanya jawab tentang huruf yang ada di
wayang huruf. Sedangkan pada kegiatan inti anak diajak praktek menjiplak huruf
diatas gambar wayang huruf, membuat urutan bilangan satu sampai 5 dengan gambar
jendela, mengayam bentuk gedhek dengan spon ati. Pada kegiatan penutup, anak
diminta menyebutkan wayang huruf yang
dijiplaknya.
2). Pelaksanaan RKH 2
Pertemuan Kedua ini dilaksanakan pada tanggal 2-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2..Adapun pelaksanaannya
perbaikan pada waktu pembukaan, berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk,
salam, hafalan surat pendek,menyanyi bersama lagu a,i,u,e,,. sedangkan kegiatan
inti, bermain tebak huruf dengan wayang huruf, memasangkan / menghubungkan
lambang bilangan dengan gambar, melipat bentuk jendela, dengan kegiatan
penutup, menyebutkan wayang huruf awal pada gambar wayang huruf yang
dipegangnya.
3). Pelaksanaan RKH 3
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan
pada tanggal 3-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan
dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi
sesuai teman, menyebut wayanh huruf sesuai perintah secara individu dilanjutkan
kegiatan inti, bermain raja dan ratu dengan wayang huruf, mengelompokkan gambar
macam-macam bagian rumah, mencocok gambar jendela,dan diakhiri kegiatan penutup
dengan menyebutkan wayang huruf yang menjadi raja dan ratu.
4)
Pelaksanaan RKH 4
Pertemuan keempat ini dilaksanakan
pada tanggal 4-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan
dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi
sesuai tema, membuat huruf depan nama ank pada wayang huruf, dilanjutkan
kegiatan inti dengan menirukan kembali 3-4 urutan huruf” Permainan huruf
berantai dengan wayang huruf, meneruskan dua pola gambar pintu, jendela,
melukis dengan jari, ditutup dengan kegiatan
menghubungkan gambar dengan lambang wayang huruf.
5) Pelaksanaan
RKH 5
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada tanggal 5-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan
dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi
sesuai tema, menunjuk wayang huruf yang berkaitan dengan gambar, dilanjutkan dengan
kegiatan inti, membuat berbagai macam coretan” Memberi nama gambar denagn
wayang huruf”, Menyebut urutan bilangan1-10, menjahit bentuk rumah, ditutup
dengan kegiatan membaca gambar yang telah diberi nama dengan wayang huruf.
c.
Refleksi
siklus 1
Pada tahap ini peneliti dan supervisor 2 merefleksi kelemahan, kelebihan
dan hal-hal yang unik yang terjadi selama pembelajaran sebagai acuan
pembelajaran lebih lanjut.
1)
Refleksi
kegiatan pengembangan pertama kelemahannya adalah dalam menjiplak huruf yang
digunakan untuk menjiplak kurang besar jadi anak mengalami kesulitan. Kelebihan
dalam pengembangan kegiatan adalah kegiatan yang variatif dan media yang
menarik, sedangkan hal unik yang ditemukan adalah anak disuruh menyebutkan
wayang huruf yang dijiplaknya justru dibuat maianan wayang.
2)
Refleksi
kegiatan pengembangan kedua kelemahannya adalah waktu penjelasan cara bermain
tebak huruf terlalu cepat sehingga anak kurang faham, kelebihan dalam
pengembanagn kegiatan inii adalah media yang menarik, sedangkan hal-hal yang
unit yang terjadi adalah pada saat anak dipanggil untuk bermain tebak huruf
anak tidak mau melakukan bermain huruf maunya hanya di foto saja..
3)
Refleksi
kegiatan pengembangan ketiga kelemahnnya adalah dalam pengorganisasian anak
kurang maksimal sehingga dalam permainan raja dan ratu masih ada beberapa anak
yang main sendiri, kelebihan dalam kegiatan pengembangan ini adalah permainan
yang kreatif dan media yang menarik, sedangkan hal-hal unik yang ditemukan
adalah salah satu anak pada saat bermain jadi ratu minta makhota.
4)
Refleksi
kegiatan pengembangan ke empat, kelemahan kegiatan pengembangan adalah dalam
kegiatan menghubungkan gambar wayang huruf , huruf pada wayang huruf terlalu
kecil, kelebihan dalam pengembangan ini adalah media yang menarik, sedangkan
hal-hal unik yang ditemukan adalah beberapa anak menyebutkan huruf dalam wayang
huruf terbalik huruf p dibalik jadi b.
5)
Refleksi
kegiatan pegembangan ke lima, kelemahan dalam kegiatan pegembangan ini adalah
dalam kegiatan memberi nama gambar dengan tulisan media wayang huruf tidak
tertata dengan rapi sehingga anak kesulitan dalam pemilihan wayang huruf,
kelebihan dalam pengembangan ini adalah kegiatan yang variatif dan media yang
menarik,hal-hal yang unik yang ditemukan adalah ada satu anak yang dengan cepat
mengambil wayang huruf dengan cepat tanpa mendengar perintah secara lengkap.
d. Hasil Observasi Siklus 1
Dari hasil pengamatan pada pengembangan siklus I dihasilkan data sebagai
berikut:
Tabel: 4
Hasil Observasi Siklus I
NO
|
INDIKATOR
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
1.
|
Anak Mampu menjiplak Huruf
|
|
11
|
6
|
2
|
2.
|
Anak mamou Meniru Huruf
|
|
10
|
4
|
6
|
3.
|
Anak Mampu Membuat Huruf
|
|
8
|
7
|
4
|
4.
|
Anak Mampu menyusun huruf sesuai gambar yang dibuatnya
|
|
6
|
8
|
5
|
Dari tabel diatas kemampuan keaksaraan
anak sebelum siklus pada indikator 1-4, hanya sekitar 2—12
anak saja yang mampu melaksanakan kegiatan dengan baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus I hasil yang
diperoleh mengalami peningkatan dari 2 anak menjadi 10 anak yang mampu mengenal huruf
dengan baik. Tetapi peneliti belum puas
dengan hasil tersebut, dikarenakan reaksi anak terhadap pengelolaan kelas belum
sepenuhnya dapat menerima pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena masih
ada anak yang asyik dengan kegiatan nya sendiri. Sebagian anak belum dapat
menangkap penjelasan yang di berikan guru dengan baik. Selanjutnya peneliti
akan melakukan kegiatan pembelajaran siklus 2 pada hari selanjutnya.
2.
Deskripsi Siklus II
a.
Perencanaan
Perencanaan melalui menetapkan tujuan dan tema, menyusun
rencana kegiatan,menetapkan bahan dan alat yang diperlukan seperti wayang
huruf, wayang gambar, pensil, menetapkan rancangan meliputi, mengatur
ruangan/penataan ruangan, mengatur tempat duduk, kegiatan pembukaan, menetukan
tehnik, menetapkan rancangan penilaian.
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan RKH 1
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 7-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum
kegiatan, masuk, salam, hafalan surat pendek.menyanyi sesui tema, tepuk absen,
dilanjutkan dengan kegiatan inti, praktek menjiplak huruf diatas gambar wayang
huruf kosong dengan melihat wayang huruf, membilang dengan gambar buah 1-5, merobek
bebas kertas, ditutup dengan kegiatan menyebutkan huruf vokal pada wayang huruf.
2). Pelaksanaan RKH 2
Pertemuan Kedua ini dilaksanakan pada tanggal 8-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2.Adapun pelaksanaan pembukaan
dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk, salam, hafalan surat pendek,
bersyair a,i,u,e,o, dilanjutkan dengan kegiatan inti,meniru 3-4 huruf pada
wayang huruf, memasangkan gambar alat makan dengan pasanganya, meronce
manik-manik ditutup dengan kegiatan, menyebutkan 5-10 huruf pada wayang huruf.
2)
Pelaksanaan RKH 3
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan
pada tanggal 9-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2..Adapun pelaksanaan pembukaan
dengan bebaris, berdoa sebelum kegiatan, salam ,hafalan surat pendek, menyanyi
sesuai tema, menirukan kalimat sederhan,dilanjutkan kegiatan inti, memasangkan
gambar dengan wayang huruf, memasangkan gambar buah dengan angka, membentuk
buah dengan plastisin, di tutup dengan kegiatan menyebutkan 5-10 huruf pada
wayang huruf.
4)
Pelaksanaan RKH 4
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada tanggal 10-9-2015 Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh
teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2..Adapun pelaksanaan kegiatan
pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat
pendek, menyanyi sesuai tema, mengurutkan wayang huruf sesuai abjat,
dilanjutkan dengan kegiatan inti, membuat kata apel dengan wayang huruf, memasangkan
alat makan dengan pasanganya, mencocok gambar jeruk, ditutup dengan
kegiatan menyebutkan kata-kata yang
sesui huruf awal sama.
5)
Pelaksanaan RKH 5
Pertemuan keempat ini
dilaksanakan pada tanggal 11-9-2015. Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan
sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa
sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi sesuai tema, menulis
nama pangilan pada wayang huruf kosong, dilanjutkan dengan kegiatan inti,
memberi tulisan pada wayang gambar dengan wayang huruf, mengurutkan gambar
jerukdari yang kecil ke besar, menggunting gambar jeruk, ditutup
dengankegiatan meniru menulis wayang
huruf dengan jari di atas meja.
c. Refleksi siklus II
Pada tahap ini peneliti
dan supervisor 2 merefleksi kelemahan,
kelebihan dan hal-hal yang unik
yang terjadi selama pembelajaran
sebagai acuan pembelajaran lebih
lanjut.
1.
Refleksi
kegiatan pengembangan pertama kelemahannya adalah dalam menjiplak huruf yang digunakan hasil
dari komputer anak kesulitan dalam membuat garis kedua. Kelebihan dalam
pengembangan kegiatan adalah kegiatan yang variatif dan media yang menarik,
sedangkan hal unik yang ditemukan adalah setelah mejipalk huruf, wayang huruf
diselipkan ditengah celah meja dibuat seakan-akan wayang huruf menjadi perahu.
2.
Refleksi
kegiatan pengembangan kedua kelemahannya adalah penjelasan kurang maksimal
sehingga anak kurang mengerti, kelebihan dalam pengembanagn kegiatan inii
adalah media yang menarik, sedangkan hal-hal yang unit tidak ditemukan karena
asyik dalam kegiatan pegembangan.
3.
Refleksi
kegiatan pengembangan ketiga kelamahnnya adalah dalam pengorganisasian anak
belum maksimal, kelebihan dalam kegiatan pengembangan ini adalah permainan yang
kreatif dan media yang menarik, sedangkan hal-hal unik yang ditemukan adalah
salah satu anak pada saat memasangkan wayang gambar dengan wayang huruf anak
minta gambar kesayangannya mobil.
4.
Kegiatan
pengembangan ke empat, kelemahan kegiatan pengembangan adalah tidak ada
kelemahna karena segala kelemahna sudah diperbaiki , huruf pada wayang huruf
terlalu kecil, kelebihan dalam pengembangan ini adalah media yang menarik,
sedangkan hal-hal unik yang ditemukan adalah pada saat penegembangn ada satu
anak yang dengan asyiknya bermain kartu huruf dengan beryanyi.
5.
Refleksi
kegiatan pegembangan ke lima, kelemahan dalam kegiatan pegembangan ini adalah
media wayang hurugf kurang banyak, kelebihan dalam pengembangan ini adalah
kegiatan dengan permainan dan media yang menarik,hal-hal yang unik yang
ditemukan adalah ada satu anak yang suka dengan huruf X.
d.
Hasil Observasi Siklus 2
Dari hasil pengamatan pada
pengembangan siklus 2 dihasilkan data
sebagai berikut:
Tabel : 5
Hasil Obsevasi Siklus 2
NO
|
INDIKATOR
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
1.
|
Anak Mampu menjiplak Huruf dengan melihat wayang huruf
|
|
3
|
9
|
7
|
2.
|
Anak mamou meniru huruf 5-10 huruf.
|
|
3
|
6
|
10
|
3.
|
Anak Mampu Membuat Huruf menjadi kata.
|
|
2
|
9
|
8
|
4.
|
Anak Mampu menyusun tulisan gambar yang dibuatnya
|
|
2
|
8
|
9
|
Dari tabel diatas kemampuan keaksaraan
anak pada indikator 1-4 sudah mencapai 89% atau sekitar 17 anak dari
19 yang mampu melaksanakan kegiatan dengan baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II hasil
yang diperoleh mengalami peningkatan yang
signifikan dalam mengenal keaksaraan/
huruf dengan baik sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan yang di harapakan
oleh guru.
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
Peningkatan kemampuan huruf melalui media wayang huruf TK
Masyithoh V Prambanan kondisi sebelum siklus, siklus I sampai siklus II
disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel : 6
Keadaan Pra
siklus, Siklus 1. Siklus 2
Indikator
|
Pra Sikus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Menjiplak Huruf
|
5%
|
42%
|
84%
|
Meniru Huruf
|
5%
|
47%
|
84%
|
Membuat Huruf
|
5%
|
57%
|
89%
|
Menyusun Huruf
|
5%
|
68%
|
89%
|
Dari data tabel diatas berbentuk grafik : 1
Menurut penulis kemampuan
siswa kelompok A TK Masyithoh V Prambanan dalam mengenal huruf sebelum
dilakukan perbaikan masih kurang, kemampuan keaksaraan baru mencapai di bawah
5% dari jumlah siswa kelompok A yang berjumlah 19 siswa. Berdasarkan
temuan-temuan dan hasil diskusi dengan teman sejawat tentang penggunaan
permainan wayang huruf dalam perkembangannya untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa/keaksaraan terutama pengenalan huruf
perlu direncanakan sebaik-baiknya dan pelaksanaanya harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang telah di buat sebelumnya.
Dari hasil perbaikan
masih belum mencapai 100% karena ada 2 anak yang mengalami kesulitan dalam
mengenal huruf dikarenakan satu anak
saat lahir prematur sehingga mempengaruhi perkembangan otaknya dan daya tangkap
lebih rendah dari teman-teman satu kelas, satu anak lagi mengalami
keterbelakangan metal yang dikenal hanya
huruf X , menurut pengamatan peneliti anak suka huruf X dikarenakan dia sering mencoret-coret tanda
silang .
Dari tabel dan grafik
diatas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelompok A TK Masyithoh V
Prambanan dalam mengenal huruf dengan kategori baik setelah diadakan perbaikan
siklus 1 dan 2 mengenal keaksaraan khususnya mengenal huruf melalui permainan
media wayang huruf sudah sesuai harapan peneliti/guru.
Bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam
kegiatan berkomunikasi pada khususnya.
Demikian pula peran bahasa bagi anak. Anak memiliki
perbedaan dalam perkembangan bahasa ada yang lancar, ada yang lambat, ada yang suka
bercakap-cakap ada yang tidak. Perbedaaan ini terjadi karena perbedaan tahap
perkembangan atau pengaruh lingkungan anak. Buhler (dalam Nurbiana Dhieni 1.5)
berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi sosial yang
berkaitan dengan semantik dan fungsi ekspresif, bahasa sebagai alat komunikasi
tidak terlepas dari konteks sosial.
Bromley (dalam Nurbiana Dhieni, dkk,1992:1.11)
Bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk menstansfer berbagai ide maupun
informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol
visual tersebut dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan simbol-simbol
verbal dapat diucapkan dan didengar. Bromley (dalam Nurbiana Dhieni,dkk, 1992:1.19)
menyebutkan empat macam bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa membaca dan menulis baru diajarkan
pada saat anak sudah SD tetapi banyak ahli yang mengatakn bahwa membaca
dan menulis harus diajarkan sejak dini..
Hal ini
mengingat potensi dasar yang harus dimiliki setiap anak sebagaimana tertuang
dalam Undang-undang nomer 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasiaonal yakni
sistem Pendidikan Nasional harus memberikan pendidikan dasar bagi setiap warga
negara indonesia agar masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan
membaca, menulis, dan berhitung serta mempergunakan bahasa Indonesia yang
diperlukan oleh setiap warga negara berbangsa dan bernegara.
Tahun-tahun pertama dalam kehidupan dikenal sebagai tahapan
pralinguistik yang diikuti oleh tahapan linguistik.Menurut Vygotsky (dalam
Masitoh,dkk, Woolfolk,1995:2.16) Bahwa the
lenguage is fist mastered collaboratively with an adult or more competent
peer,solely with objective of communication. Then it becames internalized and
serves as a mean of consciouns control and thought. Dengan maksud anak
belajar bahasa dari orang dewasa secara kolaboratif . Setelah
diinternalisasakan dan secara sadar digunakan sebagai alat berfikir dan alat
kontrol.
Selanjtunya Woofolk (dalam
masitoh,dkk, 1995:2.17) mengemukakan bahwa anak dapat belajar bahasa melalui instructional conversation, yaitu
situasi dimana anak belajar melalui interaksi dengan guru atau siswa lainnya.
Membaca merupakan
keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk
kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Jadi kegiatan
membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa
kegiatn seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi,
maknanya serta menarik, kesimpulan mengenai maksud bacaan. Aderson dkk (dalam
Nurbiana Dhieni,dkk,1985:5.5) memadang membaca sebagai suatu proses untuk
memahami makna suatu tulisan.Kegiatan membaca terkait dengan pengenalan huruf
atau aksara, bunyi dari huruf atau rangkaian huruf-huruf, makna atau maksud,
dan pemahaman terhadap makna dan maksud berdasarkan konteks wacana. Hari (dalam
Nurbiana Dhieni,dkk, 1970:3:5.5) membaca merupakan interpretasi yang bermakna
simbol verbal yang tertulis/tercetak.
Untuk membantu
pembelajaran di perlukan sebuah media.Menurut Heinich dan Russel, (dalam Badrun
Zaman, 1993:4.4) Media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium
yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan ( a receieve).Schraman, (dalam Badrun
Zaman, 1977:4.4), media adalah tehnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.Briggs,(1977:4.5),media sarana untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran, seperti buku, vidio,slide. NEA,(Dalam Badrun Zaman 1969:4.5)
,media sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
tehnologi perangkat kerasnya.
Berdasarkan pendapat
Halliday tentang fungsi bahasa maka bahasa merupakan medium yang paling penting
dalam komunikasi manusia dan bersifat universal. Salah satu cara untuk
meningkatkan bahasa anak di Taman Kanak-kanak yaitu dengan keaksaraan melalui media
wayang huruf.
Metode pembelajaran yang sebagian
besar banyak digunakan di TK adalah metode permainan, metode permainan adalah
suatu cara penyajian pembelajaran yang dilakukam dengan tehnik bermain.Nilai
bermain bagi anak sangat luas dan meliputi , seluruh aspek perkembangan anak
baik fisik, kognitif, bahasa maupun kreativitas., sosianal emosional . bermain
bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak
dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas dan imajinasinya.
Melelui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul,
dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan peran sesuai
jenis kelamin , menambah perbendaharaan kata dan menyalurkan perasaan tertekan.
Hal ini membuktikan bahwa metode permainanmellalui media wayang huruf dapat
membantu siswa kelompok A Tk Masyithoh V Prambanan dalam pembelajaran
mengenal huruf, anak lebih mudah dan menyusun pola huruf . fakta
ini membuktikan bahwa melalui metode
permainan wayang huruf pemebelajaran menjadi effektif dan dapat membantu siswa
dalam proses pembelajaran. Disini guru ditutut untuk dapat mejalankan perannya
sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara optimal.
BAB V
KESIMPULAN
DAN TINDAK LANJUT
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian
tentang upaya meningkatkan kemampuan Bahasa/keaksaraan melalui wayang hruf pada kelompok A di TK Masyithoh V Prambanan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kegiatan permainan wayang huruf yang
telah dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan keaksaraan anak, hal ini dapat
dilihat dari grafik hasil pencapaian akhir siklus. Dalam grafik tersebut terjadi peningkatan
kemampuan anak dalam pengenalan huruf melalui media wayang huruf menjadi
sebesar 89% dari kondisi awal yang hanya 5% dari jumlah anak.
2. Wayang huruf dapat meningkatkan kemampuan anak
mengenal keaksaraan dan memahami huruf di TK Masyithoh V Prambanan.
B.
SARAN TINDAK LANJUT
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka
peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Guru TK diharapkan untuk terus berinovasi, kreatif
dan imajinatif mengembangkan kemampuan
anak terutama dalam keaksaraan melalui wayang huruf.
2. Guru TK diharapkan untuk selalu tekun dan sabar
dalam membimbing dan mendampingi anak selama proses pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran bahasa dengan berbagai
teknik dan metode yang bervariasi dilakukan secara konsisten untuk menstimulasi
kemampuan bahasa pada anak TK
4. Penggunaan media wayang huruf yang menarik dan
bervariasi sangat penting untuk pengembangan bahasa agar anak berkembang secara
optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurbiana Dhieni,dkk ,(2011), Metode pengembangan bahasa,
Jakarta:Universitas Terbuka
B.F.F. Montolalu,dkk ,(2012), Bermain dan Permainan Anak,Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
IGAK Wardhani,Kuswaya Wihardit,(2014),Penelitian Tindakan Kelas,Tangerang
selatan: Universitas Terbuka
Siti Aisyah,dkk (2014), Perkembangan dan konsep dasar pengembangan
Anak Usia Dini,Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Badru Zaman, Asep Hery Hermawan,Cucu
Ellyawati(2012),Media dan Sumber Belajar
TK,Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.
Tim PKP PG-PAUD(2013), PanduanPemamtapan Kemampuan Profesional,Tangerang
Selatan:Universitas Terbuka .
Rini Hildayani,dkk (2011),Psikologi Perkembangan Anak,Jakarta :Universitas
Terbuka.
Masitoh,dkk(2012),Setrategi Pembelajan TK,Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar