Minggu, 23 Oktober 2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN MELALUI MEDIA WAYANG HURUF



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Anak usia 4 sampai 6 tahun adalah usia pra sekolah, dimana masa usia itu perkembangan intelektual anak sangat pesat. Pada usia tersebut merupakan usia emas untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak usia dini. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia Taman Kanak-kanak adalah kemampuan berbahasa. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis.
 Durkin (dalam Nurbiana Dhieni,dkk,1966:5.3) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Leonhardt (dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 1999:14:5.4) membaca sangat penting bagi anak, anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Montessori dan Hainstock diperkuat Tom dan Harieet Sobol (dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 2003:26:5.4) bahwa kemampuan membaca dan menulis sudah dapat dikembangkan di TK
Anderson dkk ( dalam Nurbiana Dhieni, dkk,1985:5.5) memandang  membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf. Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca adalah permainan kata dan huruf.  Permainan yang melibatkan pengenalan huruf-huruf alfabet dan kata–kata utuh adalah sesuatu yang kebanyakan anak-anak akan menyukainya asalkan dilakukan dengan cara yang benar.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan keaksaraan di Kelompok A TK Masyithoh V ditemukan adanya masalah tentang bahasa terutama dalam pengenalan huruf, yang ditandai dengan beberapa kondisi berikut. Pertama, pada saat kegiatan  meniru huruf abjad dari 19 anak dalam satu kelas hanya 2-4 anak atau hanya 8% -10% dari keseluruhan anak yang dapat mengerti huruf dengan benar. Kedua, hanya 8-10% anak yang tertarik dengan kegiatan bahasa, yang lainnya lebih tertarik untuk bermain sendiri. Ketiga, sebanyak 75% anak kelompok A masih belum mengerti tentang huruf-huruf alfabet.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diamati bahwa keterampilan berbahasa anak pada kegiatan pengenalan keaksaraan di TK Masyithoh V Prambanan  masih kurang. Faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan itu terjadi dikarenakan kurangnya stimulasi yang diberikan oleh guru, media pembelajaran yang kurang menarik sehingga anak merasa tidak antusias dalam kegiatan mengenal keaksaraan serta ketidaktahuan anak tentang cara membaca huruf dengan  baik dan benar. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa terutama dalam keaksaraan melalui permainan media wayang huruf. Perbaikan juga dapat dilakukan dengan  pengelolaan kelas yang baik, penggunaan media yang menarik serta penjelasan tentang cara-cara menggucap bahasa  yang benar, jelas dan runtut, diharapkan dengan perbaikan tersebut, bahasa anak dapat meningkat dan berkembang secara optimal.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah pada    
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana meningkatkan kemampuan keaksaraan anak usia 4-5 tahun kelompok A melalui media wayang huruf, di TK Masyithoh V Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman?

C.    Tujuan Perbaikan
Tujuan penelitian ini secara umun adalah untuk meningkatkan kemampuan keaksaraan anak kelompok A melalui media wayang huruf di TK Masyithoh V Prambanan.




D.    Manfaat Penelitian
A.    Manfaat Penelitian
Perbaikan ini diharapkan bermanfaat bagi berikut ini :
1)      Guru, menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan metode pembelajaran dengan media wayang huruf dan mendorong agar lebih kreatif dalam pembuatan media yang variatif agar hasil pembelajaran lebih maksimal. Dapat memilih metode yang tepat guna untuk meningkatkan kemampuan anak terhadap keaksaraan.
2)      Anak TK
Meningkatkan kemampuan anak dalam keaksaraan dalam pengenalan huruf. Anak terpacu untuk belajar huruf melalui media wayang huruf.
3)      Orangtua
Dapat menambah wawasan dan cara memotivasi anak dalam meningkatkan ketrampilan bahasa terutama dalam keaksaraan, dengan menyediakan media yang menarik serta sarana dan prasarana yang bervariasi.
4)      Bagi Sekolah.
Dapat menjadi referensi dalam memilih dan menyediakan sarana dan prasarana yang tepat bagi setiap pembelajaran di sekolah.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Dalam Carr & Kemmis (McNiff dalam IGAK Wardhani,1991.P.2 :1.3) didefinisikan  Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participant  ( teachers, students or principals, for example)in social justice of  (1) their own social or educatonal pratices, (2) their undestanding of these pratices, and (3) the situations (and instituons) in which the pratices are carried out. Mills( dalam IGAK Wardhani, 200:1.4) Penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah,atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tantang berbagai praktik yang dilakukannya.
Karakteristik PTK adalah :
1.      An inquiry of practice from within ( Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjaya).
2.      Seft-reflective inquiry ( metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian)
3.      Fokus penelitian berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
4.      Tujuannya memperbaiki pembelajaran.

B.     Karakteristik Anak Usia Dini
Karakteristik anak usia dini menurut Hartati,( dalam Siti Aisyah, dkk, 2005:1.4)
  1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
  2. Merupakan pribadi yang unik
  3. Suka berfantasi dan berimajinasi.
  4. Masa paling potensial untuk belajar
  5. Menunjukkan sikap egosentris
  6. Memiliki rentang daya kosentrasi yang pendek
  7. Sebagai bagian dari makluk sosial

C.    Pengertian Bahasa
Beberapa ahli sepakat bahwa bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Badudu (dalam Nurbiana Dhieni,dkk, 1989:1.11) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran,perasaan, dan keinginannya.
Bromley (dalam Nurbiana Dhieni,dkk,1992:1.11) mendifinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Menurut .Anderson dkk (dalam Nurbiana Dhieni,dkk,1985:5.5), membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna tulisan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(dalam Rini Hildayani, dkk,1989:11.3), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang berartikulasi yang dipakai sebagi alat komunikasi untuk melahirkan perasaan pikiran serta percakapan. Menurut Hulit & Howard (dalam Rini Hildayani,dkk,1997:11.3),bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat innate atau bawaan.

D.    Karakteristik Perkembangan Bahasa
Anak prasekolah telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan, mereka menggunakan bahasa sebagai cara untuk bertanya, berdialog dan lain-lain. Tahun-tahun pertama  dalam kehidupan dikenal sebagai tahapan pralinguistik yang diikuti oleh tahapan linguistik. Menurut Vygotsky (Woolfolk dalam Masitoh, dkk,1995:2.16) Bahwa the lenguage is fist mastered collaboratively with an adult or more competent peer,solely with objective of communication. Then it becames internalized and serves as a mean of consciouns control and thought. Dengan maksud anak belajar bahasa dari orang dewasa secara kolaboratif. Setelah diinternalisasakan dan secara sadar digunakan sebagai alat berfikir dan alat kontrol.
      Selanjutunya Woofolk (dalam Masitoh,dkk, 1995:2.17), mengemukakan bahwa anak dapat belajar bahasa melalui instructional conversation, yaitu situasi dimana anak belajar melalui interaksi dengan guru atau siswa lainnya.

E.     Pentingnya Kemampuan Bahasa
Membaca sangat penting bagi anak. Mary Leonhardt (dalam Nurbiana Dhieni,dkk, 1999:27:5.5) mengatakan ada beberapa alasan mengapa kita perlu membaca. Hal ini dilakukan agar: (1) Memiliki kemampuan membaca dengan baik, (2) Mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, (3) Mempunyai wawasan yang lebih luas, (4) Kegemaran membaca memberikan beragam perspektif kepada anak, (5) Membaca membantu anak-anak memiliki kasih sayang, (6) Anak-anak gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan, (7) Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola pikir kreatif dalam diri mereka.

F.   Fungsi Perkembangan Bahasa.
Holliday (dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 1978:4.1) mengemukan beberapa fungsi bahasa bagi anak .Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1.      Fungsi instrumental, bahasa digunakan sebagai alat perpanjangan tangan “Tolong ambilkan pensil”.
2.      Fungsi Regulatif,  bahasa digunakan untuk mengatur orang lain “ Jangan ambil bukuku”
3.      Fungsi”interaksional, bahasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan sebagainya.” Saya senang sekali”
4.      Fungsi “heuristic / mencari informai: bahasa digunakan untuk bertanya “Apa itu”
5.      Fungsi Imajinatif, bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan, Misalnya, bermain-main dengan bunyi irama.
6.      Fungsi representatif, bahasa digunakan untuk memberikan informasi/menyampaikan fakta ‘Sekarang Hujan”

G.    Tingkat Pencapaian Bahasa
Berikut ini adalah tingkat pencapaian perkembangan bahasa pada usia 4-5 
tahun menurut Kurikulum Berbasis Kompentensi (KBK) (dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 2004:9.6), adalah:
1.    Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertenu
2.      Dapat mendengarkan dan memahami kata dan kalimat sederhana.
3.     Dapat berkomunikasi/berbicara secara lisan.
4.      Memperkaya kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan waktu.
5.    Dapat mengenal bentuk-bentuk simbol sederhana ( pra menulis)
6.    Dapat menceritakan gambar/ benda dengan baik.
7.    Mengenal bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan  tulisan/     pra membaca.

H.    Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich dan Russel, (dalam Badru Zaman, 1993:4.4) Media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak  dari kata  medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receieve). Schraman, (dalam Badru Zaman, 1977:4.4), media adalah tehnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs, (dalam Badru Zaman, 1977:4.5), media sarana untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku, vidio, slide. NEA, ( dalam Badru Zaman, 1969:4.5) , media sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk tehnologi perangkat kerasnya.
Berdasarkan pendapat Halliday tentang fungsi bahasa maka bahasa merupakan medium yang paling penting dalam komunikasi manusia dan bersifat universal. Salah satu cara untuk meningkatkan bahasa anak di Taman Kanak-kanak yaitu dengan keaksaraan melalui Permainan dengan media wayang huruf.

I.       Media Wayang Huruf
v  Pengertian Media Wayang Huruf
Media wayang huruf  adalah  bermacam-macam bentuk alfabet yang ditulis diatas karton dan diberi tangkai agar anak mudah memegangnya seperti wayang.
v  Keunikan Media Wayang Huruf
Wayang huruf mempunyai keunikan dari bentuknya yaitu berbentuk gunungan dan klasik sehingga rasa keingintahuan anak sangat besar.
v  Manfaat Media Wayang Huruf
-          Anak dapat mengenali huruf, nama huruf dan kata.
-          Anak dapat mempelajari huruf alfabet dan bunyinya.
-          Proses pembelajaran lebih jelas, efektif dan efisiensi waktu.
-          Anak dapat melakukan kegiatan dengan lebih leluasa dan meyenangkan..
-          Penyampaian  materi dapat diseragamkan.
-          Mengubah peran guru yang lebih positif dalam meningkatkan kualitas hasil karyanya.

J.      Langkah-langkah Permainan Wayang Huruf
Untuk lebih menarik perhatian anak dalam pembelajaran digunakan  media wayang huruf sebagai sarana pembelajaran untuk mengenal huruf, Pendidik mengajak anak untuk terlibat langsung dalam penataan ruang, guru menyediakan wayang huruf sesuai dengan huruf alfabet, guru memperlihatkan alat peraga berupa wayang huruf, guru menjelaskan cara permainan wayang huruf dengan benar setahap demi setahap, guru memantau kegiatan anak-anak, guru membimbing anak yang belum mengikuti kegiatan.guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pengembangan yang telah dilaksanakan, guru memberikan penilaian pada proses selama kegiatan berlangsung dan dari hasil kegiatan anak.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A.      SUBJEK PENELITIAN
1.    Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di TK MASYITHOH V, di dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak didekat  masjid Kenaran dan Pasar Kenaran. TK Masyithoh mempunyai 42 murid, dua kelas kelompok A dan Kelompok B.
TK Masyithoh V memiliki satu gedung yang tediri dari 2 ruang kelas  yaitu kelompok A dan  kelompok B, satu kantor, satu ruang dapur dan satu  kamar mandi
2.        Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaannya penelitian pada Semester I dengan Siklus I pada tanggal 1 sampai 5 September 2015 dan Siklus II pada tanggal 7-12 September 2015. Rentang waktu pelaksanaan penelitian ini dari pukul 07.30-10.00 WIB. Dengan 5 hari persiklusnya.
3.        Tema
Tema yang digunakan pada Siklus I adalah Lingkunganku dengan subtemanya adalah bagian-bagian rumah. Pada Siklus II adalah Kebutuhanku dengan subtemanya adalah macam-macam makanan/minuman.
4.        Penelitian ini akan dilakukan pada Kelompok A dengan jumlah anak sebanyak 19 anak yang terdiri dari 9 anak perempuan dan 10 anak laki-laki.
5.        Karakteristik Anak
Pada kelompok A di TK Masyithoh V Prambanan, ini rata-rata memiliki rentang usia dari umur 4 sampai 5 tahun yang kemampuan berbahasanya masih kurang. Seharusnya kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun adalah terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa, ia telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar, telah menguasai 90% dari fonem dan sintaks bahasa yang digunakan, dapat berpartisipasi dalam percakapan.

B.  DESKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS
1.    Perencanaan
                 Pada tahap ini ada beberapa hal yang akan dilaksanakan untuk 
Meningkatkan kemampuan keaksaraan usia 4-5 tahun ( TK Kelompok A) 
     Proses perncanaan meliputi:
·         Menganalisis permasalahan
·         Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
·         Mempersiapkan media pembelajaran
·         Memilih metode pembelajaran
·         Mempersiapkan lembar observasi anak
·         Mempersiapkan lembar penilaian anak
a.              Rencana Tindakan Siklus I
Tabel 1
Rencana Kegiatan Siklus 1
RKH KE
PEMBUKAAN
INTI
PENUTUP
1.
Tanya jawab tentang huruf yang ada di wayang huruf
Menjiplak huruf  diatas gambar wayang
Meyebutkan huruf yang dijiplaknya pada wayang huruf.
2.
Menyanyi bersama lagu  a,i.u,e,o dengan wayang huruf.
Bermain  tebak huruf dengan wayang huruf
Menyebutkan huruf  awal pada gambar wayang huruf yang dipegang guru
3.
Menyebut wayang huruf  sesuai perintah secara individual
Bermain raja dan ratu dengan wayang huruf
Meyebutkan wayang huruf yang menjadi raja dan ratu
4.
Membuat huruf  depan nama anak pada  wayang huruf
Menirukan kembali 3-4 urutan huruf “Permainan  huruf berantai dengan wayang huruf”
Menghubungkan gambar dengan lambang wayang huruf
5.
Menunjuk wayang huruf yang berkaitan dengan gambar
Membuat berbagai macam coretan “ Memberi nama gambar pada wayang huruf “
Membaca gambar yang telah diberi nama dengan wayang huruf

b.      Langkah perbaikan siklus I
Kegiatan perbaikan pada siklus I meliputi: Pentaan ruang, pengelolaan kelas sesuai dengan kegiatan, pengorganisasian anak, guru mengawali dengan apersepsi sesuai dengan kegiatan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menjiplak huruf diatas wayang huruf kosong, bermain  tebak huruf dengan wayang huruf, bermain raja dan ratu dengan wayang huruf, menirukan kembali 3-4 urutan huruf “Permainan  huruf berantai dengan wayang huruf” menirukan kembali 3-4 urutan huruf “Permainan  huruf berantai dengan wayang huruf”, Membuat berbagai macam coretan “ memberi nama gambar pada wayang huruf “ dan diakhiri dengan kegiatan penutup.
c.       Rencana Tindakan Perbaikan siklus II
Tabel 2
Rencana Kegiatan Siklus 2
RKH KE
PEMBUKAAN
INTI
PENUTUP
1.
Tepuk absen
Menjiplak huruf diatas wayang huruf dengan melihat hurufnya
Mengucap huruf vokal secara individu
2.
Bersyair a.i.u.e.o
Meniru 3-5 huruf pada wayang huruf
Menyebutkan kata yang diucapkan guru
3.
Menirukan kalimat sederhana huruf vokal dan konsonan
Menghubungkan gambar dengan wayang huruf
Menyebutkan 5-10 huruf pada wayang huruf
4.
Mengurutkan wayang huruf sesuai huruf abjat
Membuat kata dengan wayang huruf
Menyebutkan kata-kata yang huruf awal sama
5.
Menulis nama pangilan pada wayang huruf kosong
Memberi tulisan pada wayang gambar dengan wayang huruf
Meniru wayang huruf tanpa menulis

d.      Langkah perbaikan siklus 2
Kegiatan perbaikan pada siklus I meliputi: Pentaan ruang, pengelolaan kelas sesuai dengan kegiatan, pengorganisasian anak, ,guru mengawali dengan apersepsi sesuai dengan kegiatan,dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menjiplak huruf diatas wayang huruf dengan melihat hurufnya, meniru 3-5 huruf pada wayang huruf, menghubungkan gambar dengan wayang huruf, membuat kata dengan wayang huruf,  memberi tulisan pada wayang gambar dengan wayang huruf,dan diakhiri dengan kegiatan penutup
2.    Pelaksanaan
a.        Prosedur Pelaksanaan PTK
Penelitian ini menggunakan Peneltian kelas Alur pelaksanaan Tindakan Kelas model Kemmis & PC Toogert (dalam   Trianto 2011:2007:14), tiap siklus terdiri dari langkah yaitu : Merencanakan, melakukan tindakan, menggamati, refleksi. Adapun skema alur tindakan model Kemmis & PC Toogert ( Trianto 2011 : 2007:14)


 
                                                                                       


 
       SIKLUS I







 





Permasalahan baru hasil reflesi
 
Pencanaan tindakan ke 2
 
Pelaksanaan tindakan  2
 
                                                    
                                                                                          

                                                                                                
Pengamatan tindakan 2
 
               SIKLUS II


 


                                






Dalam pelaksanaan  belum sesuai
 

Belum tepat lanjutkan ke siklus   seterusnya...
 

 
                                          
                                                                                          

Gambar 1
Alur pelaksanaan Tindakan Kelas model Kemmis & PC Toogert    
                (dalam Trianto 2011:1102007:14)
Alur  pelaksanaan Tindakan Kelas pertam-tama adanya permasalahan   kemudian permasalah diindentifikasi kemudian dianalisi dan di rumuskan, setelah perumusan masalah guru membuat rencana perbaikan  kegiatan,   kemudian rencana perbaikan dilaksanakan guru di kelas, setelah guru selesai  melaksanakan tindakan perbaikan siklus, guru merefleksi kegiatan perbaikan yang telah dilaksanakan dengan tujuan mengetahui kelemahan dan kelebihan tindakan yang telah dilakuan untuk melakukan perbaikan   selanjutnya, kemudian kembali pada sikuls 2 kegiatan seperti pada siklus1. Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 5 hari pembelajaran, 5 RKH, 5 skenario perbaikan  dan 5 lembar observasi.
b.      Pihak yang telibat dalam pelaksanaan PTK
Pada tahap pelaksanaan ini yang pertama kali peneliti dibantu oleh Haryanti, M.Pd selaku  supervisor 1 serta dosen pembimbing yang bertugas membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan PKP, selanjutnya peneliti   meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi supervisor 2 dan menjadi penilai. Pada kesempatan ini yang bersedia menjadi supervisor 2 sekaligus menjadi penilai adalah Nanik Yuliawati,S.Pd.AUD. Tugas supervisor 2 adalah membimbing, menilai, dan memberi masukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2. Tugas Penilai adalah menilai RKH dan pelaksanaan perbaikan dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG  PKP 2. Langkah-langkah pelaksanaan berikutnya adalah melaksanakan kegiatan perbaikan sesuai dengan RKH yang telah disusun.
c.         Langkah-langkah pembelajaran
Dalam langkah-langkah pembelajaran guru melakukan pengelolan kelas dengan penata ruangan sesuai dengan kegiatan kemudian mengorganisasian anak dalam posisi sesuai kegiatan, kemudian menyiapkan media dan alat, menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.guru mengadakan evaluasi terhadap hasil kegiatan selama proses perbaikan.




3.        Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan beberapa teknik, yaitu :
a.    Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab antara guru dan anak pada saat proses pembelajaran atau saat kegiatan pembukaan.
b.    Observasi
Observasi dilakukan pada saat  kegiatan yang terfokus pada aspek-aspek pengembangan pada indikator pengembangan.
c.    Hasil Karya
Dengan melihat hasil saat proses pembelajaran dan hasil akhir .
d.   Dokumentasi
Dengan mendokumentasikan proses pembelajaran dengan foto kegiatan pengembangan.
Peneliti bersama dengan supervisor 2 dan penilai melaksanakan pengamatan dan penilaian hasil kerja anak dengan menggunakan lembar observasi anak. Adapun instrumen observasi yang digunakan adalah :
Tabel:3
Instrumen Penilaian
NO
INDIKATOR
BB
MB
BSH
BSB
1.
Anak Mampu menjiplak Huruf




2.
Anak mamou Meniru Huruf




3.
Anak Mampu Membuat Huruf




4.
Anak Mampu menyusun huruf sesuai gambar yang dibuatnya




            Keterangan :   BB      :  Anak belum berkembang     
                                   MB      :  Anak  mulai berkembang
                                   BSH    :  Anak berkembang sesuai harapan
                                   BSB    :  Anak berkembang sangat baik

4.        Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama supervisor 2 merefleksi kelemahan dan kelebihan serta hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran. Kelemahan dan kelebihan yang ditemukan akan digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang kegiatan perbaikan selanjutnya. Proses refleksi ini dilkukan setiap hari setelah pembelajaran selesai. Tujuan dari refleksi untuk menegtahui kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran, hasil    refleksi bermanfaat untuk pengembangan peningkatan pembelajaran lebih 
 lanjut .

C.  Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini tekhnik yang di gunakan adalah Teknik kualitatif-deskriptif dengan menggunakan lembar observasi. Serta Data kuantitatif melalui portofolio yang dihitung menjadi bentuk prosentase.\  Analisis data merupakan upaya merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang benar dan dapat dipercaya. Analisis data dilakukan dengan :
v  Teknik kualitatif-deskriptif dengan menggunakan lembar   observasi.
v  Data kuantitatif melalui portofolio yang dihitung menjadi  bentuk  prosentase dengan cara:
  Jumlah anak BB/MB/BSH/BSB   X    100 %
 Jumlah Hadir

Hasil analisis data tersebut disajikan dalam bentuk uraian  tabel dan grafik. Melalui grafik dan tabel tersebut peneliti akan menafsirkan atau menginterpretasikan data itu agar lebih mudah dipahami dan menjadi bermakna. Indikator keberhasilan apabila prosentase anak yang berhasil mencapai ± 89 % dari keseluruhan siswa.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas  dengan judul Meningkatkan Kemampuan keaksaraan melalui media wayang huruf dilakukan dengan dua siklus, kemampuan mengenal huruf dengan wayang huruf anak meningkat dari 10% menjkadi 57%, hal ini masih belum sesuai dengan harapan karena media huruf yang  digunakan  teralu kecil. Kemudian dilaksanakan siklus kedua dengan hasil meningkat secara signifikan dari 57% menjadi 89%.
1.             Deskripsi Penelitian Siklus I
a.    Perencanaan
Perencanaan melalui menetapkan tujuan dan tema, menyusun rencana kegiatan,menetapkan bahan dan alat yang diperlukan seperti wayang huruf, pensil, wayang huruf kosong, menetapkan rancangan meliputi, mengatur ruangan/penataan ruangan, mengatur tempat duduk, kegiatan pembukaan, menentukan tehnik, menetapkan rancangan penilaian.
b.      Pelaksanaan.
1)        Pelaksanaan RKH 1
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 1-9-2015 pada   pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan perbaikan pada kegiatan pembukaan berupa berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk, salam, hafalan surat pendek.menyanyi sesui tema, tanya jawab tentang huruf yang ada di wayang huruf. Sedangkan pada kegiatan inti anak diajak praktek menjiplak huruf diatas gambar wayang huruf, membuat urutan bilangan satu sampai 5 dengan gambar jendela, mengayam bentuk gedhek dengan spon ati. Pada kegiatan penutup, anak diminta menyebutkan wayang huruf yang  dijiplaknya.


2). Pelaksanaan RKH 2
Pertemuan Kedua ini dilaksanakan pada tanggal 2-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2..Adapun pelaksanaannya perbaikan pada waktu pembukaan, berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk, salam, hafalan surat pendek,menyanyi bersama lagu a,i,u,e,,. sedangkan kegiatan inti, bermain tebak huruf dengan wayang huruf, memasangkan / menghubungkan lambang bilangan dengan gambar, melipat bentuk jendela, dengan kegiatan penutup, menyebutkan wayang huruf awal pada gambar wayang huruf yang dipegangnya.
3). Pelaksanaan RKH 3
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 3-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi sesuai teman, menyebut wayanh huruf sesuai perintah secara individu dilanjutkan kegiatan inti, bermain raja dan ratu dengan wayang huruf, mengelompokkan gambar macam-macam bagian rumah, mencocok gambar jendela,dan diakhiri kegiatan penutup dengan menyebutkan wayang huruf yang menjadi raja dan ratu.
4)  Pelaksanaan RKH 4
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada tanggal 4-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi sesuai tema, membuat huruf depan nama ank pada wayang huruf, dilanjutkan kegiatan inti dengan menirukan kembali 3-4 urutan huruf” Permainan huruf berantai dengan wayang huruf, meneruskan dua pola gambar pintu, jendela, melukis dengan jari, ditutup dengan kegiatan  menghubungkan gambar dengan lambang wayang huruf.
5)  Pelaksanaan RKH 5
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada tanggal 5-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi sesuai tema, menunjuk wayang huruf yang berkaitan dengan gambar, dilanjutkan dengan kegiatan inti, membuat berbagai macam coretan” Memberi nama gambar denagn wayang huruf”, Menyebut urutan bilangan1-10, menjahit bentuk rumah, ditutup dengan kegiatan membaca gambar yang telah diberi nama dengan wayang huruf.
c.         Refleksi siklus 1
Pada tahap ini peneliti dan supervisor 2 merefleksi kelemahan, kelebihan dan hal-hal yang unik yang terjadi selama pembelajaran sebagai acuan pembelajaran lebih lanjut.
1)      Refleksi kegiatan pengembangan pertama kelemahannya adalah dalam menjiplak huruf yang digunakan untuk menjiplak kurang besar jadi anak mengalami kesulitan. Kelebihan dalam pengembangan kegiatan adalah kegiatan yang variatif dan media yang menarik, sedangkan hal unik yang ditemukan adalah anak disuruh menyebutkan wayang huruf yang dijiplaknya justru dibuat maianan wayang.
2)      Refleksi kegiatan pengembangan kedua kelemahannya adalah waktu penjelasan cara bermain tebak huruf terlalu cepat sehingga anak kurang faham, kelebihan dalam pengembanagn kegiatan inii adalah media yang menarik, sedangkan hal-hal yang unit yang terjadi adalah pada saat anak dipanggil untuk bermain tebak huruf anak tidak mau melakukan bermain huruf maunya hanya di foto saja..
3)        Refleksi kegiatan pengembangan ketiga kelemahnnya adalah dalam pengorganisasian anak kurang maksimal sehingga dalam permainan raja dan ratu masih ada beberapa anak yang main sendiri, kelebihan dalam kegiatan pengembangan ini adalah permainan yang kreatif dan media yang menarik, sedangkan hal-hal unik yang ditemukan adalah salah satu anak pada saat bermain jadi ratu minta makhota.
4)        Refleksi kegiatan pengembangan ke empat, kelemahan kegiatan pengembangan adalah dalam kegiatan menghubungkan gambar wayang huruf , huruf pada wayang huruf terlalu kecil, kelebihan dalam pengembangan ini adalah media yang menarik, sedangkan hal-hal unik yang ditemukan adalah beberapa anak menyebutkan huruf dalam wayang huruf terbalik huruf  p dibalik jadi b.
5)      Refleksi kegiatan pegembangan ke lima, kelemahan dalam kegiatan pegembangan ini adalah dalam kegiatan memberi nama gambar dengan tulisan media wayang huruf tidak tertata dengan rapi sehingga anak kesulitan dalam pemilihan wayang huruf, kelebihan dalam pengembangan ini adalah kegiatan yang variatif dan media yang menarik,hal-hal yang unik yang ditemukan adalah ada satu anak yang dengan cepat mengambil wayang huruf dengan cepat tanpa mendengar perintah secara lengkap.

d. Hasil Observasi Siklus 1
    Dari hasil pengamatan pada pengembangan siklus I dihasilkan data sebagai berikut:
Tabel: 4
Hasil Observasi Siklus I
NO
INDIKATOR
BB
MB
BSH
BSB
1.
Anak Mampu menjiplak Huruf

11
6
2
2.
Anak mamou Meniru Huruf

10
4
6
3.
Anak Mampu Membuat Huruf

8
7
4
4.
Anak Mampu menyusun huruf sesuai gambar yang dibuatnya

6
8
5
Dari tabel diatas  kemampuan keaksaraan   anak sebelum siklus pada indikator  1-4, hanya sekitar 2—12 anak saja yang mampu melaksanakan kegiatan dengan baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus I hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari 2 anak menjadi 10 anak yang mampu mengenal huruf dengan baik.  Tetapi peneliti belum puas dengan hasil tersebut, dikarenakan reaksi anak terhadap pengelolaan kelas belum sepenuhnya dapat menerima pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena masih ada anak yang asyik dengan kegiatan nya sendiri. Sebagian anak belum dapat menangkap penjelasan yang di berikan guru dengan baik. Selanjutnya peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran siklus 2 pada  hari selanjutnya.

2.      Deskripsi Siklus II
a.    Perencanaan
Perencanaan melalui menetapkan tujuan dan tema, menyusun rencana kegiatan,menetapkan bahan dan alat yang diperlukan seperti wayang huruf, wayang gambar, pensil, menetapkan rancangan meliputi, mengatur ruangan/penataan ruangan, mengatur tempat duduk, kegiatan pembukaan, menetukan tehnik, menetapkan rancangan penilaian.
b.   Pelaksanaan
1) Pelaksanaan RKH 1
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 7-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan  pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk, salam, hafalan surat pendek.menyanyi sesui tema, tepuk absen, dilanjutkan dengan kegiatan inti, praktek menjiplak huruf diatas gambar wayang huruf kosong dengan melihat wayang huruf, membilang dengan gambar buah 1-5, merobek bebas kertas, ditutup dengan kegiatan menyebutkan  huruf vokal pada wayang huruf.
2). Pelaksanaan RKH 2
Pertemuan Kedua ini dilaksanakan pada tanggal 8-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2.Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, masuk, salam, hafalan surat pendek, bersyair a,i,u,e,o, dilanjutkan dengan kegiatan inti,meniru 3-4 huruf pada wayang huruf, memasangkan gambar alat makan dengan pasanganya, meronce manik-manik ditutup dengan kegiatan, menyebutkan 5-10 huruf pada wayang huruf.
2)       Pelaksanaan RKH 3
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 9-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2..Adapun pelaksanaan pembukaan dengan bebaris, berdoa sebelum kegiatan, salam ,hafalan surat pendek, menyanyi sesuai tema, menirukan kalimat sederhan,dilanjutkan kegiatan inti, memasangkan gambar dengan wayang huruf, memasangkan gambar buah dengan angka, membentuk buah dengan plastisin, di tutup dengan kegiatan menyebutkan 5-10 huruf pada wayang huruf.
4)   Pelaksanaan RKH 4
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada tanggal 10-9-2015 Pada   pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2..Adapun pelaksanaan kegiatan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi sesuai tema, mengurutkan wayang huruf sesuai abjat, dilanjutkan dengan kegiatan inti, membuat kata apel dengan wayang huruf, memasangkan alat makan dengan pasanganya, mencocok gambar jeruk, ditutup dengan kegiatan  menyebutkan kata-kata yang sesui huruf awal sama.
5)   Pelaksanaan RKH 5
           Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada tanggal 11-9-2015. Pada pelaksanaan ini peneliti akan dibantu oleh teman sejawat yang berperan sebagai supervisor 2. Adapun pelaksanaan pembukaan dengan berbaris, berdoa sebelum kegiatan, salam, hafalan surat pendek, menyanyi sesuai tema, menulis nama pangilan pada wayang huruf kosong, dilanjutkan dengan kegiatan inti, memberi tulisan pada wayang gambar dengan wayang huruf, mengurutkan gambar jerukdari yang kecil ke besar, menggunting gambar jeruk, ditutup dengankegiatan  meniru menulis wayang huruf dengan jari  di atas meja.
c.       Refleksi siklus II
                        Pada tahap ini peneliti dan supervisor 2 merefleksi kelemahan,    
 kelebihan dan hal-hal yang unik yang terjadi selama pembelajaran
 sebagai acuan pembelajaran lebih lanjut.
1.      Refleksi kegiatan pengembangan pertama kelemahannya adalah  dalam menjiplak huruf yang digunakan hasil dari komputer anak kesulitan dalam membuat garis kedua. Kelebihan dalam pengembangan kegiatan adalah kegiatan yang variatif dan media yang menarik, sedangkan hal unik yang ditemukan adalah setelah mejipalk huruf, wayang huruf diselipkan ditengah celah meja dibuat seakan-akan wayang huruf menjadi perahu.
2.      Refleksi kegiatan pengembangan kedua kelemahannya adalah penjelasan kurang maksimal sehingga anak kurang mengerti, kelebihan dalam pengembanagn kegiatan inii adalah media yang menarik, sedangkan hal-hal yang unit tidak ditemukan karena asyik dalam kegiatan pegembangan.
3.      Refleksi kegiatan pengembangan ketiga kelamahnnya adalah dalam pengorganisasian anak belum maksimal, kelebihan dalam kegiatan pengembangan ini adalah permainan yang kreatif dan media yang menarik, sedangkan hal-hal unik yang ditemukan adalah salah satu anak pada saat memasangkan wayang gambar dengan wayang huruf anak minta gambar kesayangannya mobil.
4.      Kegiatan pengembangan ke empat, kelemahan kegiatan pengembangan adalah tidak ada kelemahna karena segala kelemahna sudah diperbaiki , huruf pada wayang huruf terlalu kecil, kelebihan dalam pengembangan ini adalah media yang menarik, sedangkan hal-hal unik yang ditemukan adalah pada saat penegembangn ada satu anak yang dengan asyiknya bermain kartu huruf dengan beryanyi.
5.      Refleksi kegiatan pegembangan ke lima, kelemahan dalam kegiatan pegembangan ini adalah media wayang hurugf kurang banyak, kelebihan dalam pengembangan ini adalah kegiatan dengan permainan dan media yang menarik,hal-hal yang unik yang ditemukan adalah ada satu anak yang suka dengan huruf X.

d. Hasil Observasi Siklus 2
   Dari hasil pengamatan pada pengembangan siklus 2 dihasilkan data   
   sebagai berikut:
Tabel : 5
Hasil Obsevasi Siklus 2
NO
INDIKATOR
BB
MB
BSH
BSB
1.
Anak Mampu menjiplak Huruf dengan melihat wayang huruf

3
9
7
2.
Anak mamou meniru huruf 5-10 huruf.

3
6
10
3.
Anak Mampu Membuat Huruf menjadi kata.

2
9
8
4.
Anak Mampu menyusun tulisan gambar yang dibuatnya

2
8
9

Dari tabel diatas  kemampuan keaksaraan   anak pada indikator 1-4  sudah mencapai 89% atau sekitar 17 anak dari 19 yang mampu melaksanakan kegiatan dengan baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II hasil yang diperoleh mengalami peningkatan yang signifikan dalam  mengenal keaksaraan/ huruf dengan baik sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan yang di harapakan oleh guru.

B.     Pembahasan Dari Setiap Siklus
Peningkatan kemampuan huruf melalui media wayang huruf TK Masyithoh V Prambanan kondisi sebelum siklus, siklus I sampai siklus II disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel : 6
Keadaan Pra siklus, Siklus 1. Siklus 2
Indikator
Pra Sikus
Siklus I
Siklus II
Menjiplak Huruf
5%
42%
84%
Meniru Huruf
5%
47%
84%
Membuat Huruf
5%
57%
89%
Menyusun Huruf
5%
68%
89%







Dari data tabel diatas berbentuk grafik : 1

 
Menurut penulis kemampuan siswa kelompok A TK Masyithoh V Prambanan dalam mengenal huruf sebelum dilakukan perbaikan masih kurang, kemampuan keaksaraan baru mencapai di bawah 5% dari jumlah siswa kelompok A yang berjumlah 19 siswa. Berdasarkan temuan-temuan dan hasil diskusi dengan teman sejawat tentang penggunaan permainan wayang huruf dalam perkembangannya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa/keaksaraan terutama pengenalan huruf  perlu direncanakan sebaik-baiknya dan pelaksanaanya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah di buat sebelumnya.
            Dari hasil perbaikan masih belum mencapai 100% karena ada 2 anak yang mengalami kesulitan dalam mengenal huruf  dikarenakan satu anak saat lahir prematur sehingga mempengaruhi perkembangan otaknya dan daya tangkap lebih rendah dari teman-teman satu kelas, satu anak lagi mengalami keterbelakangan  metal yang dikenal hanya huruf X , menurut pengamatan peneliti anak suka huruf X  dikarenakan dia sering mencoret-coret tanda silang .
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelompok A TK Masyithoh V Prambanan dalam mengenal huruf dengan kategori baik setelah diadakan perbaikan siklus 1 dan 2 mengenal keaksaraan khususnya mengenal huruf melalui permainan media wayang huruf sudah sesuai harapan peneliti/guru.
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam kegiatan berkomunikasi pada   khususnya. Demikian pula peran bahasa bagi anak. Anak memiliki perbedaan dalam perkembangan bahasa ada yang  lancar, ada yang lambat, ada yang suka bercakap-cakap ada yang tidak. Perbedaaan ini terjadi karena perbedaan tahap perkembangan atau pengaruh lingkungan anak. Buhler (dalam Nurbiana Dhieni 1.5) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi sosial yang berkaitan dengan semantik dan fungsi ekspresif, bahasa sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari konteks sosial.
 Bromley (dalam Nurbiana Dhieni, dkk,1992:1.11) Bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk menstansfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Bromley (dalam Nurbiana Dhieni,dkk, 1992:1.19) menyebutkan empat macam bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa membaca dan menulis baru diajarkan pada saat anak sudah SD tetapi banyak ahli yang mengatakn bahwa membaca dan  menulis harus diajarkan sejak dini..
Hal ini mengingat potensi dasar yang harus dimiliki setiap anak sebagaimana tertuang dalam Undang-undang nomer 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasiaonal yakni sistem Pendidikan Nasional harus memberikan pendidikan dasar bagi setiap warga negara indonesia agar masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan membaca, menulis, dan berhitung serta mempergunakan bahasa Indonesia yang diperlukan oleh setiap warga negara berbangsa dan bernegara.
Tahun-tahun pertama  dalam kehidupan dikenal sebagai tahapan pralinguistik yang diikuti oleh tahapan linguistik.Menurut Vygotsky (dalam Masitoh,dkk, Woolfolk,1995:2.16) Bahwa the lenguage is fist mastered collaboratively with an adult or more competent peer,solely with objective of communication. Then it becames internalized and serves as a mean of consciouns control and thought. Dengan maksud anak belajar bahasa dari orang dewasa secara kolaboratif . Setelah diinternalisasakan dan secara sadar digunakan sebagai alat berfikir dan alat kontrol.
Selanjtunya Woofolk (dalam masitoh,dkk, 1995:2.17) mengemukakan bahwa anak dapat belajar bahasa melalui instructional conversation, yaitu situasi dimana anak belajar melalui interaksi dengan guru atau siswa lainnya.
            Membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Jadi kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatn seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya serta menarik, kesimpulan mengenai maksud bacaan. Aderson dkk (dalam Nurbiana Dhieni,dkk,1985:5.5) memadang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.Kegiatan membaca terkait dengan pengenalan huruf atau aksara, bunyi dari huruf atau rangkaian huruf-huruf, makna atau maksud, dan pemahaman terhadap makna dan maksud berdasarkan konteks wacana. Hari (dalam Nurbiana Dhieni,dkk, 1970:3:5.5) membaca merupakan interpretasi yang bermakna simbol verbal yang tertulis/tercetak.
            Untuk membantu pembelajaran di perlukan sebuah media.Menurut Heinich dan Russel, (dalam Badrun Zaman, 1993:4.4) Media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak  dari kata  medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan ( a receieve).Schraman, (dalam Badrun Zaman, 1977:4.4), media adalah tehnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.Briggs,(1977:4.5),media sarana untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku, vidio,slide. NEA,(Dalam Badrun Zaman 1969:4.5) ,media sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk tehnologi perangkat kerasnya.
Berdasarkan pendapat Halliday tentang fungsi bahasa maka bahasa merupakan medium yang paling penting dalam komunikasi manusia dan bersifat universal. Salah satu cara untuk meningkatkan bahasa anak di Taman Kanak-kanak yaitu dengan keaksaraan melalui media wayang huruf.
Metode pembelajaran yang sebagian besar banyak digunakan di TK adalah metode permainan, metode permainan adalah suatu cara penyajian pembelajaran yang dilakukam dengan tehnik bermain.Nilai bermain bagi anak sangat luas dan meliputi , seluruh aspek perkembangan anak baik fisik, kognitif, bahasa maupun kreativitas., sosianal emosional . bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas dan imajinasinya. Melelui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul, dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan peran sesuai jenis kelamin , menambah perbendaharaan kata dan menyalurkan perasaan tertekan. Hal ini membuktikan bahwa metode permainanmellalui media wayang huruf dapat membantu siswa kelompok A Tk Masyithoh V Prambanan dalam pembelajaran mengenal  huruf, anak  lebih mudah dan menyusun pola huruf . fakta ini  membuktikan bahwa melalui metode permainan wayang huruf pemebelajaran menjadi effektif dan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Disini guru ditutut untuk dapat mejalankan perannya sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara optimal.








BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT


A.KESIMPULAN 
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan Bahasa/keaksaraan melalui wayang hruf  pada kelompok A di TK  Masyithoh V Prambanan  dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Kegiatan permainan wayang huruf yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan keaksaraan anak, hal ini dapat dilihat dari grafik hasil pencapaian akhir siklus.  Dalam grafik tersebut terjadi peningkatan kemampuan anak dalam pengenalan huruf melalui media wayang huruf menjadi sebesar 89% dari kondisi awal yang hanya 5% dari jumlah anak.
2.      Wayang huruf dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal keaksaraan dan memahami huruf di TK Masyithoh V Prambanan.

B. SARAN  TINDAK LANJUT
     Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka peneliti dapat  memberikan saran sebagai berikut :
1.      Guru TK diharapkan untuk terus berinovasi, kreatif dan imajinatif  mengembangkan kemampuan anak terutama dalam keaksaraan melalui wayang huruf.
2.      Guru TK diharapkan untuk selalu tekun dan sabar dalam membimbing dan mendampingi anak selama proses pembelajaran.
3.      Kegiatan pembelajaran bahasa dengan berbagai teknik dan metode yang bervariasi dilakukan secara konsisten untuk menstimulasi kemampuan bahasa pada anak TK
4.      Penggunaan media wayang huruf yang menarik dan bervariasi sangat penting untuk pengembangan bahasa agar anak berkembang secara optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Nurbiana Dhieni,dkk ,(2011), Metode pengembangan bahasa, Jakarta:Universitas Terbuka

B.F.F. Montolalu,dkk ,(2012), Bermain dan Permainan Anak,Tangerang Selatan: Universitas Terbuka 

IGAK Wardhani,Kuswaya Wihardit,(2014),Penelitian Tindakan Kelas,Tangerang selatan: Universitas Terbuka

Siti Aisyah,dkk (2014), Perkembangan dan konsep dasar pengembangan Anak Usia Dini,Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Badru Zaman, Asep Hery Hermawan,Cucu Ellyawati(2012),Media dan Sumber Belajar TK,Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.

Tim PKP PG-PAUD(2013), PanduanPemamtapan Kemampuan Profesional,Tangerang Selatan:Universitas Terbuka .

Rini Hildayani,dkk (2011),Psikologi Perkembangan Anak,Jakarta :Universitas
          Terbuka.

Masitoh,dkk(2012),Setrategi Pembelajan TK,Tangerang Selatan: Universitas
          Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLOGO PRAMBANAN

KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGG UNTING GAMBAR BERPOLA PADA KELOMPOK B DI TK ABA TLO...